Bab 24

9.7K 1.2K 94
                                    

.

.

Arti dari pepatah, 'kesedihan panjang ternyata sukacita', arti dari pepatah, 'ketulusan menghancurkab emas dan batu', arti 'kerja keras terbayar untuk pria yang berusaha' Wan Yan Xu akhirnya memahami sepenuhnya. Ekspresinya berubah sepersekiandetik. 

.

Dia hampir berteriak kegirangan, dan secara naluriah merasa bahwa dia harus menutupi wajahnya dengan senyum dan menahan dua air mata untuk mengungkapkan betapa bahagianya dia. Jadi, yang hanya dia lakukan adalah menatap kosong pada Su Yi; dia tidak melakukan apa-apa, karena dia tidak mampu melakukan apa-apa.

.

Setelah waktu yang sangat lama telah berlalu, hanya ketika Su Yi bertanya-tanya apakah pria di depannya telah hilang kesadaran, Wan Yan Xu akhirnya mengulurkan lengannya, yang sedikit gemetar, dan membuat beberapa gerakan sebelum meraih Su Yi kedalam pelukannya.

.

Kekuatan pelukan itu hampir membuat Su Yi tercekik, seperti yang diduga besarnya kekuatan pria itu. Su Yi terkejut tapi ketika dia baru saja akan menjauhkan pria yang menempel ditubuhnya, dia mendengar Wan Yan Xu berbisik di samping telinganya, mengatakan setiap kata dengan hati-hati, " Su Su, Jika aku dapat memilikimu, aku tidak akan pernah menginginkan apapun lagi dalam hidupku."

.

Su Yi tertegun, dan tiba-tiba menghentikan semua gerakannya. Untuk beberapa alasan, pernyataan yang diucapkan pria itu pada saat ini, tidak membangkitkan rasa penghinaan bagi Su Yi. Sebaliknya dia hanya bisa merasakan kebenaran dalam setiap suku katanya.

.

Mendesah dalam hatinya, dia berpikir: meskipun orang ini adalah musuh terbesarku sepanjang hidup ini, dia juga teman dekat seumur hidupku. Terbukti, segala sesuatu di dunia ini tidak bisa lepas dari kata-kata ' nasib mempermainkan kehidupan seorang pria'.

.

Beberapa saat kemudian, ketika mereka datang ke istana, mereka melihat kerumunan administrator istana berlari keluar dari gerbang. Menghentikan jarak pendek dari Wan Yan Xu, mereka berlutut dan orang bagian paling depan kelompok itu mengatakan dengan ketakutan, "Lapor ke Yang Mulia, kami telah mendengar bahwa Yang Mulia akan tiba besok, karena itu kami gagal untuk keluar dan menyambut Yang Mulia. Kejahatan kami layak untuk sepuluh ribu kematian, kami meminta Yang Mulia memberikan kami hukuman."

.

Wan Yan Xu tersenyum dengan ramah dan mengatakan, "Berdirilah, aku sangat tidak sabar, dan tiba lebih cepat dari jadwal. Menjaga tempat ini dengan kru pasti melelahkan, tidak ada kebutuhan lebih lanjut dari laporan. Kau telah merawat kota ini dengan baik, aku telah masuk dengan pakaian kasual dan aku melihat bahwa bahwa jalan-jalan yang ramai dengan aktivitas bahkan dalam keadaan normal. Belum terpengaruh oleh peristiwa perang; kau pasti begitu handal. Kalian semua aku hargai dengan baik."

.

Setelah mendengar kata-kata ini, administrator yang berkumpul akhirnya bisa santai, dan kerumunan di sekitar Wan Yan Xu sebagai pendamping memasuki istana. Pada titik ini, itu sudah terlambat. Setelah mereka makan, mereka memilih secara acak sebagai tempat peristirahatan mereka, menunggu kedatangan semua selir dan pejabat penting pada keesokan harinya sebelum membuat pengaturan lebih lanjut.

.

Jin Liao baru saja memindahkan ibukotanya ke Dou Yan, hal ini sendiri menyebabkan banyak kebingungan dan keributan. Sebagai penguasa, Wan Yan Xu tidak boleh bermalas-malas, sampai-sampai dia bahkan tidak bisa mengunjungi Su Yi walau hanya untuk mengganggunya.

.

Ketidakhadirannya adalah bantuan untuk Su Yi, dan dia bisa mulai untuk bersantai. Meskipun Su Yi masih memiliki keinginan untuk melarikan diri, dia tidak melakukannya karena, untuk satu alasan, Wan Yan Xu telah menugaskan penjaga untuk terus mendampinginya.

.

Untuk hal yang lain, dia tahu betul bahwa bahkan jikapun dia berhasil untuk melarikan diri sendiri, dia tidak akan mungkin mampu menyelamatkan semua orang dari Great Qi. Kelemahan terbesarnya yang telah dikuasai oleh Wan Yan Xu, baginya untuk melarikan diri dari telapak tangan iblis adalah sesulit mencapai langit.

.

Pada hari ini, setelah makan pagi, Putra Mahkota Wan Yan Shuo menerobos santai ke tempat Su Yi. Dia hanya tersenyum misterius pada Su Yi, dan terus tersenyum sampai Su Yi benar-benar bingung dengan tingkah lakunya.

.

Hanya beberapa menit kemudian Wan Yan Shuo berkenan untuk berbicara, mengatakan dengan santai, "Kau masih memiliki mood untuk membaca saat ini? tidak bisakah kau melihat bahwa Taman Merriment sudah diperbaiki dan siap untuk ditempati?"

.

Su Yi melirik luar jendela; rasa sakit di hatinya dicampur dengan kebencian yang membuatnya merasa jauh lebih baik. Untuk membangun istana mewah ini, Raja Qi telah mengalihkan dana yang dimaksudkan untuk militer, menyebabkan pasukannya melemahkan dan mudah dikalahkan, dan pada dasarnya, telah secara langsung menyebabkan mereka kehilangan tempat mewah itu. Su Yi berbalik, tidak terlalu ingin untuk terlibat percakapan dengan Wan Yan Shuo, dia hanya mengatakan dengan kasar dan berat, "Ini adalah momok yang telah menyebabkan jatuhnya negaraku, apa yang perlu dikagumi?"

.

Wan Yan Shuo menganguk dan berkata lagi, "Oh, tentu saja. Bisa dipahami kenapa kau marah. Aku dengar bahwa rajamu menghabiskan seluruh dana militer untuk membangun tempat itu. Dia membodohi semua orang. He he, dia menghabiskan banyak pikiran dan energy tapi malah membawa keberuntungan bagi kami. Aku penasaran apa yang dipikirkannya saat ini di bawah tanah?"

.

Su Yi mengatakan dengan dingin, "Kau datang kesini untuk mengatakan itu? Jika ya, aku sudah mendengarnya, jadi tolong pergilah."

.

Wan Yan Shuo tidak merasa tersinggung, dia tertawa dan mengatakan, "Tentu saja tidak. Ketika Taman Merriment telah benar-benar selesai, ayahku akan menobatkan ratu yang baru. Apa hal itu tidak membuatmu khawatir?"

.

Su Yi mengangkat wajahnya, dan menatap mata pria kecil itu, tersenyum dingin, dia berkata, "Penobatan ratu tidak ada hubungannya denganku. Kenapa aku harus merasa khawatir? Keduanya, kau dan ayahmu tidak berpikir ketika berbicara."

.

Wan Yan Shuo sangat terkejut dan matanya membesar, "Apa? Apa ayahku tidak memberimu sebuah clue kecil? Dia terlalu lamban. Bukankah itu berarti kau tidak tahu bahwa ratu baru yang akan dinobatkan tidak lain dan tidak bukan adalah kau?"

.

Dengan suara gedebuk besar, buku yang ada dalam genggaman Su Yi terjatuh disamping meja Wan Yan Shuo. Wajah Su Yi sampai ketelinganya menjadi merah, dia berteriak, "Kau pria kecil, dan Putra Mahkota negara ini. Kenapa kau tidak menyaring kata katamu ketika berbicara? Tidak perlu, kau bisa membunuhku sesukamu. Ayahmu menggunakan rakyatku untuk mengancamku. Bukankah itu sudah cukup untuk kalian berdua? Apakah sangat penting anak sepertimu mempermainkanku? Meski aku memeliki hati, aku tidak bisa menahannya lagi. Ketika aku dipaksa dimana tidak ada jalan selain kematian, apapun alasannya, mereka tidak akan membiarkanku bertahan di dunia ini."

.

Wan Yan Shuo merasa takut daripada khawatir, dia tersenyum lagi, "Aku sangat menghargai moral Jendel Su, tapi tidak sepatah katapun dari ucapanku adalah kebohongan. Kau akan tahu segera, jika kau mau melakukan apa yang aku katakan, dan menjaga kehidupan rakyatmu, tidak akan ada yang bisa menahanmu jika kau ingin mati. Tapi, aku sangat memahami ayahku, dia pasti akan membalasnya dengan darah. Sesuatu yang bahkan tidak pernah bisa kau bayangan. Baiklah, lihat dan tunggu saja." dia memberikan sebuah tawa lagi dan pergi.

.

.

Akhir Bab 24

Mudah mudahan Su Yi tahanyahhh sama anak dan bapaknya kekeke.

Maaf ya kalau transnya ada yang salah, maklum dulu transnya kilat sihhh

60 VOTE + 15 COMMENT = LANJUT ENTAR MALAM!!!  

[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.Where stories live. Discover now