UL.18

11.9K 573 7
                                    


Keana telah sampai di rumah, Keana menunjukan keadaaan yang seperti tak terjadi apa apa. Keana makan malam bersama keluarganya dan bahkan mulai membicarakan perusahaan.

Soal batalnya pernikahan Keana dan Aaron telah menyebar di seluruh media dan Keana hanya diam.

"Sayang apa kau yakin tak apa apa?" Tanya Laura sambil memperhatikan gerak gerik Keana.

"Aku baik baik saya mamah, tenang lah." Ucap Keana sambil memainkan sendok dan garpu di atas mejanya.

"Kamu yakin sayang, kamu tak ingin papah membatalkan kontrak kerja bersama om Hans?" Tanya Harry pada Keana yang sempat marah pada Harry karna membatalkan kontrak kerja sepihak bersama Hans.

"Papah Keana tak apa. Lupakan semua, Keana yakin suatu saat hari indah akan menghampiri Keana. Keana hanya tak ingin terjebak dalam masa lalu!"

"Keana tak ingin papah di nilai jelek sama investor lainnya karna membatalkan kontrak sepihak hanya karna maslah sepeleh!" Perkataan Keana terakhir membuat Laura kesal pada anaknya tunggalnya itu.

"Sayang ini bukan masalah sepeleh. Ini masalah besar, apa kau tak bisa sebaik ini. Kadang kadang mamah berpikir kau itu terlalu baik. Kau memikirkan perasaan orang lain dari pada dirimu. Apa kau tak mengerti jika kau sakit maka mamah lebih sakit dari mu!" Teriak Laura sambil meneteskan air matanya.

Keana hanya terdiam begitu pula Harry, mereka tahu kalau Laura sangat marah dan sedih akan peristiwa yang baru saja terjadi.

"Mamah hanya tak bisa melihat mu terluka Ke, mamah gak bisa melihat mu menangis, mamah gak bisa. Mamah gak bisa melihat mu di bicarakan orang lain Kea." Lirih Laura sambil menundukkan wajahnya dengan pipi yang sudah basah.

Keana berjalan ke arah Laura dan berjongkok sehingga Keana dapat melihat wajah Laura lebih jelas.

"Mamah, mamah benar Keana memang sering menangis, Keana gak bisa menahan omongan orang di berita yang menjelekkan Keana, Keana tak mampu menunjukan wajah Keana ke hadapan orang luar. Keana terpuruk ma. Keana terjatuh begitu dalam." Isakan tangis Keana mulai terdengar dan itu membuat Laura menghapus jejak air mata putri nya.

"Keana dapat tersenyum, tertawa, bahagia itu hanya topeng. Keana berusaha menunjukan kalau Keana baik baik saja itu cuman karna mamah dan papah. Keana butuh dukungan untuk bangkit. Keana butuh, mamah Keana butuh papah!"

"Maka dari itu bantu Keana untuk bangkit, bantu Keana melupakan semuanya, bantu Keana membuka lembaran baru, karna Keana tak mampu bangun sendiri, Keana butuh penopang!" Lirih Keana dengan air mata yang juga sudah membasahi seluruh pipinya.

Laura yang merasakan sakit yang Keana rasakan langsung membawa Keana kedalam pelukanya. Begitu erat dan hangat pelukan yang laura berikan membuat Keana sedikit merasa baikan.

"Sayang maaf kan mamah, mamah janji tak akan menunjukan kelemahan mamah. Mamah akan membantu mu bangkit, melupakan masa lalu mu. Mama janji!"

"Papah juga akan membantu mu."

Keluarga Marioline memutuskan membuka lembaran baru, saling menguatkan, saling membantu, dan selalu bersama.

BERBEDA dengan kelurga Blaxton yang duduk di ruang tamu dengan kedatangan atau tamu yang tak di undang menurut Hans dan Ara.

Hans dan Ara hanya menatap Aaron dan Sally dnegan pandangan kesal, kecewa, marah.

"Jadi apa yang akan kalian lakukan!" Tanya Ara sebagai pembuka dalam keheningan yang sempat terjadi.

"Ma kami memutuskan akan melanjutkan hubungan kami!" Perkataan Aaron begitu tegas.

"Papa tak habis pikir. Apa kamu yakin Sally benar benar mencintai mu sekarang?" Tanya Hans tak percaya akan pikiran anak kesayangannya.

