[8] 𝐇𝐢𝐬 𝐃𝐨𝐜𝐭𝐨𝐫

2.5K 288 24
                                    

Chanyeol sudah berusaha mengeluarkan suaranya untuk mencegah Irene membuka tirai. Sebuah anomali terjadi pada Chanyeol untuk yang pertama kali, sinar matahari yang membias kali ini samasekali tak bisa membuat Chanyeol nyaman. Pemuda bersurai merah menggeram dalam hati dengan mata yang terpejam, cahaya terang mengusik dirinya membuat lengannya naik untuk menutupi wajah.

"Ini gawat..tubuhku.." Chanyeol membatin, tubuhnya gemetar dan ia masih menggeliat di ranjang tidur.

Bruk! Pemuda itu jatuh menyentuh lantai kamar dari ranjangnya

"KENAPA LAMA SEKALI MENUTUP TIRAINYA" Teriak Chanyeol terengah-engah, keadaan kamar sudah menggelap, matanya memicing menghakimi Irene yang baru saja memeriksa suhu tubuhnya.

Irene berjingkat kaget, apa yang disadari olehnya adalah ia menutup tirai sesaat, secepat yang ia mampu setelah mendengar permohonan dari Chanyeol. Apa jeda yang sebentar itu sudah merupakan waktu yang lama untuk Chanyeol?

"Badanmu dingin sekali Sunbae! Akan ku telepon dokter,ah ani rumah sakit saja."

"Jangan!" Irene semakin terkejut ketika Chanyeol mencengkeram lengannya, sangat dingin.

"A-aku, maksudku, tidak perlu. Aku sudah punya dokter pribadi."

Kemudian terdengar suara deheman sorang pria dari arah pintu kamar. "Kau baik-baik saja , Chanyeol?" tiba-tiba lampu menyala menerangi kamar.

"Itu dokterku."

Irene tertegun melihat seorang pria lain berdiri dengan tangan terbenam pada saku jas putihnya. Cepat-cepat ditepisnya cekalan Chanyeol dan berdiri membungkuk sopan pada pria yang diklaim sebagai dokter pribadi Chanyeol itu. Irene salah tingkah menjadi objek yang ditelisik dari ujung kepala hingga kakinya, entah apakah ia tak salah lihat jika dokter bername tag Lee Jonghyun tersebut menarik seringai tipis di sudut bibirnya sebelum berpaling pada Chanyeol lagi.

"Aku mengantarkan mobilmu kesini. Apa kau sudah sarapan?" Ucap Jonghyun meletakkan kunci mobil Chanyeol di atas nakas, kemudian mengulurkan tangan hendak membantu Chanyeol berdiri namun pria itu terlalu egois dan memilih bangkit seorang diri dengan badan sedikit terhuyung.

"Dia seharusnya tidak berada disini, Chanyeol." Jonghyun menatap Irene tajam sekilas membuat gadis itu kembali kikuk, tetapi tak bisa melarikan diri. Irene sangat menyesal, ia berakhir menerima segala spekulasi buruk yang awalnya hanya dugaan semata. Gadis itu harus menyaksikan bagaimana pengobatan yang dilakukan Chanyeol untuk memulihkan keadaannya. Ya, pria itu sedang sakit. Samasekali tidak dalam kondisi baik.

"Hey tenanglah Hyung, aku bisa membuatnya bungkam." Ancam Chanyeol dingin, cukup mampu untuk di dengar oleh telinga Irene.

-

Ya, Irene benar-benar dibuat bungkam setelah itu. Di sudut ruang santai berbatasan dengan pantry, dapur serta ruang tamu apartemen, Chanyeol meminum obatnya dengan brutal. Bukan karena pria itu terlalu haus, tetapi cara memandangnya terhadap Irene yang tampak memucat. Suara tiap tegukan terdengar jelas di ruangan itu, Jonghyun hanya duduk manis di seberang Chanyeol, menjadikannya penonton memperhatikan keduanya.

"Kau menakutinya, Chanyeol-ah." Tegur Jonghyun dengan tawa kecil.

Seharusnya Irene tau lebih awal, kenyataan ini adalah jawaban dari semua rasa penasarannya. Chanyeol sudah lebih dulu memperingatkan bahwa sifat stalking yang dilakukan Irene hanya akan membawanya pada penyesalan.

"Dia yang menginginkan semua ini, hyung !"

"HAHAHA" Jonghyun benar-benar terbahak menyaksikan drama ini, apalagi Irene yang mendadak terkejut hingga menutup wajah dengan telapak tangannya. Dokter ahli bedah itu sudah siap untuk menghentikan Irene jika gadis itu berlari untuk kabur. Tapi, sepertinya ia cukup gigih juga.

Kɪssɪɴɢ Bʟᴏᴏᴅ • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Where stories live. Discover now