25

5.4K 407 249
                                    

Sekarang adalah hari kedua berperang. Semua pasukan bersiap-siap dan mulai menyebar. Sebelum itu, Hinata berkata di atas podium.

   "Kita akan menyerang Tokyo bagian utama dan selatan. Karena peristiwa Matsuri dan Sakura, aku yakin mereka berdua ingin menguasai Tokyo bagian barat. Aku juga bingung. Aku mendapat informasi bahwa hari ini pihak musuh mengincar Tokyo utama dan selatan,"

   "Kau mendapat informasi dari mana?" tanya Neji.

   "Ada seseorang yang tak dikenal dengan inisial H.S memberiku informasi. Sebelumnya dia memberitahuku, jika musuh berada di Tokyo bahkan detail tentang insiden pengepungan itu. Dia tidak berbohong, tapi aku juga tak terlalu percaya padanya. Karena itu, kalian harus berhati-hati. Sekian dariku..." jelas Hinata.

Hinata turun, Shikamaru naik. Dia berkata, "Hari ini adalah hari kedua. Berkaitan dengan orang itu, aku yakin jika H.S bukanlah Haruno Sakura. Sakura tak akan sudi memberi informasi seperti itu."

   "Dia langsung menghabisi lawan tanpa aba-aba kita. Aku harap, kita memperkecil korban jiwa dalam perang ini. Divisi satu dan Divisi dua akan bertarung. Divisi tiga tetap berada di sini untuk berjaga-jaga. Aku memiliki firasat tak enak,"

Semua orang mengangguk tanpa protes. Mereka pergi menuju tempat tujuan. Setelah divisi satu dan dua pergi. Hinata berkata, "Firasat ini begitu mengerikan. Kira-kira... Apa yang akan terjadi?"

   "Entahlah... Tapi, kita harus fokus sekarang. Kerahkan kamera pengintaimu dan kita laksanakan perang hari ini!" perintah Shikamaru.

   "Ha'i, kapten!"

Terlihat dua orang berpakaian serba hitam berdiri di atas gedung rumah sakit. Salah satu dari mereka tersenyum mendengar semua percakapan Hinata dan Shikamaru.

   "Aa kamera pengintai? Hmm... Bagaimana kalau kamera pengintai kalian rusak?"

---

Divisi dua mengotak-atik komputer dan laptop. Divisi satu dan dua mulai menyerang.

Naruto dan Neji melakukan kombinasi. Mereka bertarung namun saling memunggungi.

Pedang Naruto terlempar. Naruto mengumpat,

   "Sial! Aku tak membawa senjata cadangan!"

   "Huhuhu... Aku akan membantumu...," ujar Tenten tiba-tiba datang dan mencolok mata musuh Naruto dengan sumpit.

Naruto melongo. Tenten melakukan tendangan dan diakhiri colokan sumpit.

   "Senjatamu hanya sebuah sumpit-ttebayo?!"

Tenten berkata, "Sekecil apapun senjata mereka, kalau berada di tangan orang pintar pasti berguna."

Naruto merasa terhina. Naruto melakukan bela diri. Tenten melemparkan sumpit dan Naruto menerimanya. Naruto menendang kaki musuhnya dan menancapkan sumpit itu di telinga.

Tenten mencibir, "Huh... Serangan telinga ternyata bagus juga!"

BUAGHH

DAKHH

JLEB

Serangan terus dilancarkan musuh namun bisa ditangkis dengan mudah. Naruto dan Tenten terpisah dengan Neji.

Neji menggunakan pistolnya dan menembak lawan di bagian kepala dan leher.

DORR

JLEBB

DORR DORR

   "Cctt ctt!" suara pistol Neji.

Neji menggeram. Peluru pistolnya habis. Dia terpaksa melakukan bela diri dengan menangkis pedang-pedang lawannya.

Our Beautiful Destiny | sasusaku ✔️Where stories live. Discover now