Aaron telah di buta kan oleh cinta itulah pendapat Hans dan Ara karna melihat kelakuan anaknya.

"Om Tante, Sally akui dulu sally tak mencintai Aaron tapi sekarang sally benar benar mencintai nya." Lirih Sally sambil melihat Ara dan Hans.

"Ma pa Aaron mohon. Inilah kebahagian Aaron." Ucap Aaron.

"Terserah kamu saja Aaron, tapi jangan harap mama akan merestui hubungan kamu dengan perempuan ini. Yang mama direstui hanya Keana ingat itu!" Ucap Ara sebelum pergi meninggalkan Aaron dan Sally.

"Begitu juga papa, papa tak habis pikir. Otak kamu itu terbuat dari apa sih. He.. kamu tahu Keana memohon sama papah nya supaya tidak membatalkan kontrak kerja kita. Apa kamu tahu?" Perkataan Hans hanya mendapat jawaban senyum singkat dari Aaron.

"Aaron dengar perkataan papa kali ini, kalau sampai mama kamu sakit karna kepikiran akan kelakuan kamu, jangan harap kamu dapat perusahaan papa!" Ancam Hans sebelum pergi.

"Apakah semuanya akan baik baik saja Aaron. Aku rasa orang tua mu tak menyukai ku seperti kita masih SMA." Perkataan Sally membuat Aaron sadar kalau suasana semakin memburuk.

"Sudah lah tenang besok pastinya akan kembali seperti awal. Ayo kau antar kam pulang, ini udah malam"

Ajakan Aaron di setujui oleh Sally. Aaron mengantar Sally sampai depan rumahnya karna Aaron tahu kalau orang tua Sally tak menyukainya.

Aaron kembali ke rumah nya dan langsung bertemu dengan Hans dan Ara.

"Pa, ma ini pilihan ku. Ini kebahagiaan ku, tak bis akan kalian bahagia demi diri ku juga?" Tanya Aaron dan hanya mendapat jawaban tatapan dari Hans dan Ara.

Aaron menatap Hans yang duduk di kursi kebesarannya yang berada di ruang kerja Hans.

"Pa bisakah kau tak bicara kasar pada Sally. Setelah bertahun tahun dia hilang dari hidup ku dan sekarang dia kembali ke sisi ku!"

"Dan mama!" Ucap Aaron melihat Ara yang berdiri di dekat rak buku.

"Bisakah mama menerima Sally seperti dulu. Dulu mama suka dengan nya bahkan kalian sering masak berdua lalu kenapa mama jadi tak menyukai nya!"

Baik Hans maupun Ara tetap memilih diam, mengamati tingkah Aaron dan mencerna semua ucapan Aaron.

"Apa kalian tahu bagaimana kehilangan. Apa kalian tak mencintai ku lagi."

"Ah aku tahu pasti karna Keana. Apa dia telah mencuci otak kalian hingga lebih membela nya dari pada anak kalian sendiri." Teriak Aaron sebelum pergi meninggalkan ruangan kerja Hans.

"Aku harap dia membuka pikiran nya dan matanya." Ucap Ara sambil melihat pintu kayu warna coklat yang sudah tertutup rapat.

"Aku juga berharap yang sama untuk nya." Timpal Hans.

~

Setelah makan malam Keana memutuskan langsung ke kamarnya. Keana menatap televisi yang sedang membicarakan dirinya dan Aaron.

Anak tunggal Marioline meninggalkan pernikahannya begitu saja.

Keana mantan Model batal nikah

Keana dan Aaron membatalkan pernikahannya

Keana menghilang dari acara pernikahannya

Keana mengakhiri pernikahannya begitu saja

Begitulah siaran berita yang muncul, menyudutkan Keana dalam gagalnya pernikahannya dengan Aaron.

"Cepat sekali berita ini tersebar padahal belum 24 jam!" Lirih Keana

Keana mematikan televisi nya dan berjalan ke arah balkon. Balkon adalah tempat paling nyaman bagi Keana. Balkon tempat favorit bagi Keana.

Melepaskan seseorang yang gak memperdulikanmu bukan berarti menyerah. Itu berarti kamu ada di titik kesadaran bahwa bahagia gak harus bersamanya

~
Salam hangat aprivane

Unrequited LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang