14

7.9K 495 51
                                    

Hidup adalah anugerah terbesar Tuhan kepada kita.

.

Jangan pernah menyia-nyiakan hidup karena kau tak akan bisa hidup tanpa persetujuan dari Tuhan.

.

Jangan pernah mengeluhkan kehidupanmu, walaupun kau miskin, kaya, sederhana, bahagia, dan sedih sekalipun.

.

Jangan pernah mengeluh apabila Tuhan belum mengabulkan permintaanmu.

.

Tuhan mungkin tak mengabulkannya karena sesuatu yang kau harapkan itu tak penting.

.

Namun, Tuhan pasti memberikan apa yang kau butuhkan tanpa kau sadari sekalipun.

.

Maka dari itu, teruslah memandang ke depan untuk mencapai kebahagiaan. Berusahalah jika kau tak ingin jatuh ke jurang kegelapan.

.

Sekali saja kau jatuh ke jurang kegelapan, maka kau tak akan bisa bangkit.

oOo

Sasuke terus menerus menunggu gadis yang terbaring lemah di kasur rumah sakit. Sudah sehari Sakura terbaring lemah sejak kasus yang membuat hampir semua partnernya terluka. Sasuke terus menunggu waktu sadarnya Sakura.

Ia juga ditemani oleh Naruto dan Hinata di kamar itu. Shikamaru dan Temari sedang menjenguk Sai dan Ino juga Tenten dan Neji yang kebetulan kamarnya berada di sebelah kamar Sakura.

Sasuke terus menggenggam tangan Sakura agar tersadar. Hinata sesenggukan melihat orang yang sangat dihormatinya tengah terbaring lemah. Naruto mengelus lengan Hinata agar tenang.

   "Tenanglah teme... Sakura-chan pasti sadar kok! Ck kuso! Si mayat hidup, Ino, Tenten, dan si rambut iklan itu juga belum bangun. Huwaaa kenapa harus kita yang menangani Akatsuki gila itu?!" seru Naruto.

Sasuke berdiri lalu menarik kerah baju Naruto.

   "Berisik. Lebih baik keluar saja, usuratonkachi!" seru Sasuke dingin.

Sasuke kembali duduk dan terdiam. Naruto mengelus lehernya yang sedikit sakit akibat perlakuan Sasuke. Hinata berkata,

   "Sasuke-san sebenarnya siapanya Saku-chan? Kalian terlihat dekat," tanya Hinata takut-takut.

Sasuke menatap tajam Hinata. Hinata yang ditatap sedemikian rupa langsung terdiam. Sasuke seketika berubah menatap sendu Hinata.

   "Aku sahabat kecilnya. Kami dulu sering bersama hingga di hari itu kami berpisah. Sakura adalah bayanganku. Tanpa Sakura, diriku kosong," jelas Sasuke dengan tatapan kosong mengarah ke Hinata lalu menatap Sakura lagi.

Hinata terdiam. Naruto berkata, "Kalau bagi Hinata-chan, Sakura-chan ini siapa?"

Hinata menatap langit-langit kamar rumah sakit. Entah mengapa, pertanyaan Naruto membuatnya bertambah sakit. Ia menjawab, "Sakura-chan adalah orang yang kuhormati. Dia adalah cahayaku. Dia dengan senang hati menerimaku apa adanya setelah aku dibuang dari Hyuuga. Dia memang dingin, cuek, dan egois,"

Our Beautiful Destiny | sasusaku ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang