27

5.7K 417 176
                                    

Sakura mematung. Ia tak bisa mengatakan apapun. Di depannya terlihat Toneri tertusuk pedang dan di sisi lain, Matsuri menyaksikan insiden ini.

"Toneri!!" seru Sakura.

Toneri bangkit dan menarik pedang yang menusuknya. Luka itu sangat menyakitkan. Toneri berusaha bangkit, namun jatuh kembali dan memegang perutnya.

Matsuri berlari dan mendorong Sakura hingga jarak Sakura dengan Toneri melebar. Matsuri memangku kepala Toneri di pahanya dan menangis.

"Toneri... Apa yang kau lakukan, dasar bodoh?!" seru Matsuri.

Toneri tersenyum. Ia mengelus pipi Matsuri dan berkata, "Hei... Ini hanya luka tusukan... Ini salahku dan tak ada hubungannya dengan Sakura-chan. Jadi, kau tak perlu marah padanya apalagi sampai bertarung."

"Sakura-chan tak boleh membunuh orang yang sangat ia sayangi. Sasori-san satu-satunya orang yang sangat berarti di kehidupan Sakura-chan,"

"Jika cahaya kehidupa mati, lalu bagaimana dengan fisiknya? Tentu saja fisik itu dikelilingi kegelapan dan mati juga. Ohokk!!!"

Matsuri menangis. Motivatornya itu tak boleh mati di sini. Toneri harus tetap hidup dan itu mutlak dilakukan.

"Jika kau tahu ini akan melukaimu, kenapa kau hikss melakukannya?! Kau orang yang sangat berarti bagiku! Kau ingin meninggalkanku?! Kau tak ada bedanya dengan orang tua bodohku!" seru Matsuri.

"Hei hei... Tidakkah kau menghargai usahaku untuk membuatmu bahagia? Rasanya sakit lhoo saat kau mengatakan hal itu," ujar Toneri dengan raut muka sedih.

Matsuri menggeram dan berkata, "Jangan bercanda! Kumohon bertahanlah.... Aku akan menghubungi pihak kesehatan dan menyuruh mereka merawatmu. Kau tak boleh mati di sini."

Toneri menatap sendu Matsuri. Gadis kecilnya ini sungguh menyedihkan dengan air mata seperti itu. Dia mengusap air mata Matsuri.

"Dulu kau sering dibully. Aku dan Sakura adalah orang pertama yang mau berteman denganmu. Kau dan aku sering bersama. Kau terlihat rapuh dan mudah dihancurkan,"

"Aku selalu memberimu motivasi untuk tetap hidup dengan orang di sekitarmu. Aku tak menyangka kau benar-benar melakukannya. Gaara pasti sangat bangga padamu,"

Matsuri meremas tangan kiri Toneri pelan. Tangan kanannya memegang tangan Toneri yang memegang pipinya. Matsuri benar-benar terpukul.

"Kau tahu? Aku benar-benar kehilangan dirimu saat kau diambil alih pihak FBI dan jauh dari kami. Gaara pasti melakukan hal yang pas dan hati-hati untuk melatihmu. Kau harus berterima kasih padanya!"

"Jangan banyak bicara, bodoh!" seru Matsuri.

Sakura menatap Matsuri sendu. Begitu juga Hinata, Tenten, Temari, dan Sasori.

"Sakura-chan...," panggil Toneri.

Sakura menatap Toneri dan menangis. Toneri tersenyum dan berkata, "Kau gadis baik yang sangat peduli. Kalian berdua adalah kunci peperangan ini. Selesaikan perang ini dalam waktu dekat. Aku ohokk bisa saja mati di sini...."

"Itu takkan terjadi!" bantah Matsuri.

"Kau merawatku, kau menjagaku, dan kau segalanya bagiku. Kau tidak boleh mati! Jika kau mati, aku akan menghancurkan semuanya. Aku akan menghancurkan Akatsuki, menghancurkan Anbu, FBI, dan semuanya! Aku akan menghancurkan apapun yang berhubungan dengan kematianmu. Dan aku tak berbohong!"

Temari, Hinata, Tenten, dan Sasori membelalakkan mata tak percaya. Matsuri akan menghancurkan itu semua? Yang benar saja! Walaupun Matsuri hanya seorang gadis dan menyerang seorang diri, belum tentu mereka menang. Matsuri petarung brutal dan sangat ahli.

Our Beautiful Destiny | sasusaku ✔️Where stories live. Discover now