Bab 8

4.7K 537 6
                                    

   Suhu air sungai ini dingin sekali. Seperti air bekas lelehan es. Rasa dinginnya merasuk kedalam tulang tulangku dan itu tidak baik. Bisa saja tiba tiba tubuhku sakit nanti, dan aku baru ingat kalau aku mempunyai penyakit paru paru.

   Setelah cukup lama mengapung, aku melihat ujung sungai ini. Alirannya terputus oleh hutan yang lebat. Aku mengarahkan kayu yang aku tumpangi untuk menepi ke pesisir sungai.

   Baju kami basah kuyub, senapan kami konslet, dan aku menggigil sekarang. Bulu kudukku berdiri. Cuacanya lebih sejuk disini dibanding air sungai tadi.

   Aku menggendong ranselku yang basah, dan tentunya bertambah berat. Kami meninggalkan senapan kami.

   Aku mencoba pistolku. Ternyata masih berfungsi, aku kembali menyelipkannya di ikat pinggangku.

     "Baiklah, tidal ada yang terluka dari kalian? "Tanya Rogers.
     "Siap tidak! "Jawab Richard dan Jack.
Sementara Steve hanya diam dan aku menggeleng perlahan.

   Kami menghapus jejak , sebelum ada yang mengetahuinya. Kami membuang senjata kami di tempat yang tersembunyi. Agar tak seorang pun tahu keberadaan kami.

   Kami mulai masuk ke dalan hutan. Rogers bilang, letak markas pusat tidak jauh dari tempat kami berdiri sekarang. Rogers memimpin jalan dan menyingkirkan semak semak yang menghalangi jalan kami dengan pisau cadangannya.

   Aku menggesek gesekan kedua tanganku untuk menghangatkan tubuhku. Untunglah baju yang ku kenakan ini cepat menyerap air dan sudah kering. Sehingga sedikit mengurangi kedinginanku.

   Tapi, udara disini jauh lebih baik daripada udara di kota. Udara yang kaya akan ketenangan dan kedamaian, disetiap kali kau bernafas.

   Rambutku kusut dan basah. Aku coba merapikannya dengan tanganku.

   Kami sampai di tanah lapang yang kecil berbentuk lingkaran. Di hadapan kami terdapat sebuah gubuk tua berdiri tegak diantara pepohonan tinggi yang mengapitnya.

     "Ayo!,"seru Rogers. Ia mendekati gubuk itu dan kami mengikutinya dari belakang.
     "Hmm, Rogers, dimana markas pusatnya? "Tanyaku
     "Ini, ini adalah markas pusatnya" jawab Rogers.
     "Maaf tapi, apa kau bercanda? Ini sangat tidak lucu" sahutku meremehkan tempat ini. Sangat tidak masuk akal, tempat sekecil dan serapuh ini adalah markas pusat.

     " kau lihat saja" balas Rogers.

   Aku dan Steve saling berpandangan. Richard dan Jack tersenyum memandang kami. Senyuman yang meledekku.

   Rogers menekan gagang pintu gubuk tua ini dan memutarnya layaknya sebuah brangkas uang.

     "Selesai" ucap Rogers. Ia melepaskan pegangannya dari gagang pintu dan menyuruh kami berkumpul di tengah teras rumah yang sempit ini.

     "Lalu? "Tanya Steve.
     "Kita tunggu saja" jawab Richard.
     "Rogers, bila kau ingin bercanda, sekarang bukanlah saat yang tepat. Dan kau tau ini sangat... " omonganku terpotong karena lantai kayu yang kami injak mulai berderik. Rogers menaikan sebelah alisnya dan tersenyum memandangku.

   "Brukk! " kami terjatuh dari lantai kayu tempat kami berdiri tadi. Lantai itu terbuka dengan sendirinya. Lalu menjatuhkan kami ke suatu ruang dibawahnya.

War of The CityWhere stories live. Discover now