[Complete] Tahanan Perang Indonesia Vers.

Bab 76

.

.

Zi Liu, Zi Nan dan Wan Yan Xu semuanya terdiam karena mereka memandangnya. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya mereka melihat dia memberikan tawa mengejek dan berkata. "Adikku, hahaha, saya akan tertawa sendiri sampai mati. Bahwa sebuah objek yang membuat kerajaan malu seperti saya bisa menjadi adik seorang Kaisar, hal konyol apa ini?"

.

Zi Li melangkah maju dan berkata, "Pangeran Kedua, Yang Mulia telah datang sendiri hanya untuk menasihatkan Anda dengan menunjukkan ketulusannya. Seperti kata pepatah, penyembuh harus merawat pasien mereka seperti anak-anak mereka sendiri, karena ketabahan dan cinta Yang Mulia, saya berharap bahwa Anda akan setuju untuk membantu kami dalam menyelamatkan Ratu."

.

Wan Yan Xia melihat Wan Yan Xu, dia berkata lagi, "Jadi seseorang harus dihargai hanya karena ketabahan dalam cintanya? Orang tua saya juga saling mencintai, bertahun-tahun lalu, tapi siapa yang bisa meramalkan bahwa ibu saya akan berakhir dikirim sebagai upeti kepada Raja Jin Liao? Dua dari mereka berpisah karena gunung dan sungai, tapi ayah saya tak gentar oleh sepuluh ribuan mil yang memisahkan mereka dan berjalan ke Jin Liao dan menyusup ke istana untuk bersatu kembali dengannya. Tapi pada akhirnya, apa yang mereka tuai? Pada akhirnya, sepasang kekasih yang bernasib sial ini masih diperintahkan untuk bunuh diri, apakah Anda orang berpikir bahwa saya tidak tahu itu? Saya terhindar hanya karena Anda berharap saya menjalani hidup saya dengan rasa sakit yang tak henti-hentinya, sehingga ayah dan ibu saya tidak bisa merasa damai bahkan di akhirat sana. Dan sekarang kalian dengan berani menyebutkan ketabahan dalam cinta ke wajahku? Orang tua saya sudah meninggal, dan saya tidak dapat memikirkan cara untuk membalas mereka, tetapi tampaknya Surga telah memberi kesempatan pada saya. Sekarang, Anda juga harus bertahan dari perpisahan dari kekasih Anda, hahaha, bagaimana bisa ada cara yang lebih memuaskan bagi saya untuk membalas dendam saya?"

.

Wan Yan Xu terdiam, sekarang terlihat bahwa kata-kata Ibu Surinya telah terbukti benar, Wan Yan Xia memang menanggung kebencian mendalam padanya dan Wan Yan Xu takut bahwa dia hanya akan terlalu senang jika Su Yi meninggal. 

.

Wan Yan Xu hanya bisa berasumsi secara hormat dan berkata dengan rendah hati, "Adik kecilku, apa yang terjadi dengan orang tuamu memang tragedi, tapi itu sudah terjadi dan tidak ada yang dapat dilakukan tentang hal itu. Apakah kau benar-benar memiliki hati untuk melihat tragedi yang sama kembali terjadi? Aku takut bahwa di akhirat Nyonya Hua tahu jika anaknya telah tumbuh menjadi begitu tak berperasaan, dia juga akan..."

.

Sebelum dia bisa menyelesaikan, Wan Yan Xia dengan dingin memotongnya, "Anda tidak perlu mengatakan apa apa lagi. Aku bilang aku tidak akan menyembuhkannya. Dan aku serius. Hari ini adalah hari pertama Tahun Baru, semua toko-toko yang menjual peti mati mungkin masih ditutup. Aku sarankan, kau harus segera memesan seseorang untuk pergi dan mencari peti mati yang sesuai dan membuat persiapan untuk memberikan kekasihmu pemakaman yang terbaik. Haha, sudah sangat lama tidak ada acara pemakaman di istana, bukankah begitu?"  dia menyelesaikan perkataannya dengan kejam dan berbalik untuk pergi tapi tiba-tiba dia mendengar Wan Yan Xu mengatakan keras, "Berhenti disana!"

.

Wan Yan Xia perlahan mengartikulasikan setiap kata dengan jelas, dia berkata, "Kau dapat mengatakanku sebagai salah satu pengorbanan saat pemakaman Ratumu tetapi tidak mungkin bagimu untuk memaksaku mengangkat jari untuk menyelamatkan Ratumu." di balik kata-kata sederhana itu, ada permusuhan yang tak ada habisnya.  

.

Tidak peduli apapun, Su Su adalah hal yang paling penting. Wan Yan Xu menelan ludah beberapa kali, menelan semua kecemasan dan kemarahan yang mengancam untuk meletus dan berkata dengan tenang, "Jika kau menginginkan apapun, kau bisa mengatakannya secara bebas. Selama kau dapat menyelamatkan Su Su, aku akan menyetujui setiap permintaanmu."