Bab 68

7K 1K 61
                                    

.

.  

Pada saat ini, segala macam perasaan berbeda membuncah di hati Wan Yan Xu, dan dia mendesah samar-samar. Wan Yan Shuo memiliki telinga yang tajam, saat mendengar napas samar ayahnya, dia dengan cepat menyelidikinya dan segera terdiam juga. 

.

Ketika Ibu Suri, Selir Yin dan sisanya melihat pasangan ayah dan anak dimana mereka bertingkah sangat aneh, mereka tidak dapat menghindarkan rasa penasaran mereka. 

.

Aula tersebut hanya dibuat dengan sebuah jendela berukuran besar, sehingga melirik ke arah yang sama, orang-orang bisa melihat apa yang menangkap perhatian Wan Yan Xu dan Putra Mahkota. Ketika mereka melihat sosok kesepian di tengah salju itu, mereka juga sama-sama kebingungan. 

.

Pada saat ini, cuaca sangatlah dingin; salju tebal telah menutupi seluruh jalan sejauh mata memandang, yang tampak membentuk lapisan es padat. Dan disana, Su Yi terlihat sedang mengangkut dua ember air berukuran besar; tubuhnya sangat kurus, kakinya sudah tidak dapat berjalan dengan baik, karena itu, dia hanya bisa berjalan terseok dan hati hati dalam mengambil langkah disepanjang tangga batu itu.

.

Bajunya begitu tipis dan usang, dan tidak dapat memberikan banyak perlindungan terhadap dinginnya cuaca. Untungnya, karena posisinya sebagai seorang militer, dia telah diwajibkan untuk berlatih seni bela diri dan dia bisa menyebarkan kekuatan batinnya untuk membantunya dalam melawan dinginnya salju. Jika tidak begitu, dia mungkin akan membeku sampai mati.

.

Tapi tangga batu itu sangat sempit; ditutupi dengan lapisan salju dan es, mereka cukup berbahaya. Setelah beberapa saat, karena kurangnya perhatian, kaki Su Yi tergelincir dan menginjak tanah yang licin, dan tubuhnya terjerembab ke tanah. 

.

Zi Nong memberikan seruan kaget, dan buru-buru menutup mulutnya untuk meredam suaranya, tapi sudah terlambat. Semua orang memandang ke arah Su Yi lagi, dan melihat bahwa setelah bersusah payah bertahan, setengah dari air telah tumpah keluar dari kedua ember. 

.

Dalam cuaca dingin, air membentuk menjadi es begitu cepat. Sejumlah besar air juga tumpah ke tubuh dan pakaian usang Su Yi, dan sekarang, mereka juga membeku. Tubuh kurus itu nampak menggigil kedinginan.

.

Tapi, Su Yi dengan cepat mengulurkan tangannya untuk mencengkeram ember, dan berhasil menenangkan diri dengan melewati banyak kesulitan. Namun, karena kakinya yang lumpuh, dia tidak bisa berdiri lagi dan dalam sekejap mata, dia tumbang lagi. Adapun airnya, benar benar tumpah diatas tubuhnya.

.

Wan Yan Xu tidak tahan melihatnya lagi; memutar kepalanya dan mencegah matanya melihat hal menyakitkan. Karena, dia sedang berusaha menahan air mata panas yang akan segera jatuh, matanya segera memerah dan sedikit bengkak. 

.

Ibu Suri adalah orang yang penuh dengan kasih sayang, ketika dia melihat adegan itu, hatinya tidak bisa membantu tetapi merasa tertekan. Meskipun Ibu Suri membenci Su Yi atas apa yang telah dilakukannya, dia tidak bisa membantu tetapi merasa kasihan padanya ketika dia melihat adegan itu.

.

Dia melirik ke arah anaknya dan mendesah, "Aku ingin tahu, apakah dia masih berpikir untuk membuat masalah lagi? Dia bisa menjadi Ratu yang terhormat, tetapi dia harus mengalami kehidupan yang sangat keras sekarang."

[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang