Bab 72

10.1K 1.1K 164
                                    

.

.

"Su... Su Su..."  bibir Wan Yan Xu bergetar, begitu takut -dikejutkan oleh situasi ini yang muncul begitu tiba-tiba, dia hampir kehilangan akalnya. Dia bertahan dalam keadaan ini sampai Su Yi, akhirnya sudah mengeluarkan semua kekuatan terakhirnya dan tidak bisa lagi menahan diri, terjatuh lembut ke dalam pelukannya. 

.

Baru kemudian dia segera tersadar dari keterkejutannya, pikirannya sedang memproses semua yang telah terjadi. Tiba-tiba, dia memberi raungan kuat yang mengoyak hati, "Su Su...!!!"

.

Kemudian dia memeluk erat-erat tubuh Su Yi yang sakit dan lemas, panik dia berteriak keras, "Seseorang kemari...!!! Zi Liu... Zi Liu... Su Su, apa yang terjadi padamu? Apa yang terjadi pada mu?!"

.

Darah masih tumpah keluar dari mulut Su Yi, dengan gerakan yang kikuk hingga bingung, Wan Yan Xu buru-buru menutup mulut Su Yi, menahan darah itu keluar lagi. Jubah naganya kini penuh noda darah, telapak tangannya juga semerah bibir Su Yi. Air mata ketakutan tergelincir di wajahnya dan dia memohon pada Su Yi dengan suara tercekik, "Su... Su Su... jangan muntah lagi, aku mohon, jangan muntah lagi..."

.

Wan Yan Shuo, Zi Nong dan sisanya, yang telah berdiri juga bergegas ke kerumunan sekitar Su Yi. Tiba-tiba, mereka mendengar suara sopan mengatakan dengan keras, "Semua orang, tolong beri jalan. Yang Mulia silakan lepaskan tangan Anda, biarkan Tuan Muda menyingkirkan semua sisa darah dalam tubuhnya."

.

Ternyata, suara itu tidak lain milik dari Zi Liu. Dia pergi ke ruang belakang untuk mengambil jubah untuk Wan Yan Xu ketika dia tiba-tiba mendengar suara yang datang dari ruang depan. Nada suara Rajanya telah berubah drastis dan dia tiba tiba memanggilnya. 

.

Ketika dia kembali ke aula, dia segera mengerti apa yang telah terjadi. Sekarang, dia dengan cepat melangkah maju dan melihat bahwa dada Su Yi, serta jubah Wan Yan Xu, telah basah kuyup oleh darah segar. 

.

Saat melihat itu, Zi Liu tidak bisa menahan wajahnya sendiri dari pucat; mengangkat pergelangan tangan Su Yi, dia mendeteksi denyut nadinya. Sebelum perlahan-lahan melihat kembali ke kakinya. Zi Liu menundukkan kepalanya putus asa.

.

Hanya dari tindakannya, Wan Yan Xu dan Zi Nong, dan sebagainya jelas bisa memahami bagaimana situasi saat ini. Wan Yan Xu masih memeluk Su Yi bahkan kini jauh lebih erat. Tiba-tiba Wan Yan Xu menarik-narik bagian depan jaket Zi Liu dan menatapnya dengan mata yang nyaris gila saat dia dengan keras mendesis di antara giginya, "Tidak... Su Su hanya muntah darah, Zi Liu, aku ingin kau menyelamatkan hidupnya... aku tahu kau pasti bisa menyelamatkan hidupnya... Zi Liu..."

.

Tiba-tiba dia mendengar suara kecil, melengking datang dari bawahnya, "Wan Yan, jangan seperti ini..." walau dengan susah payah, Su Yi berhasil mengeluarkan suaranya, mata sayunya memandang Wan Yan Xu.

.

Dia dengan cepat menatap Su Yi, hanya untuk melihat bahwa senyum kepedihan muncul di sudut-sudut bibir bernoda darah milik Su Yi. Susah payah, Su Yi mengangkat tangannya dan dengan lembut menyeka air mata yang menutupi wajah Wan Yan Xu sebelum berkata dengan penuh kelembutan, "Setiap orang pasti akan mati, jangan sedih, atau yang lain... atau ketika aku pergi... aku tidak akan damai."

.

Su Yi melirik sekitar seluruh ruangan dan melihat anaknya, Wan Yan Shuo. Anak itu sangat ketakutan saat ini, tapi dia hanya bisa menangis. dengan cepat, Su Yi meraih tangannya dan berkata, "Anakku, jangan menangis. Kau harus... Kau harus melupakan semua tentangku dengan cepat... aku... dalam hidup ini, aku sudah berutang banyak padamu dan ayahmu... jika... jika kau masih menangisiku... itu tidak layak... apalagi... apalagi itu bukan... bukan sesuatu yang seorang raja harus lakukan..."

[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang