[11] 𝐍𝐞𝐞𝐝𝐞𝐝

2.4K 282 59
                                    

NOTES :

Monggo VOTE & COMMENT sebelum baca 😘😙

Enjoy!

Chanyeol meninggalkan ruangan Jonghyun dengan emosi yang masih belum reda. Sosoknya muncul di pinggir keramaian kota Seoul setelah sempat berpindah dari satu atap gedung ke gedung lain hanya untuk membiarkan beban pikirannya menguap habis.

Pemuda Park itu berakhir menghembuskan nafasnya frustasi, seperti orang yang kehilangan arah. Chanyeol tidak pernah merasa segamang sekarang. Perkataan yang tertutur dari bibir sang dokter menjadi alasan mengapa sebagian pemikirannya tersita.

Satu langkah Chanyeol ambil demi menyusuri jalanan sepi. Menaikkan tudung hoodienya dengan kepala tertunduk, tubuh jangkung Park Chanyeol tampak tersamarkan di kegelapan malam yang perlahan semakin pekat.

Jam sekolah baru saja usai, meski Chanyeol tidak tahu pasti lokasi yang saat ini ia pijak tetapi tampaknya dekat dengan sekolah. Beberapa pelajar melewatinya, gadis-gadis sekolah menengah yang lebih memilih membicarakan EXO dibanding soal ujian matematika yang memuakkan.

Chanyeol tersenyum tipis. Satu hal yang membuatnya terhibur berada di kerumunan manusia adalah pengakuan mengenai keberadaannya sendiri. Pandangannya menerawang mengingat keluarga manusianya. EXO, tiga huruf yang menjadi alasan Chanyeol untuk bertahan hingga detik ini. Tiga huruf yang membuatnya memiliki gairah dan mengesampingkan rasa menyiksa dibalik kemortalan ras vampirnya.

Jauh berjalan, sebuah pergerakan tertangkap di pendengaran Chanyeol. Berisik dan tergesa. Suara denyut nadi yang terdengar kuat disertai degup jantung 2 anak manusia yang saling berpacu, salah satunya lebih identik dengan hawa ketakutan yang mengancam.

"Hmm, ada hal menarik di sini." Chanyeol memelankan langkah, menghirup udara sekitar lamat-lamat dan menarik tubuhnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di ujung gang.

Suara jeritan seorang wanita disusul bentakan seorang pria serta bunyi tamparan yang cukup keras.

"Dia terlalu kasar." Chanyeol bergumam. Langkahnya enggan beranjak setelah sebuah aroma datang menggelitik, menusuk penciumannya dan menyebar dengan kuat.

"Sial."

Mata Chanyeol terpejam, warna bola matanya memerah seketika dan pria itu mendongak untuk menghirup rakus aroma darah segar yang datang dari si wanita. Suara tergesa dan kepanikan terasa kuat dirasakan Chanyeol.

Wanita itu baru saja terbunuh.

"Manusia rendahan." Chanyeol merutuk pada aroma darah yang diiringi melemahnya suara detak jantung. Ahh, dia baru saja menjadi saksi dari sebuah pembunuhan. Darah manusia membuat sisi vampirnya bergejolak, rasa lapar dan haus datang menghujam menjadi satu.

Sayangnya Chanyeol tidak suka mendapatkan sesuatu yang bekas.

Chanyeol muncul dari persembunyian, menatap wanita korban pembunuhan itu dengan tatapan mencemooh. Seperti yang biasa terjadi, korban selalu ditinggalkan oleh pelaku. Dan Vampir samasekali tidak tertarik campur tangan dalam permasalahan pembunuhan manusia.

Ingatan Chanyeol kembali pada aroma darah lain yang lebih nikmat dan menyegarkan dibanding aroma menyengat ini.

"Ahhh, sweetie.." Desah Chanyeol perlahan memundurkan langkah untuk berbalik menggunakan kemampuan teleportasinya.

Pemuda Park itu kini tahu dimana seharusnya ia berada sekarang.

-

-

Kɪssɪɴɢ Bʟᴏᴏᴅ • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Where stories live. Discover now