UL.19

11.8K 622 14
                                    


Sudah seminggu sejak batalnya pernikahan Keana dan Aaron jadi perbincangan semua media. Selama seminggu ini banyak sekali yang berubah.

Keana juga sudah mulai masuk perusahaan selama seminggu ini, Keana duduk menjadi wakil direktur utama. Awalnya Keana menolak namun Harry memaksanya maka dari itu Keana tak bisa berbuat apa apa selain menuruti nya.

"Bu Adelicia hari ini kita ada rapat dengan perusahaan Blaxton. Tuan Harry berpesan kalau beliau pergi sendiri ke tempat meeting!" Ucap perempuan rambut sebahu yang menjadi sekretaris pribadi Keana.

"Baiklah, 15 menit lagi kita ke tempat rapat!" Ucap Keana setelah melihat jam berwarna emas di tangan nya.

"Baik bu, 15 menit lagi saya akan kembali!" Ucap sekretaris itu dan langsung pergi setelah mendapat jawaban anggukan kepala dari Keana.

"Aku harap aku bisa menunjukan sikap profesional ki di depan mu!" Lirih Keana.

~

1 jam telah berlalu, Keana dan sekretarisnya telah sampai di tempat meeting.

Dari jauh Keana dapat melihat papah nya yang sudah duduk dengan Hans dan Aaron pastinya.

"Selamat siang, maaf saya terlambat!" Ucap Keana lembut sebelum duduk di samping Harry.

"Tidak apa Keana om tahu kamu pasti sibuk!" Ucap Hans dengan senyum tulus di bibir nya.

Keana hanya membalas senyuman kepada Hans dan berahli pada sekretarisnya.

"Mana map yang saya suruh bawa tadi?" Tanya Keana.

"Ini bu!" Ucap sekretaris tersebut sambil memberikan map berwarna putih.

"Terimakasih!"

Keana memberikan masing masing kertas kepada Harry, Hans, Aaron dan juga untuk dirinya.

"Ini surat perjanjian nya. Kontrak kerja sama kita akan berlangsung selama 2 tahun. Kalian semua bisa baca dulu perjanjian nya, jika ada yang tidak sesuai dengan kesepakatan kita saya akan mengubahnya sekarang!" Ucap Keana menatap secara bergantian.

Keana melihat semua orang membaca surat perjanjian nya dan mengangguk menandakan sesuai dengan kesepakatan awal mereka.

Keana berusaha untuk fokus namun pikirannya dan matanya selalu tertuju pada sosok di depannya. Pria itu sangat konsen pada lembar kertas di depannya.

"Baiklah mari kita memulai kesepakatan ini!" Ucap Hans.

Semua menandatangani kertas tersebut dan satu orang mendapat kan satu kertas sebagai kesepakatan.

"Baiklah senang berkerjasama dengan anda!" Ucap Hans sambil mengulurkan tangannya.

"Em." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Harry tanpa mau menjabat tangan Hans.

"Papah duluan, papah masih ada urusan penting di luar kantor!" Pamit Harry pada putri semata wayangnya.

"Hati hati pa!" Ucap Keana sambil menundukkan sedikit kepalanya.

"Kami duluan nona!" Ucap sekretaris Harry yang berdiri di belakang Harry.

"Baiklah, Hari hati pak!" Ucap Keana.

Unrequited LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang