thirty two; versace on the floor

23.7K 1.4K 8
                                    

"Bos, kita sebenernya, mau kemana, sih?"

Pertanyaan itu membuat Alvis melirik sejenak ke arah Nadiar yang tengah duduk di kursi samping pengemudi. Matanya berkedip heran, dan bibirnya mengerut akibat penasaran. Ya, setelah mereka menghabiskan makanan dan saling bertukar sapaan selamat tinggal pada Devan-Dizi, Alvis dan Nadiar langsung pergi ke tempat yang ingin dikunjungi oleh Alvis. Dan disinilah mereka. Dalam perjalanan menggunakan mobil untuk sampai ke pantai.

"Bos, kok perasaan, gak nyampe-nyampe, ya?" Nadiar kembali bertanya, namun, belum juga Alvis menjawab, Nadiar kembali membuka suara. "Bos, saya pengen dengerin lagu lewat radio mobil ini, boleh? Biar gak terlalu sepi, hehe."

"Hm," balas Alvis sambil mengangguk pelan. Alvis melihat Nadiar yang mengaduk tasnya, lalu mengeluarkan ponsel dan kabel data.

Nadiar langsung menghubungkan radio mobil dan ponselnya dengan menggunakan kabel data. "Mobil Bos bagus, deh. Yang Bang Alden gak bisa kayak gini, hehe."

Alvis hanya diam dan membiarkan Nadiar mengotak atik ponselnya, sehingga sebuah lagu pilihan Nadiar mengalun di dalam mobil.

Kepala Nadiar mengangguk mengikuti nada lagu. Kakinya menghentak pelan dan mulut Nadiar berbisik pelan menyanyikan lirik lagu Umbrella milik penyanyi Rihana.

"Ini ..., bukannya lagu lama?"

Nadiar menoleh, lalu berkedip sebelum kemudian tersenyum lebar dan mengangguk. "Iya."

"Kenapa kamu puter lagu ini?"

"Gak boleh, ya, Bos?" Nadiar bertanya polos. "Bos gak suka, ya? Kalo gitu, saya ganti, deh."

"Eehh ...," Alvis hanya diam dan tak melanjutkan kalimatnya yang sudah berada di ujung lidah. Sebenarnya, Alvis hanya penasaran mengapa Nadiar tidak memutar lagu zaman sekarang seperti There's Nothing Holdin Me Back milik Shawn Mendes atau Shape Of You milik Ed Sheeran. Dan kalau Despacito ..., rasanya tidak mungkin Nadiar mengoleksi lagu tersebut. Mengingat jika Nadiar takut akan sesuatu yang berbau kawin. Ya, Alvis sekarang tahu apa arti naena. Terima kasih pada Devan yang dengan senang hati memberitahunya.

"... Let's take our time, tonight. Girl ..."

Alvis mengerjap, lalu menoleh ke arah Nadiar yang mengalunkan lagu Versace On The Floor milik Bruno Mars. Arti lagu tersebut, kan ...?

Oke. Alvis menghela napas panjang saat mengetahui jika dirinya tidak banyak mengetahui tentang Nadiar.

***

Nadiar melompat dari mobil dan langsung membuka flat shoesnya, lalu melempar ke sembarang arah. Nadiar berlari cepat dengan semangat ke arah air yang sangat banyak di depannya. "DAEBAK!!" teriaknya sambil tertawa riang dan menendang pasir di bawahnya. Nadiar sangat senang. Ia tidak menyangka bahwa Alvis akan mengajaknya ke pantai disaat waktu sudah menunjukan pukul 17.25, dimana matahari yang tenggelam akan terlihat di pantai.

Nadiar menoleh ke samping, dan menemukan Bosnya. Ia dapat melihat sedikit senyum di bibir Alvis.

Nadiar mendengus, lalu menjatuhkan dirinya di pasir dan mengusap-usap pasir di bawahnya. "Ini lembut," ucapnya, lalu duduk bersila di pasir. "Bos, saya kirain mau minta di anter kemana! Eh, ternyata ke pantai. Hehe, jadi seneng."

"Saya gak nyangka kalo kamu bakal se-urakan ini," Alvis berucap sambil mendengus. "Ketemu pantai, kamu langsung lempar sepatu dan duduk di pasir."

Nadiar cemberut, lalu berdecak sebal. "Gapapa, kali, Bos," balasnya tanpa menatap Alvis dan tetap memainkan pasir di bawahnya. "Saya kan jarang ke pantai. Apalagi menjelang maghrib gini."

Alvis kembali mendengus. Lalu, tanpa Nadiar sangka, Alvis membungkuk dan menggenggam tangan Nadiar. "Bangun. Kamu pakai rok. Kalau ntar pasirnya masuk, gimana?"

Handsome CEO [Repost]Where stories live. Discover now