Bab 18

2.8K 365 1
                                    

   Aku menghampiri Rogers yang berada di depan rombongan.

     "Bergegaslah" bisiku disampingnya.
     "Ada apa?"
     "Firasatku tidak enak".

   Rogers menyuruh para pengungsi di tim kami agar bergerak lebih cepat. Aku kembali ke barisan paling belakang.

   "Kreks,kreks,kreks!"
Lagi lagi telingaku menangkap suara semak semak itu. Aku memperpanjang langkahku.

   Aku melihat beberapa bidikan laser merah di dedaunan sekitarku.

   "Lari!!!" teriaku.

   Tapi tindakanku salah. Itu Destrucprotic. Pendengaran mereka jauh lebih baik dari Humansprotic. Mendengar teriakanku secara spontan mereka melihat kami dengan jelas dan pasukan Destructprotic itu berlari mengejar kami.

   Kami berlari secepat mungkin agar tidak dapat terkejar oleh mereka. Untungnya mereka belum bisa membidik kami dengan jarak yang masih lumayan jauh diantara kami.

   Tidak ada Humansprotic di dalam pasukan mereka. Dan para Destrucprotic ini bergerak lebih cepat dari yang ku kira.

   Oh tidak! Salah satu tembakan mengenai betis seorang pengungsi di hadapanku, sehingga ia jatuh tersungkur.

   Aku mengangkat tubuhnya untuk kembali berlari, tapi untuk berdiri saja ia sudah kewalahan apalagi untuk berlari. Terpaksa aku yang memapahnya.

   Aku memapah wanita ini dengan susah payah karena berat badannya 2 kali berat badanku. Kami pun tersungkur karena aku sudah tidak kuat lagi memapahnya.

   Rogers datang dan menggantikanku memapah pengungsi yang satu ini. Sementara itu, aku yang yang mengambil kendali rombongan atau aku menganggapnya sebagai pasukan.
     "Kalian harus membantuku" ujarku pada timku. Dan mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.

   Kami menembaki satu persatu Destrucprotic. Tapi semakin kami menembakinya, semakin banyak Destrucprotic yang muncul di belakangnya.

   Tidak ada pilihan lain, selain kami harus berlari lagi. Kalau tidak, kami akan kalah jumlah dan mati sia sia oleh mereka.

   Kami berlari secepat yang kami bisa hingga kami sudah melihat ujung dari hutan ini. 

   Kami keluar dari kawasan hutan dan berdiri di tanah lapang. Selatan Kota.

   Perang benar benar sudah terjadi. Selatan kota telah hancur. Bangunan bangunan ambruk dan sebagian hangus karena kebakaran. Mobil mobil bergelimpangan seperti pasar loak.
 
   Tapi ada yang aneh. Bendera kami di lambangkan dengan salah.

   Seharusnya hanya bendera segi empat berwarna hitam dengan 5 bintang berwarna putih. Kelima bintang itu melambangkan 5 bagian kota kami. Selatan Kota, Timur Kota, Utara Kota, Barat Kota dan Pusat Kota.
   Tapi sekarang, hampir di setiap bagunan terdapat lambang segi enam, dengan bendera kota berkibar di dalamnya dan ada silang yang membentang disana.

   Itu lambang pemberontakan.

   Apa sedang terjadi pemberontakan?
Tapi tidak mungkin ada pemberontakan disaat genting seperti ini. Bukankah seharusnya kami bersatu untuk melawan Destrucprotic dan Humansprotic?

   Itu hanyalah tindakan orang orang bodoh yang sudah tidak waras. Aku akan mengkesampingkan mengenai hal ini karena aku masih mempunyai tanggung jawab penuh pada timku.

   Aku melihat sebuah bus dan kurasa kondisinya masih bagus jika dilihat dari sini.

     "Semuanya cepat naik ke dalam bus itu!" seruku menunjuk ke arah bus.

War of The CityWhere stories live. Discover now