[18] 이건 𝐎𝐯𝐞𝐫𝐝𝐨𝐬𝐞

1.6K 253 24
                                    

🍷🍷🍷

Tidak sulit bagi Chanyeol untuk melarikan diri dari kerumunan membosankan profesinya. Apalagi demi memuaskan hasrat yang terus menerus mengganggu selama acara berlangsung, membuatnya tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal.

Disinilah dirinya sekarang, berdiri dipinggir balkon yang jauh dari hiruk pikuk rekan grup, grup lain, maupun perkumpulan awak media.

Ketukan pantofelnya melangkah secepat mungkin, dibarengi tungkai panjang membuatnya terasa hanya sekejap untuk sejenak menghindar dari para manusia.

"Hargggh" sejenak netra abunya bergulir demi menelisik tajam dibalik punggung untuk memastikan tidak ada seorangpun yang berhasil menguntitnya.

Jika ada, Chanyeol hanya berharap dia bukan Irene maupun anggota grupnya melainkan manusia lain yang bertubuh sehat dengan darah segar. Chanyeol akan memastikan untuk menjadikannya santapan makan malam.

Ekspresi datar dari pemuda itu menyiratkan bahwa pelariannya memang sempurna. Nihil. Tidak ada seorangpun yang mengikutinya sampai kemari.
Sepasang netra abu itu kembali pada tujuan awal. Sibuk mengaduk saku coat panjang dan menemukan dimana minumannya berada.

Kemasan botol yang lebih mirip dengan penambah stamina berukuran 75 mili. Tanpa pikir panjang, rasa lapar dan haus yang bercampur menjadi satu membuat si Park itu lantas meneguk habis dalam satu kali tegukan.

Bahkan ia tak mengizinkan setetespun untuk tinggal didasar botol.
Rasa nikmat masih beradu didalam mulut, lidahnya mencecap senang, aroma yang menyeruak dengan kekentalan kesukaan Chanyeol. Jangan tanyakan senikmat apa, manusia normal jelas akan lebih memilih mendeskripsikan cairan itu beraroma besi dan anyir.

Untuk sejenak Chanyeol terpejam merasakan nikmat dan sedikit kelegaan sebelum dahinya mengernyit dan netranya membulat berganti dengan keterkejutan. Bergidik ngeri dengan cairan yang baru saja ia teguk.

Refleks membuang botol minuman stamina itu sembarangan hingga pecah berkeping-keping mengotori lantai.
"Uhuk-uhuk. Arghh!" Chanyeol mencondongkan tubuh dengan tangan bertumpu pada pinggiran balkon berusaha memuntahkan dan usahanya berujung sia-sia sebab darah yang ia teguk sudah tercerna sempurna.

"Lee Jonghyun sialan! Darah siapa yang kau berikan untukku, eoh?!"
-
-
-
Tidak ada member EXO yang peduli ketika Chanyeol kembali dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. Seperti orang yang menanggung kecewa sementara tersirat pula kesan marah diantara netra abunya.

Seharusnya Chanyeol sadar sejak awal, ada yang sedikit aneh dengan Bae Irene malam ini. Gadis itu mengenakan pakaian ketat namun dengan lengan tertutup nyaris menutupi telapak tangan. Tidakkah sama bagi Chanyeol ketika mencoba menutupi luka akibat peluru perak dengan mengenakan hoodie berlengan panjang.

Sementara tak jauh dimana member EXO berada, posisi duduk Chanyeol memudahkan pria itu untuk menatap langsung pada Irene. Kentara menyiratkan kecewa. Dan Irene secepatnya sadar dengan tatapan sendu dari balik netra abu-abu itu. Jari-jemari mungilnya dengan gugup mengerat pada lengan, yah lengan dimana dibaliknya terdapat bekas ketika dr. Jonghyun meminta darahnya.

Apa salahnya? Apa Chanyeol Sunbae sudah tahu? Tapi, kenapa dia terlihat marah?

Irene diam-diam tertunduk, bibirnya mengerucut. Meski tetap saja tak mampu menghilangkan kesan cantik di wajahnya. Lagipula menurutnya dia ini manusia yang cukup sehat, pola makannya terjaga. Jadi, darahnya juga sudah pasti enak kan?

Apa Sunbae tidak menyukai darahku? Helanya dengan nafas terhembus pelan.

"Eonnie..."

"Ya?" Irene menoleh pada membernya, Yeri yang memanggilnya dengan membisik.

Kɪssɪɴɢ Bʟᴏᴏᴅ • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Where stories live. Discover now