Bab 61

7K 968 67
                                    

.

.

Melihat ekspresi Wan Yan Xu yang seperti itu membuat Su Yi terkejut. Tiba-tiba, Wan Yan Xu bergegas mendekat kearahnya, menyambar keras bahu lemah Su Yi dengan tangannya yang besar. Mendorongnya merapat ke tempat tidur.

.

Matanya benar-benar berapi-api, dengan amarah yang terukir di setiap katanya, dia mengucapkan, "Kau hanya peduli tentang orang-orangmu, apapun masalahnya, hanya mereka yang kau pikirkan. Lalu, bagaimana denganku?! Apakah kau pernah mempertimbangkan perasaanku sama sekali? Bahkan walau hanya sedikit, bahkan jika itu secepat kau menjentikkan jarimu, apakah kau pernah berpikir seberapa banyak rasa sakit yang kau berikan padaku? orang-orangmu baik-baik saja sekarang, tapi aku seperti akan mati karena rasa sakit itu, kau tahu itu? Kadang-kadang, aku benar-benar berharap bahwa aku bisa mati segera, itu akan baik-baik saja bagiku bahkan jika itu berarti aku akan dianggap sebagai raja yang tidak kompeten, bahkan jika mereka memanggilku lemah. Mati begitu saja akan lebih baik daripada harus menanggung perasaan sakit semacam ini. Tapi aku tidak bisa mati... rakyat, Shuo Er, Ibu Suri dan... dan kau... tidak peduli siapapun itu, aku harus tetap hidup untukmu. Kau bisa percaya kalau aku tidak akan menyakiti rakyat Qi, karena aku ingin kau terus hidup. Aku ingin kau hidup dengan penderitaan, penghinaan dan sakit hati sepanjang hidupmu. Jika aku menyakiti mereka satu menit, maka kau akan merasakan sakitnya selama sepuluh menit. Su Yi, karena kau sangat membenciku, maka aku... akan membiarkan kau membenciku sepenuhnya." 

.

Su Yi menatapnya membisu, bahunya sedang dicengkeram oleh Wan Yan Xu dengan tangannya yang kuat.  Menekanya ke tempat tidur.

.

Bahunya terasa sakit berapi-api seolah-olah itu akan segera hancur, namun jika dibandingkan dengan penderitaan dalam hatinya, rasa fisik itu tidaklah penting.

.

Beberapa menit, keduanya berdiri di sana dalam keheningan, saling memandang, menatap mata satu sama lain tapi sayangnya keduanya berhati-hati, menolak untuk membiarkan sedikit perasaan mereka muncul di kedua mata mereka. 

.

Akhirnya, Wan Yan Xu tiba-tiba melepaskan Su Yi. Dia terguncang dan tersandung saat dia melangkah mundur dari Su Yi, ketika dia sampai di pintu, dia memberikan beberapa tawa tajam dan bergumam, seakan berbicara kepada dirinya sendiri, "Benar, hanya membenciku... hanya membenciku... itu adalah perasaan yang harus ada diantara kita." dengan mengatakan itu, dia membelakangi Su Yi dan berjalan pergi dengan langkah-langkah yang tegas.

.

Hanya ketika Su Yi bisa yakin bahwa dia sudah pergi jauh, dia akhirnya menyerah pada rasa putus asa dan membiarkan seluruh tubuhnya yang lemas runtuh ke atas tempat tidur. Dia sangat ingin semuanya, perasaan tak terkendali, tangisannya, agar menghilangkan semua bebannya, rasa nyeri dan ketidakadilan yang dibawa di dalam hatinya melalui air matanya. 

.

Tapi setelah beberapa menit merintih, dia menemukan bahwa dia tidak bisa menjelaskan bahkan setetes air matapun. Dia tertawa sinis pada dirinya sendiri, mungkin dosa-dosanya telah begitu hina bahkan Surgapun tidak bisa memaafkannya lagi.

.

"Wan Yan Xu, maafkan aku." bahkan setelah penderitaan yang diberikan pada pria itu, dia menemukan bahwa itu adalah satu-satunya hal yang bisa dia katakan atas semu perbuatannya. Su Yi menutup matanya, dan melepaskan diri untuk satu malam lagi pada mimpi buruk yang mengerikan.

.

....

.

"Ah Putra Mahkota, lebih baik kita kembali. Cuacanya sangat dingin tapi Anda tidak mau mengenakan jubah. Jika Anda terkenan demam, hamba tidak bisa menjelaskannya." katanya seraya melewati bebatuan danau Imperial, Xiao Yan berusaha untuk menasihati tuannya. Dengan wajah serius yang dia tunjukan, dia tampak lebih dewasa.

[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.Where stories live. Discover now