05

9.8K 637 45
                                    

*Tujuh tahun kemudian*

*Kantor kementerian, Tokyo, Jepang*

CRASHH

   "Arghh! Siapa kau, sialan?!" jerit seorang pria paruh baya.

   "Memangnya itu penting, hm?" balas sosok berjubah hitam.

Sosok berjubah hitam lainnya tertawa keras, sementara salah satu dari mereka menyeringai puas dengan sebuah kaki yang ia genggam.

JLEBB

   "ARGHH!! K-kau... Ohokh! Akan ma-mati...," ujat lelaki paruh baya yang baru saja ditusuk mata kirinya.

   "Dalam mimpimu," sahut seseorang.

   "Akh... Ap-a ma-mau kal-ian?" tanya pria paruh baya yang sekarat itu.

   "Yang kami mau-" jawab sang jubah hitam bermata aquamarine.

   "Kematianmu, pak tua...," sambung sang jubah hitam bermata emerald.

JLEBB

   "ARGHHH!!!" teriak sang lelaki paruh baya di keheningan malam.

   "Misi selesai!" seru sang jubah hitam bermata dark green.

Terlihat sang jubah hitam bermata amethyst mengeluarkan setangkai mawar hitam di atas tubuh lelaki tadi lalu pergi dari ruangan yang penuh dengan darah itu.

Mereka berempat pergi dan menghilang di kegelapan malam.

---

"Berita Jepang terkini. Ditemukan sebuah mayat yang diduga bernama Hanzo, menteri pertahanan Jepang. Seperti kasus sebelumnya, bukti yang ditemukan hanya setangkai mawar hitam tanpa bukti jelas apapun,"

   "Di samping mayat korban terdapat sebuah foto pelabuhan Jepang yang diduga tempat transaksi senjata ilegal dari Korea Utara. Diyakini sebelumnya, Hanzo sempat terlibat kasus jual beli senjata ilegal namun kasus tersebut menghilang tanpa sebab,"

   "Entah ini menguntungkan pemerintah atau sebaliknya. Yang jelas, pertahanan Jepang semakin menurun dari tahun ke tahun. Lalu, bagaimana dengan tanggapan dari pemerin-"

BIIP

   "Berhenti melihat acara pembodohan seperti itu. Tak berguna," kata gadis berambut pirang kusam dengan mata dark green.

   "Oh ayolah... Aku hanya ingin melihat muka-muka konyol mereka. Aku tirukan ekhem,"

    "Entah ini menguntungkan pemerintah atau sebaliknya. Yang jelas, pertahanan Jepang semakin menurun dari tahun ke tahun...' " kata gadis berambut pirang bermata aquamarine.

   "Hentikan! Kau membuatku muak!" ujar gadis berambut soft pink dari arah dapur.

   "Oh ayolah, forehead... Mereka mencari pembunuh berdarah dingin itu sejak enam tahun yang lalu, tetapi tak menghasilkan apapun hingga sekarang," kata Ino dengan nada yang dibuat-buat.

   "Mirisnya pembunuh itu adalah kita," sahut Temari.

Sakura memutar mata bosan menanggapi ucapan Ino. Hinata yang sedari tadi bermain video game tak memedulikan apa yang dibicarakan oleh partnernya.

   "Hahahaha kita memang pintar bukan?" tanya Ino.

   "Kita? Bukankah semua taktik itu Sakura yang memikirkannya?" tanya Temari sarkastik.

Skakmat! Ino mati kutu melihatnya dan hal itu sukses membuat tawa Temari membahana di seluruh penjuru mansion besar itu.

BEEP BEEP

Our Beautiful Destiny | sasusaku ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن