Bab 12

3.5K 404 4
                                    

Pintu lift terbuka. Aku menuju ruang makan " pengungsi"

"Hey, kau yang di depan!" seseorang sepertinya memanggilku. Aku berbalik badan.

Aku menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak ada siapa siapa. Aku menunjuk diriku sendiri.

"Iya, kau gadis berikat satu! Kemarilah". Aku menghampirinya.
"Ada apa pak?" Tanyaku.
"Kau kenal aku ,kan?"
"I...iya pak" jawabku tergagap.
"Bagus, kalau begitu ikut aku".

Dia Nick, pemimpin pasuka penyerang. Tingginya hampir sama dengan Clark. Ia mempunyai tubuh yang tegap dan berotot serta wajahnya cukup tampan.

Nick membawaku ke bara "para pemimpin pasukan". Bara ini jauh lebih baik dari bara yang lainnya.

Nick membuka pintu utama, di dalamnya terdapat empat bara. Masing masin pintu bara di beri nametag.

"Pemimpin pasukan penyerang".
"Pemimpin pasukan informasi".
"Pemimpin pasukan teknologi dan transportasi".
"Pemimpin pasukan benteng pertahanan".

Nick membuka pintu baranya yang bertuliskan "pemimpin pasukan penyerang".

"Masuklah" ajak Nick.
"Ayo masuk" ulangnya
"Tapi pak.."
"Masuk saja, ada yang ingin aku bicarakan denganmu".

Aku pun menurutinya.

Bara ini bisa di bilang seperti kamar. Terdapat kursi, tempat tidur, dan kamar mandi serta lemari pendingin.

"Duduklah" ujar Nick mempersilahkan ku duduk. Aku duduk di kursinya lalu Nick duduk berhadapan denganku.

"Dari mana asalmu?" Nick mulai mengintrogasiku.
"Utara kota".
"Oh, jauh sekali hingga kemari. Ya sudahlah itu tidak penting. Mengapa kau sudah mengenakan seragam itu saat pertama kali kau disini? Siapa yang memberimu? Seragam itu seharusnya di gunakan oleh calon prajurit resmi".
"Aku tidak tahu, saat aku masuk ke bara, pakaian ini sudah ada di ajas ranjangku".
"Ranjang? Bukankah pengungsi tidak menggunakan ranjang di bara mereka? Siapa yang membawamu kemari?".
"Rogers, Richard dan Jack. Aku tidur di bara prajurit pak".
"Jadi, kau prajurit yang di bangga banggakan oleh Rogers dan Clark".
"Benarkah? Hmm, maksudku..."
"Sudahlah, oh iya tadi aku melihat kau berbicara dengan Clark. Kalian tampak sangat dekat. Apa yang kalian bicarakan?".

Aku tidak mungkin menjawab pertanyaan yang satu ini dengan jujur. Aku sudah berjanji kepada Clark tidak akan memberitahu siapa pun tentang ini.

"Tidak ada, dia hanya bilang kalau pelatihanku hari ini bagus".
"Kau tidak berbohong kan?".
"Tentu saja tidak pak".
"Bagus, dan satu lagi, seorang prajurit tidak boleh terlalu dekat dengan atasannya".
"Baik pak".
"Kau boleh keluar sekarang".

Aku membuka pintu dan keluar dari bara Nick.

Hanya itu saja yang ingin dibicarakannya? Itu bukan bicara, tapi mewawancaraiku. Seorang prajurit tidak boleh terlalu dekat dengan atasannya. Itu pasti menyinggung aku dan Clark. Padahal ia hanya membantu pelatihanku.

Seseorang keluar dari bara pemimpin pasukan teknologi dan transportasi. Aku mengenal orang ini.

"Rogers?" sapaku.
Ia sedang menutup pintu baranya.
"Uhm hai Wizzy, tidak ku sangka kita dapat bertemu disini. Apa yang kau lakukan kemari di baranya Nick?" balas Rogers.
"Nick membicarakan sesuatu denganku".
"Ooh, aku dengar kau mencalonkan dirimu menjadi prajurit".
"Iya itu benar. Dan ternyata kau adalah pemimpin pasukan teknologi dan informasi".
"Iya, aku memang pemimpin pasukan itu. Tapi Wizzy, seharusnya kau dan Steve tidak perlu lagi mencalonkan diri menjadi prajurit disini".

Aku agak tidak mengerti dengan ucapan Rogers kali ini.

"Maksudmu?"
"Ehmm, maaf Wizzy aku harus pergi sekarang. Ada sesuatu yang harus aku lakukan".
"Iya Rogers, aku juga harus pergi. Sampai jumpa nanti".
"Ya, sampai jumpa nanti ,Wizzy".

War of The CityWhere stories live. Discover now