Bab 77

8.7K 1.1K 88
                                    

.

.

Itu sudah tengah hari. Wan Yan Xia menatap hidangan makanan yang indah diletakkan di atas meja untuk jamuan tengah hari, tapi dia tidak merasakan keinginan sedikit pun untuk memegang sumpitnya atau mengambil bagian dari makanannya. 

.

Sebaliknya, tatapannya melayang ke arah jendela, dan dia melihat bahwa orang  itu masih berlutut di tengah salju. Sebuah lapisan tebal salju telah terakumulasi di tubuhnya, namun dia masih terus meluruskan pinggangnya dengan seimbang, sama seperti dimana dia menampilkan ekspresi tentang seberapa besar tekadnya untuk tidak pernah menyerah.  

.

"Orang macam apa Ratu itu? Orang macam apa yang bisa menginspirasinya untuk berkorban seperti saat ini." 

.

Wan Yan Xia mendesah ringan. Dia, yang telah mendambakan untuk kehangatan cinta keluarga sejak masa kecil tetapi akhirnya hanya mampu mendapatkan sebuah kenangan, tidak bisa memahami bagaimana saudaranya yang lebih tua, yang selalu tampak dominan dan bangga, akan bersedia berlutut di depannya demi kekasih tercintanya. 

.

Apakah dia lupa statusnya sendiri sebagai seorang Kaisar, dan pada saat yang sama, dia juga telah lupa bahwa Wan Yan Xia adalah rasa malu terbesar dari keluarga kerajaan Jin Liao, yang harus dirahasiakan dari penduduk untuk selama-lamanya?  

.

Gadis pelayannya mendekatinya dengan takut-takut. Meskipun dia tahu bahwa suasana hati Tuannya saat ini sangat gelisah, dia tidak bisa menahan diri dan berkata, "Yang Mulia harus berhenti melibatkan diri dengan Yang Mulia Raja setelah semuanya." 

.

Wan Yan Xia hanya melotot padanya dan berkata, "Apa yang perlu ditakutkan? Dia sekarang memiliki sesuatu untuk diminta padaku, bahkan jika dia membenciku hingga giginya terasa gatal hanya karena memikirkanku, setidaknya, dia harus menunggu sampai aku telah menyembuhkan sang Ratu yang beruntung itu, sebelum dia dapat membunuhku."

.

Matanya tertuju ke pemandangan di luar jendela lagi dan perasaan kesal dalam hatinya semakin kuat. Tidak dapat membantu dirinya sendiri, dia berkata dengan ringan, "Ratu telah memperoleh cinta yang tanpa batas. Lalu apa selanjutnya, kematian?"

.

Mengangkat cawan anggur di atas meja, dia meminumnya sekali tegukan. Pria yang telah sedingin es di depan Wan Yan Xu sekarang memiliki air mata yang menempel di bulu matanya. 

.

Melambaikan tangan untuk menghentikan pelayannya, dia akhirnya membiarkan dirinya bersandar di atas meja dan menangis, "Semua dari kalian hanya peduli agar aku menyelamatkan seseorang, tetapi selama bertahun-tahun, dua puluh tahun, apakah kalian pernah berpikir untuk datang dan menyelamatkanku? Semua yang kalian tahu hanya keterampilku dalam dunia medis, tetapi apakah ada yang tahu bagaimana aku bisa memperoleh keterampilan itu? Pelayan istana yang menemaniku selama masa kanak-kanak hanya peduli dengan memastikan bahwa aku punya cukup banyak makan dan minum tetapi mereka tidak memperhatikanku. Sudah bertahun-tahun aku hanya menghabiskan hari tanpa persahabatan apapun. Satu-satunya cara agar aku menenangkan kesepianku adalah dengan mempelajari semua teks medis yang ibuku tinggalkan. Apakah kalian tahu bahwa aku terus saja melihat teks medis itu hingga rasanya aku mau muntah? Apakah kalian tahu bahwa ketika aku bosan, aku akan melatih teknik akupunkturku pada diriku sendiri, dan untuk menguji obat-obatanku, aku hampir kehilangan hidupku beberapa kali? Apakah ada di antara kalian tahu hal ini?!" (hueee... Sedih banget!  Pengen peluk Wan Yan Xia😭😭😭)

[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.Where stories live. Discover now