[5] 𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐁𝐞 𝐀𝐟𝐫𝐚𝐢𝐝

2.8K 296 20
                                    

IRENE POV

Aku tidak ingin menduga alasan sebenarnya yang menyebabkan Chanyeol sunbae mendatangi apartemen pribadiku ini, yang jelas dia tidak hanya sekedar ingin menumpang tidur, sebab berjam-jam berlalu justru dihabiskan dengan mengobrol satu sama lain.

Ternyata begini rasanya berbicara langsung dengan sosok yang bertahun-tahun mengisi lembaran catatanku. Kuakui walaupun kami berada di manajemen yang sama, ini adalah pertama kali aku mengobrol intens dengan Chanyeol sunbae. Meski masa traineeku lumayan panjang hingga menghabiskan waktu bertahun-tahun, ini adalah kesempatan yang baru pertama kali datang kepadaku. Pipiku rasanya menghangat setiap kali mendengar suara beratnya bergema, Ya Tuhan, rasanya ada lompatan kecil di jantungku tiap kali kudengar nada suaranya yang penuh penegasan. Jujur saja aku hampir tidak berani menatap langsung ke arah matanya. Selain karena tubuh Chanyeol yang tinggi menjulang menyulitkanku, yah saat ini kami sedang berdiri bersisian menatap sunrise. Bodohnya aku justru menunjukkan kesan cuek yang serampangan. Lalu, untuk menutupi kesalahanku itu akhirnya kutawarkan nasi goreng kimchi untuk Chanyeol Sunbae. Aku masih berusaha untuk mengimbangi hubungan kami sebagai rekan satu manajemen, seharusnya memang begini bukan? Mengakrabkan diri satu sama lain. Ah, malu sekali jika kukatakan selama ini aku mencari tahu tentang Chanyeol.

"Kau mau kubuatkan nasi goreng kimchi?" Tawarku sesaat setelah memasuki konter dapur, sementara chanyeol menyamankan tubuhnya pada sofa. Membaca ekspresinya kemungkinan ia tertarik dengan penawaranku.

"Apakah itu gratis untukku ? Baiklah, aku akan menganggap itu pelayanan dari penggemar. Boleh, kan, Sweetie?"

Apa ? Sweetie ? tanpa sadar keningku berkerut mendengar panggilan itu ? Kenapa semua panggilan dari chanyeol terdengar istimewa ditelingaku ? cantik.. dan kemudian Sweetie.

Aku masih memperhatikan gerak-geriknya , terutama penampilan. Tidak ada yang mencolok dari apa yang dipakai oleh Chanyeol kali ini selain setelan hitam kesukaannya. Wajah tanpa polesan apapun. Meski banyak kekaguman yang kusimpan untuk pria jangkung ini, tapi tetap saja tidak menghilangkan rasa penasaranku. Terlebih lagi ketika tadi jemari-jemari besar Chanyeol yang biasa memetik gitar menyentuh lenganku. Ada hawa dingin tak biasa yang sontak menjalari seluruh sistem saraf, aku tidak bercanda, aku tidak melebih-lebihkan bahwa kulit tubuh Chanyeol terasa teramat .. dingin ?

"Masakanmu lumayan."

"Ah, bagaimana?" tanpa sadar aku sibuk dengan pemikiranku sendiri hingga pendengaranku hampir menulikan fungsinya jika kalimat refleksku tidak lebih dulu bertindak.

"Lumayan." Ulang Chanyeol lagi disela-sela kesibukannya mencerna nasi goreng kimchi buatanku yang mau tak mau membuatku tersenyum senang. Ada rasa bangga yang menyelinap ketika mendengar pujian singkat itu.

"Ck, bilang saja kalau enak atau tidak enak." Balasku mencoba bersikap ketus. Tapi Chanyeol justru tak menggubris, hanya menunjukkan senyum tipis yang misterius. Aku tahu dia akan ada perform siang nanti, jadi kupikir ketika Chanyeol selesai pada suapan nasi terakhirnya kemudian meneguk jus jeruk yang kupersiapkan, ia akan segera angkat kaki dari apartemen persinggahan ini. Lagipula ini sudah pagi. Tapi, yang ada pemuda tiang itu justru kembali pada sofa dan membaringkan tubuhnya disana. Menjulurkan kakinya yang benar-benar panjang, oh astaga bahkan sofa ini muat untuk diduduki semua anggota member Red Velvet , tapi sekarang sofa ini hanya bisa menampung Chanyeol seorang.

"Chanyeol? K-kau benar-benar berniat untuk tidur disini?" Berondongku segera menyusulnya yang sudah berbaring memejamkan mata, kurasa dia kekenyangan.

"Hmm." Hanya itu yang kudengar, kuteguk kembali ludahku, pria ini. 10 menit, 30 menit berlalu , tidak ada pergerakan dari Chanyeol. Apa dia benar-benar sudah tertidur? Kucoba menggerakkan telapak tangan di hadapan wajah Chanyeol , samasekali tidak ada respon selain pergerakan nafasnya. Keingin tahuanku kembali muncul, kucoba untuk mengulurkan tangan dan menyentuh sebelah wajah polosnya. Memastikan bahwa indera perabaku tidak salah merespon beberapa saat lalu, aku berharap hanya kesalahan, tapi.. lama kusentuh wajah Chanyeol.. tetap saja hawa dingin menyergapku. Ya Tuhan ! Kutarik kembali jemari ini dan beralih membungkam mulut karena tubuhku terasa menggigil sekarang. Aku pikir ketakutanku ketika di lorong waktu itu hanya alasan dari kegugupan yang tak mampu kebendung dan lagi saat Chanyeol mencekal lenganku beberapa saat lalu aku berharap indra perabaku yang salah. Tetapi, ini terasa nyata... Kulit Chanyeol benar-benar sedingin balok es!

Kɪssɪɴɢ Bʟᴏᴏᴅ • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Where stories live. Discover now