Bab 28

2.5K 338 5
                                    

Happy reading guys😉
Don't forget vommentnya yaa💞
-----------------------------------------------------------

   Sementara Steve menembaki penjaga, aku mengotak-ngatik setiap tombol di monitor tabung gas berwarna merah agar gas itu berhenti memuai. Aku yakin Clark, Nick dan Jacob sedang berusaha keras membuka medan listriknya. Mereka tidak bisa membantu kami disini karena alat pendeteksi di lift itu. Tidak ada yang bisa menghentikannya selain kami sekarang.

   Apa yang harus kutekan, terlalu banyak tombol disana-sini.

     "Wizzy dibelakangmu!" Teriak Steve. Aku melirik kearahnya, ia sedang sangat keteteran menghadapi penjaga sendirian. Aku menoleh kebelakang perlahan. Seorang penjaga menekankan mata pistolnya di tempurung belakang kepalaku. Aku meletakan senapanku dan mengangkat kedua tanganku. Aku kembali melirik Steve. Sepertinya ia tidak bisa menembak penjaga yang sedang menodongku ini. Aku harus mencari cara agar bisa lolos darinya. Aku berbalik badan perlahan.

     "Tidak semudah itu Kapten, kau bisa merusak rencana kami" ujarnya sinis dengan wajah menyeringai. Aku melihat jarinya. Ia hendak meluncurkan peluru ke dalam otakku.

     "Darr!!" Satu tembakan terlepas. Tetapi, pelurunya tidak mengenaiku. Pistolnya sudah berhasil ku rampas dengan gesit. Sekarang giliranku yang menodongnya. Tepat pada dahi pria dihadapanku ini.

     "Darr!!" Peluruku menembus kepala penjaga dihadapanku.

     "Tidak semudah itu juga, kau akan menghalangi" balasku.

   Aku kembali mengotak-ngatik tombol-tombol disini. Aku melirik jam. 2 menit lagi. Aku semakin bingung dan panik harus berbuat apa. Steve menghampiriku, karena semua penjaga dan ilmuan telah tewas dan bergelimpangan.

     "Kriet!!" Suara gerbang terbuka. Steve meliriku. Pikiran kami sama. Itu pasti Clark, Nick dan Jacob. Kami berbalik badan. Tapi pikiran kami salah.

     "Hai Kapten" sapanya dengan senyum menyeringai.

   Itu Walikota David Vandencrip.

   Steve mengokang senjatanya.

     "Ternyata kalian cukup kuat untuk lolos dari ruanganku" lanjutnya.

     "Kenapa? Kau pikir kami menyerah semudah itu dan sudah meninggal. Kau tidak selicik yang ku kira, Walikota".

     "Uji coba siap dimulai" suara sistem bergumandang.

   Semua manusia di dalam tabung panik berteriak minta tolong sekuat mungkin. Kecuali Lizzy. Ia hanya diam dan menangis disana. Gas merah semakin menguap dan orang-orang didalamnya mulai batuk-batuk.

     "Kau memang menjijikan!" teriaku geram. Aku menodong Walikota dengan panahan otomatisku. Aku membidik titik tengah kepalanya.

     "Sstt! Kau tidak secerdas yang ku bayangkan. Aku berhasil mengulur waktumu. Dan ini adalah tombol untuk mengubah semua manusia di dalam tabung itu menjadi spesies baru tergantung Imajinasi Terburuk mereka" ujarnya memamerkan tombol berwarna merah.

   Aku sangat takut dengan keputusan Walikota beberapa detik lagi. Aku melepaskan bidikanku.

     "Jangan lakukan itu walikota" kata Steve memberi peringatan dengan nada was-was.

     "Maafkan aku, aku harus melakukannya" walikota menekan tombolnya.

     "Dar!" Walikota tertembak. Bukan kami yang menembaknya. Walikota jatuh, aku bisa melihat orang yang menembaknya dari belakang.

   Itu Rogers! Kondisinya terlihat baik-baik saja selama berada disini. Ia menghampiri kami.

     "Sistem telah diaktifkan. Pengujian sedang terlaksana".

War of The CityWhere stories live. Discover now