22!

4.1K 380 24
                                    

Didedikasikan buat penggemar Alana-Cakra.
.
.
.

"More Than This"

***

         Dentingan bel di atas pintu toko menandakan datangnya pelanggan. Alana membenarkan letak topinya, seorang laki-laki dengan masker dan topi berjalan menghampirinya. Alana sempat bingung, tapi dia tetap mempertahankan senyum.

"Selamat datang di SweetBread. Silakan duduk dan mau pesan apa?"

Orang di depannya itu berdeham. "Kalo saya pesen senyuman Mbak buat disimpen sampe akhir hayat bisa nggak?"

Alana memutar bola mata, lalu menarik turun masker laki-laki berjaket hitam tersebut secara kasar. Dan sekali lagi, bola mata gadis itu bergulir keki ketika melihat kilat jahil dari mata juga senyum menyebalkan orang itu.

"Udah gue duga, sih, kalo itu lo."

Cakra terkekeh, menjawil dagu Alana yang mana langsung ditepis oleh si pemilik dagu. "Segitu kangennya sama gue sampe tau itu gue meski pake masker," godanya dengan sebelah tangan memasukkan masker ke kantong jaket.

"Ngapain ke sini?" Alana bersidekap, tatapan matanya datar, sedatar garis bibirnya.

Cakra menggedikkan bahu. Netranya setia menetap pada milik Alana. "Mau ketemu lo sekaligus ngeliatin lo," katanya seraya menaik-turunkan alis, menggoda.

"Kalo ke sini cuma mau ngisengin gue, mending pulang aja." Alana pergi berlalu, meninggalkan Cakra ke meja kasir, mengabaikan laki-laki yang kini sudah berdiri di hadapannya seraya bertopang dagu. Masih dengan senyuman konyol miliknya.

"Lo jadi kasir? Perasaan kemarin kasirnya cowok."

Alana menggaruk leher yang sebenarnya tidak gatal, menahan jengkel lalu menarik hidung mancung laki-laki itu dan membiarkannya begitu. "Mau pergi nggak?"

Senyuman makin mengembang di bibir Cakra. Dia memegang sebelah tangan Alana yang tadi menarik hidungnya, dengan lembut. "Aduh, kalo udah dipegang sama lo, mah, gue jadi males pergi. Gimana, dong?"

"Sinting!" Gadis yang mengenakan topi berlogo toko itu lantas menyentakkan tangan, yang sialnya malah ditahan oleh Cakra. Air muka Alana semakin jutek. "Minta pegang-pegang sama cewek lo sana! Dasar idiot!"

"Orang gue maunya sama lo," balas Cakra, keras kepala.

Alana membuang nafas lelah, membiarkan laki-laki itu melakukan sesukanya. "Lo itu bener-bener ganggu," gumamnya kemudian, Cakra yang mendengar itu pun nampak tidak mempersalahkannya.

"Gue pesen Blueberry Rocky sama Chocolate Croissant, deh. Makan di sini, biar bisa sambil ngeliatin lo kerja." Cakra terkekeh ketika melihat Alana melotot padanya.

"Segala yang lo lakuin itu kayaknya nggak ada yang berfaedah, ya."

Cakra hanya tertawa, lalu melangkah menuju salah satu meja dekat kaca ketika Alana pergi ke dalam ruangan--memberitahu pesanan, dia memusatkan pandangan pada jalanan di luar.

          Laki-laki itu lama-lama melamun, melamunkan hari kemarin, hari yang cukup mengejutkan bagi dirinya karna seorang Diraya. Gadis feminim yang selalu terlihat kalem di mata Cakra. Telah mencium pipinya di depan umum. Di depan anak-anak yang berlalu-lalang, di depan Alana. Entah apa yang kekasihnya itu pikirkan, yang pasti Cakra cukup tak menyangka.

Favorably (Complete)Onde histórias criam vida. Descubra agora