UL.22

13.2K 604 8
                                    


Keana mencoba profesional walaupun mood nya hari ini tiba tiba berubah karna undangan yang di berikan Sally padanya.

Keana mencoba menyelesaikan tugas tugas nya dengan kosentrasi yang tinggi, tapi tetap saja bukannya selesai pekerjaannya malah semakin banyak.

Kesalahan sering di lakukan nya bahkan hal itu menyebabkannya harus lembur.

"Kamu pulang saja dulu Na, sebentar lagi aku selesai!" Ucap Keana sambil menyusun beberapa berkas untuk rapat besok pagi.

"Tidak bisa bu, masa sekretaris pulang duluan sebelum bos nya." Ucap Nana sambil membawakan dua cangkir di tangannya.

"Jangan panggil aku bu, kalau hanya kita berdua Nana. Aku gak setua itu." Ucap Keana.

"Maaf. Lupa!" Ucap Nana sambil meletakan dua cangkir teh di meja.

"Minum dulu, biar aku urus itu Kea. Lagian tinggal menyusun saja kan, aku bisa." Ucap Nana sebelum mengambil kertas kertas dari tangan Keana.

"Thanks!" Ucap Keana sambil mengambil cangkir teh yang di bawah Nana.

"Tidak perlu berterimakasih, aku ini sekretaris mu dan ini memang pekerjaan ku Kea!" Ucap Nana sambil menyusun kertas kertas sesuai urutannya.

Jam menunjukan pukul 10 Keana dan Nana telah sampai di pakiran perusahaan. Keana menunggu Nana dijemput supir taksi dulu, baru Keana pulang.

"Hati hati!" Ucap Keana saat Nana membuka kacanya sebelum meninggalkan area pakir perusahaan.

"Em, kamu juga hati hati." Balas Nana.

Keana berjalan ke arah mobilnya dan membuka pintu mobil nya.

"Hai!"

Suara sapaan seorang wanita sangat terdengar di telinga Keana, suratan yang tak asing bagi Keana.

"Leona ada apa kau kemari?" Tanya Keana sambil membalikkan badan nya.

"Kau sangat mengenal diriku Keana, tanpa melihat kau bisa tahu kalau itu aku!" Ucap Leona dengan senyum yang menurut Keana manis tapi sifat nya Leona sangat tak manis pada Keana.

"Tentu aku mengenal mu walaupun hanya mendengar suara mu, karna apa, karna kamu sangat tidak menyukai ku. Maka dari itu aku mengingat selalu suara mu!" Ucap Keana setelah menutup kembali pintu mobilnya.

"Ada apa kenapa kau mencari ku, aku tak ada hubungan lagu dengan Aaron. Jadi perempuan yang harus kau temui itu adalah Sally!" Ucap Keana sambil menatap Leona.

"Em aku tahu Kea, aku di campakkan Aaron dan kau juga di campakkan jadi aku ingin bicara sama perempuan yang juga di campakkan Aaron!" Perkataan Leona membuat Keana membuka mulutnya sedikit.

Terkejut, iya. Aneh, iya. Leona sangat aneh, apa Leona dicampakkan Aaron jadi gila. Itulah yang di pikirkan Ke an[a.

"Kau ingin mengajak ku bicara atau menyindir ku yang di tinggal nikah!" Ucapan Keana yang begitu spontan hanya di anggukan Leona.

"Dua duanya. Aku ingin turut berduka cita pada mu karna gagal menikah dan aku juga butuh teman untuk curhat." Ucap Leona yang begitu santai.

Keana masih terdiam dan menggeleng kepalanya pelan. Keana merasa kalau Leona yang di lihat buka lah Leona.

"Hei cepat masuk!" Teriak Leona dengan kencang dari dalam mobil.

Leona membalikann badan nya dan membukakan pintu mobilnya dengan tatapan tak percaya.

"Kau kenapa masuk ke mobil ku, kau mau apa?" Tanya Keana tak percaya

"Ayolah, aku di usir dari rumah. Kau tahukan mama ku. Awalnya dia senang kau gaal menikah dengan Aaron dan berharap hubungan ku membaik dengan Aaron tapi ternyata datang Sally!" Ucap Leona sambil duduk santai di dalam mobil dengan Ac yang telah di hidupkan.

Keana hanya menghembuskan nafasnya dnegan kasar dan masuk ke dalam mobilnya. Keana menjalan kan mobilnya dan mulai fokus pada jalan yang masih ramai.

"Lalu kau mau ku antar ke mana?" Tanya Keana sambil fokus pada setir yang mengarah ke kanan.

"Boleh kah aku ke rumah mu?" Tanya Leona dengan tangan yang dilipat dan ekspresi wajah yang kelihatan sedih.

