23!

3.8K 306 4
                                    


"Bad Things"

***

[Ruang 6]
(XI IPS 1, 2, 3, dan 4)

Daftar nama :

1. Alana Putri
2. Bayu Ramdhani
3. ...
4. Diraya Angelina
5. ...
6. ...
7. Farel Irsyad Gunawan

Ini masalah.

      Alana menghela nafas ketika melihat nama Intan tidak tertera di sana. Dia sendirian, hanya ada Farel yang lumayan dikenalnya. Ini tidak sesuai ekspektasi sama sekali. Padahal Alana pikir selama UAS akan tetap satu ruangan dengan teman-teman sekelasnya. Tidak dibagi-bagi seperti ini.

Dan satu lagi yang Alana pikir cukup meresahkan, ada nama Diraya juga di sana.

Diraya yang itu kah?

"Lan?"

Alana menoleh ke arah sumber suara di sebelahnya, tersenyum tipis pada orang yang ternyata Farel. Laki-laki manis yang hari ini memakai jaket boomber merah maroon. Nampak pas di tubuh tingginya.

"Hey."

"Kita satu ruangan," kata Farel, Alana mengangguk. "Kalo ada apa-apa bilang gue aja," sambungnya diiringi cengiran. Sehingga Alana berpikir bahwa itu hanya sekadar basa-basi.

"Oke."

"Mau ke kelas sekarang?" Tawar Farel. Lagi, Alana mengangguk dan berjalan lebih dulu karna Farel yang mempersilakan. Namun akhirnya mereka tetap jalan bersisian.

"Lo udah belajar?"

"Hah?"

Mendengar respon Farel, Alana lantas menatap laki-laki di sebelahnya lalu mengulangi pertanyaan, "lo udah belajar?" dengan sedikit penekanan.

"Oh! Udah." Farel menggaruk belakang kepala kikuk. Sebenarnya ia bukan tidak mendengar apa yang Alana tanyakan, hanya saja Farel lumayan terkejut mendapati Alana bertanya lebih dulu.

"Lo sendiri udah?" Farel balik bertanya. Memperhatikan gadis yang kini menguncir asal rambutnya hingga beberapa helai poni panjangnya jatuh di sisi pipi. Membuat Farel gatal ingin menyelipkan di balik telinga, tapi diurungkan karna takut dianggap lancang.

Alana menggeleng. "Nggak sempet. Gue lembur semalem. Pulang-pulang jam sepuluh, terus si Cakra--" tiba-tiba gadis itu mengentikan kalimat, merasa tidak harus melanjutkan.

Farel pun tersenyum maklum.

"Dia pasti ngerecokin lo."

"Dia emang selalu ganggu," sahut cepat Alana seraya menggedikan bahu.

Lagi, Farel tersenyum tanpa niat membalas.

       Alana masih sekaku dulu, seperti saat pertama mereka bertemu di ruang Tata Usaha. Bahkan setelah mereka melakukan obrolan ringan di toko roti, Alana masih begitu. Entah hanya perasaannya atau karna efek Lia yang memiliki pacar baru, Farel merasa Alana tidak nyaman berada di dekatnya.

Tapi, segala kekakuan gadis itu hilang jika sudah bersama sahabatnya, Cakra. Farel, sih, tidak masalah, hanya terkadang, mulutnya ingin sekali mengeluarkan segala pikiran mengganjalnya soal mereka berdua.

Favorably (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang