Bab 39

11.2K 1.2K 95
                                    

Oke sebelum baca, saya mau curhat dulu.

Tadi pagi niat upload subuh, tapi yah kebablasan dan harus bangun pagi biar gak terlambat kerja. Soalnya sistem ttdnya yang sekarang harus pakai sidik jari, jadi gak bisa boong lagi. LOL

Siangnya mau uplad tapi kerjaan numpuk dan gak sempat buka hp. Hpnya cuma di cas trus ditinggal, dan kelupaan sampai sore.

Pas pulang ternyata mati lampu dari jam 4, berarti udah sejam dan akhirnya baru nyala pas jam 9an. Sebenarnya sih hp masih full charge, tapi disini kalau mati lampu jaringan 3 nya juga ikutan mati, klop banget gitu.

Sekarang udah nyala dan bisa upload chap ini, sempet syok juga sih sama yang komen, bukan komenannya, tapi karena yang biasanya gak pernah sempetin komen eh malah komen karena gak di up. Hahaha tapi saya sih woles aja. Sudah bisa vote juga gak apa2 kok. Kalau malas komen setidaknya hargai ya dengan VOTE.

Maaf kalau gak hot, sebenarnya emang gak hot di novel aslinya, cuma saya improve aja biar kalian sedikit puas? hahaha... Semoga suka!!!

.

.

Wan Yan Xu sangat gugup, khawatir bahwa dia akan menyakiti pria manis yang berbaring di bawahnya. Dengan lembut mencium keningnya, lalu hidung dan bibir merahnya, turun ke leher mulusnya, bahu bulat, tulang selangka yang terbentuk indah, dan kembali merenggut cherry merah yang mekar.

.

Setiap belaiannya membawa kegilaan, dan ciuman itu benar-benar menyebabkan Su Yi merasa tak nyaman dan nyaman diwaktu bersamaan. Wan Yan Xu memegang kedua pinggang Su Yi dan memposisikan juniornya ke dalam hole itu.

.

Meskipun ketidaknyamanan karena pembukaan yang tiba tiba, holenya bahkan lebih mendesak daripada sebelumnya. Berteriak-teriak untuk diisi, rasa gatal yang akan terbebas melalui beberapa gesekan, tapi bagaimana bisa dia mengatakannya dengan lantang?

.

Wan Yan Xu sudah melakukan yang terbaik untuk menahan kesabarannya, jadi bagaimana bisa dia menahan rangsangan tambahan ketika tubuh Su Yi terus bergerak dan menyentuh juniornya? Dengan erangan yang dalam, dia berkata, "Su Su, jangan bergerak."

.

Setelah itu, dia tidak bisa lagi menahan diri, mengangkat kaki Su Yi tinggi-tinggi, dan menempatkan masing masing dibahunya. Terbebas dari halangan, ereksinya bergerak terus maju; dibantu oleh pelumasan, miliknya masuk ke dalam hole itu.

.

"Ah!" Su Yi mengeluarkan raungan kesakitan. Tapi rasa gatal yang menggigit menghilangkan kesakitan itu. Oleh karena itu bahkan dalam pergolakan rasa sakit, ada sedikit rasa terpuaskan dan tubuhnya mengejang beberapa kali tanpa sadar.

.

Menendang dengan kakinya, dia mengatakan dengan penuh, "Wan Yan Xu, letakkan mereka dibawah, kau letakkan kaki kebawah."

.

Wan Yan Xu menurunkan tubuhnya, dan akar laki-lakinya meluncur lebih dalam dihole Su Yi. Dia tersenyum polos dan berkata, "Su Su, kakiku sudah di tempat tidur, bagaimana bisa aku menurunkan mereka? Jangan bilang kau ingin aku membuat lubang di tempat tidur sehingga aku bisa berdiri di lantai? Tapi jika aku menggunakan posisi berdiri, akan lebih kuat ketika kita melakukannya. Karena ini adalah pertama kalinya untukmu, aku enggan untuk menggunakan posisi itu; nanti pada saat kita sudah terbiasa melakukan ini, kita dapat mencoba berganti posisi. Tidak hanya berdiri, kita dapat mencoba posisi dimana kau yang berada di atas, atau duduk, dan sebagainya. Masih banyak lagi posisi lainnya, apakah kau ingin merasakan semuanya?"

[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.Where stories live. Discover now