Bab 10

4.1K 473 4
                                    

   Aku bertemu Lizzy, ia mengajaku ke taman dengan bunga matahari dimana pun mata memandang. Langit begitu cerah menemani kami.

   Lizzy berlari dan aku mengejarnya. Aku berhasil menangkapnya. Aku memencet hidungnya dan mencubit gemas pipi Lizzy. Lalu ia memeluku.

     "Wizzy, bangunlah. Ini sudah pagi".

   Aku mendengar suara Steve membangunkanku. Aku membuka mata perlahan.

   Sayangnya itu hanya mimpi. Mimpi yang sangat singkat tapi sangat membuatku bahagia. Pasti Lizzy sudah bahagia disana.

   Aku beranjak dari ranjangku dan mencuci muka ku di wastafel yang terdapat di sudut kanan bara ini. Aku mengikat rambutku. Ikat satu kebawah dan membiarkannya di pundak sebelah kiriku.

     "Maafkan aku, yang terlalu ingin tahu tentangmu" Steve memulai pembicaraan.
     "Tidak perlu, aku tahu kau hanya mengkhawatirkanku. Dan terima kasih untuk itu" balasku tersenyum kecil.
    
   Bel berbunyi. Itu pertanda kami harus sarapan.

   Kami keluar dari bara dan menuju ruang makan "pengungsi".

   Kami duduk di meja makannya yang terbuat dari kayu.

     "Mengapa kau tidak mengantri?" tanya Steve.
     "Nanti saja, biarkan mereka dulu" jawabku.

   Setelah antrian sudah sepi, aku mengantri. Menu pagi ini adalah semangkuk sup krim kental dan segelas air mineral. Aku menghabiskan makananku.

   Bel kembali berbunyi.

   Tandanya waktu makan telah habis. Kami menaruh mangkuk dan gelas di tempat cucian.

     "Ayo kita kembali ke bara" ajak Steve.
     "Sepertinya tidak, aku harus menunggu Clark disini. Kami ada urusan hari ini" jawabku.
     "Kalau begitu aku duluan" ujar Stve kembali ke bara.

   Clark datang dari pintu masuk ruang makan, ia menghampiriku dengan senyuman manisnya itu.

     "Ayo, kita mulai latihannya"ajak clark.
     "Siapa takut?"jawabku

   Kami menuju ruangan tersembunyi clark.

     "Clark, apakah kau sudah memberi nama ruangan ini?"
     "Sudah,namanya Clark's Camp"
     "Bagus juga" sahutku.

   Clark memutar obor. Kami masuk ke dalam Clark's Camp. Clark memetik jarinya untuk menghidupkan lampu. Lalu memetik lagi untuk mengeluarkan senjata dari tempat persembunyiannya.

     "Begini Wizzy, setiap prajurit pasukan keamanan kota harus bisa beberapa senjata penting disini" kata Clark .

Aku mengangguk.

     "Dan, setiap calon prajurit akan di seleksi" lanjut Clark.
     "Seleksi untuk apa?".
     "Untuk mengetahui keahlian mereka dan untuk membagi tugas mereka".

   Lagi lagi aku mengangguk. Kami berjalan mengitari ruangan.

     "Bagi yang lihai menembak jitu, dapat menjadi pasukan penyerang. Bagi yang lihai dalam hal teknologi dapat menjadi petugas informasi. Yang pintar dalam mesin dan senjata akan menjadi prajurit teknologi dan transportasi. Dan bagi yang bisa melakukan semua itu akan menjadi pasukan khusus. Yaitu, pasukan benteng pertahanan. Pasukan ini di gunakan dalam keadaan sangat genting perannya sangat penting disini" Clark menjelaskan, sementara aku menyentuh satu persatu senjata di setiap ukiran persegi, di belakangnya.

   Clark membalikan badan dan memandangku.

     "Kau sudah mengerti sekarang, Wizzy?" .
     "Sudah".
     "Okey, kita harus mulai dari yang mudah terlebih dahulu".

War of The CityWhere stories live. Discover now