[3] 𝐁𝐞𝐚𝐮𝐭𝐢𝐟𝐮𝐥 𝐒𝐭𝐚𝐥𝐤𝐞𝐫

2.8K 324 14
                                    

Perayaan Party Anniversary SM Entertaiment telah usai pukul 3 pagi, di tutup dengan sesi foto bersama artis, kru serta para founder. Beragam artikel yang memberitakan kemewahan party itu, telah di rilis bersamaan dengan melonjaknya penjualan saham. Begitupun berbagai preview foto dari para artisnya seusai pesta tersebut, terutama anggota EXO yang kehadirannya di gerbang pintu keluar telah disambut awak media serta para fans. Dari ke 9 anggotanya, hanya Chanyeol serta Sehun yang tidak terlihat meninggalkan gedung SM Entertainment.

Adalah Chanyeol yang masih duduk di area party, menikmati sisa-sisa coktail penghabisan dengan cahaya lampu temaram beserta Oh Sehun disisinya. Kedekatan mereka membuat Chanyeol rela menemani maknae EXO yang datang sangat terlambat di pesta agensinya sendiri. Keterlambatan anggota termuda itu memang beralasan; jadwal pemotretan majalah yang tak bisa ia elakkan.

Fans boleh lega karena Oh Sehun menyempatkan waktu menghadiri party meski memegang rekor menjadi orang yang terakhir tiba.

"Hyung?"

"hmm?"

Sehun menyesap minuman melewati tenggorokannya kembali. Pukul 3 pagi yang sebagian besar orang-orang gunakan untuk beristirahat tapi pengecualian bagi kedua sahabat yang tak merasakan kantuk sedikitpun.
Sehun melayangkan tatapan kepada Chanyeol yang terpaku menikmati pemandangan kota. Sehun sempat mendengus ketika Chanyeol tadi menyambutnya dengan omelan.

"YA kemana saja kau Model Oh?" dan "Uri Sehun terlambat, apa hukuman yang pantas untuknya? Mentraktir ? Membersihkan dorm selama seminggu?"

Itu Chanyeol satu jam yang lalu. Tetapi kini pria Park itu jauh lebih tenang meski ada sedikit sirat gundah yang menguasai , seakan-akan pria yang terpaut usia 2 tahun dari Sehun itu sangat terpaksa untuk menemani dirinya. Chanyeol tidak pernah kehilangan selera untuk menikmati tiap kebersamaan dengan anggota lain. Tapi pagi ini, bayangan gelisah terpantul dari bola matanya. Jiwa Chanyeol tidaklah disini, sesuatu lain menghambat dirinya, menghalangi keriangan seorang Park yang tak pernah terganti di segala situasi.

"Memikirkan Irene noona, eoh ?" Sehun membuka suara, tidak tahan melewatkan satu kekeh ejekan. Seperti dugaannya, ia berhasil menarik perhatian Chanyeol. Mengerjap, balik bertanya melalui sorot mata yang tanpa ada kata sudah mampu ia baca. Kau tau darimana?

"Kedatanganku yang sangat terlambat ternyata sedikit menguntungkan." Lanjut Sehun lagi, memainkan cairan di dalam gelas miliknya. "Aku tak sengaja melewati lorong dan melihat noona terduduk lemas, ada Yerim juga disana. Mereka menyebut-nyebut dirimu."

Chanyeol tertegun sejenak mendengar penuturan Sehun. Tidak ada kebohongan yang ditangkap oleh Chanyeol. Lagipula, pertemuannya dengan Irene memang sebuah kebenaran. Hanya saja, Chanyeol tidak memperkirakan hidangan penutup yang ia sajikan sendiri membuat separuh pikirannya tersita.

"Hyung, katakan. Kau tertarik dengannya?"

"Apa??"

Sehun lagi-lagi terkekeh meneguk minumannya, "Hey, santailah sedikit." Sepanjang pertemanan mereka, Chanyeol tidak segan untuk berbagi, masalah yang ia hadapi, keresahannya, apapun itu. Tidak ada aturan yang membatasi Sehun untuk sekedar bertanya.

"Aku tidak tahu." Chanyeol akhirnya mengungkap dengan satu jawaban diiringi lengkungan dari sudut-sudut bibir.

Well, tidak tahu?

"Ya atau tidak?"

Chanyeol berdecak sebal. "Ck, kenapa kau sangat ingin tahu?"

"Apakah itu bagian dari rahasiamu, hyung?"
Kening Chanyeol berkerut mendengar nada bicara serius Sehun. Tak lama, gelak tawanya pecah.

Kɪssɪɴɢ Bʟᴏᴏᴅ • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Where stories live. Discover now