Bab 57

6.7K 932 128
                                    

.

.

Hati Wan Yan Xu terasa seperti diperas paksa, lalu dia buru-buru turun dari mimbar di mana Takhta Naga didirikan, dan mendengar suara Wan Yan Shuo yang berdering marah dari luar aula istana.

.

"Siapa... siapa yang memerintahkan kalian memukulnya dengan metode ini?!" wajahnya memerah karena marah dan juga air mata. Dia menatap nyalang dua petugas istana yang sedang melakukan hukuman pada Su Yi.

.

Mendengar itu, Wan Yan Xu menjadi sangat khawatir dan takut, dan dia bergegas keluar. Menteri yang berkumpul juga segera mengikutinya keluar. Setelah sampai di halaman, Wan Yan Xu bisa melihat bahwa Wan Yan Shuo berdiri di samping bangku panjang dimana Su Yi telah terikat untuk menjalani hukumannya, dan dengan suara keras, mempertanyakan dua pengawal istana yang sedang melaksanakan hukuman.

.

Pakaian putih khusus penjara dikenakan Su Yi, yang masih terikat ke bangku, kini telah basah kuyup oleh keringat dan dengan jelas menunjukkan bahwa di daerah lutut, darah serta daging telah terkelupas. Bahkan tulang sudah hampir menonjol.

.

Kepala Wan Yan Xu berputar, dan dia hampir pingsan. Memaksa dirinya untuk tetap sadar, dia melemparkan dirinya ke depan Su Yi untuk melihat wajahnya, hanya untuk melihat bahwa meskipun darah masih menetes dari bibirnya, tapi pria itu sudah pingsan.

.

"Su... Su Su..." rasa sakit menghantam hatinya, membuatnya hanya bisa bergumam tak jelas pada dirinya sendiri sementara dengan lembut dia membelai wajah pucat itu, yang ditutupi dengan keringat dingin.

.

"Su Su..." Wan Yan Xu bergumam dengan air mata yang mengalir, air mata yang ditahannya sejak tadi. Dia membawa tubuh kurus itu ke dalam pelukannya.

.

Dia tiba-tiba mendengar Wan Yan Shuo berkata lagi, "Ayahanda, jangan biarkan mereka memukulnya lagi, salah satu dari kaki Ibu Ratu telah... telah..." Wan Yan Shuo menutup matanya, menahan isakan yang meminta untuk dikeluarkan, "Mereka telah mematahkan kakinya..."

.

Kata-kata itu datang seperti petir, membuat kepala Wan Yan Xu tiba tiba kosong. Dia tiba-tiba menatap anaknya. Hampir tertegun, dia hanya bisa berkata, "Kau... apa yang kau katakan?"

.

Wan Yan Shuo mengusap air matanya kasar, menunjuk jari menuduh pada dua penjaga istana dengan kebencian, "Ini... semua karena kecurangan mereka berdua! Aku mendengarkan untuk waktu yang lama di aula istana sebelum aku merasa bahwa ada sesuatu yang salah... Ketika aku bergegas keluar untuk melihatnya, aku melihat bahwa kedua bajingan ini telah memusatkan semua pukulan mereka pada lutut Ibu Ratu. Itu sebabnya suara batang menyentuh daging tidak berhenti terdengar. Aku melihat dari dekat, bahwa... salah satu kaki ibu ratu sudah... hiks sudah... sudah... hiks hiks."

.  

Wan Yan Xu terpaku di tempatnya, berdiri terpaku menatap kaki Su Yi yang dagingnya hancur tak terbentuk, membuat matanya semakin memanas, diam diam dia mengusap air matanya. Dia merasakan emosi yang berputar-putar di dalam hatinya yang terasa begitu aneh. 

.

Di satu sisi, dia merasa seperti hatinya sedang tanpa ampun diiris dengan pisau, lagi dan lagi. Di sisi lain, ada perasaan mengejutkan tapi tak terbantahkan sebuah kepuasan bergerak di dasar hatinya. Dalam benaknya, ada suara yang terus mengulangi kata-kata ini, 'Kakinya patah, kakinya rusak, sekarang karena itu telah patah, dia tidak akan pernah bisa lari lagi, tidak pernah... lari lagi.'

[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.Where stories live. Discover now