"Gak bisa Leona, mamah dan papah ku ada dirumah. Dan kau juga harus tahu mama Aaron sudah menceritakan semua tentang mu kepada Mamah dan papah ku. Mereka akan mengusir mu sebelum kau injak kaki ke dalam rumah ku kalau tahu kau Leona si pengganggu hubungan anak nya." Ucap Keana datar.

"Ayolah Kea, ku mohon. Walaupun kita tak dekat, tapi kan kita sama sama patah hati. Kau bayangkan saja aku sudah menemaninya selama 2 tahun lebih tapi dia malah memilih mu dan selanjutnya dia meninggalkan mu dan memilih Sally. Aku butuh teman curhat Keana. Please!" Ucap Leona panjang lebar dengan gaya memohon.

"Baiklah, kita ke apartemen ku saja. Aku akan menghubungi orang rumah saja kalau aku tak pulang kerumah tapi menginap di apartemen!" Ucap Keana menyerah karna sejujurnya Keana juga perlu teman curhat.

Memang aneh kedua wanita yang patah hati saling curhat dan masalah utamanya orang yang buat sakit hati mereka sama dan mereka dulu sangat tidak dekat walaupun tidak saling membenci.

Tak butuh waktu yang lama, 30 menit Keana dan Leona telah sampai di apartemen Keana.

"Kau mau minum apa?" Tanya Keana setelah keluar dari kamarnya dan berganti pakaian santai.

"Em jus jeruk kalau ada!" Ucap Leona yang juga sudah mengganti baju, lebih tepatnya mendapat pinjaman baju dari Keana.

"Em, baiklah tunggu sebentar!" Ucap Keana sebelum menghilang dari arah ruang tamu.

Berapa menit kemudian Keana datang denang dua gelas berisi jus jeruk dan beberap tripleks cemilan yang berada di atas baki.

"Ini silahkan di nikmati! Ucap Keana sambil meletakan baki tersebut di atas meja.

Keana duduk dengan kedua kaki yang diangkat dan melihat Leona yang berada di depannya.

"Jadi?" Tanya Keana begitu ambigu.

Leona yang tahu maksud Keana mencoba mencari posisi nyaman sebelum membuka mulutnya.

"Saat hari dimana pernikahan mu dan Aaron akan di adakan, aku langsung keluar dari kantor Aaron." Kalimat pertama yang di utarakan Leona hanya di tanggapi tatapan dari Keana.

"Lebih tepatnya 1 bulan sebelum pernikahan kalian gagal aku ingin pergi dari kantor itu, tapi kalau mencoba bertahan. Karna ucapan dan janji nya lah aku bertahan. Jujur awalnya aku membenci mu yang datang dalam kehidupan Aaron dan membuat Aaron berpaling dari ku." Ucap Leona panjang lebar sambil memainkan gelas yang di pegang nya.

"Tapi aku sadar saat kita bertemu di pertemuan arisan kemarin kalau kamu memang perempuan yang baik. Kamu menjunjung kesopanan yang tinggi. Itu menurut ku dan mulai saat itu aku berpikir apakah aku harus mengalah atau terus berjuang?" Ucap Leona sambil menunjukan senyum simpul miliknya.

Senyum yang tulus. Itulah yang di pikirkan Keana saat melihat Leona tersenyum padanya.

"Lalu pilihan kamu apa?" Tanya Keana

"Berjuang!" Jawaban Leona tak membuat Keana bingung karna saat itu Leona langsung bicara pada Aaron saat mereka berada di pakiran.

"Tapi setelah mendengar dia akan menikah dengan mu, di situlah titik terakhir perjuangan ku. Aku menyerah dirimu lah yang terpenting bagi nya!" Ucap Leona sebelum menundukkan kepalanya.

"Kau salah, dendam nya lah yang terpenting bagi nya!" Ucap Keana cepat dengan tatapan yang menunjukan sisi lembut nya.

Leona mengangkat kepalanya dan menatap Keana yang tersenyum padanya.

"Jangan bertanya apa dendam nya, yang pasti dendam itu yang memaksanya untuk mendekat pada ku dan aku bersyukur setidaknya dendam itu sempat membuat kami dekat. Sangat dekat!" Ucap Keana dengan menahan air matanya.

Leona merasakan sakit yang di rasakan Keana hanya dengan mendengar beberapa kalimat yang di utarakan Keana. Saat itu juga Leona tahu, Keana paling hancur di antara orang lain. Sakit Keana tak sebanding dengan sakitnya.

Kadang musuh adalah orang terbaik untuk kita

~

Salam hangat aprivane

Unrequited LOVE (END)Where stories live. Discover now