06 || Nyaman?

7.8K 266 5
                                    

===

"MEMANG. Namaku Ruby. Dan malam ini bukan aku yang harus mati."

Sam tersenyum menantang. Menatap wanita di hadapannya dengan mata menajam bak elang. "Hm. Benarkah?"

Ruby dengan cepat menangkis tangan Sam yang menodongkan pistol ke arahnya sehingga senjata itu terpental ke ranjang. Tangan satunya ia gunakan untuk meraih revolver miliknya dan balik menodongkan senjata itu ke arah Sam.

Pria itu terkejut bukan main saat menoleh ke arah Ruby. Dalam hati ia mengumpat bisa seceroboh dan berani meremehkan perempuan di hadapannya. Ia menghela napas sebentar, sedetik kemudian perempuan itu tersenyum bak iblis mengerikan.

Sam hanya mengerutkan dahi bingung saat tangan lentik Ruby membuang revolver yang ia todongkan barusan ke arah cermin membuat kacanya retak.

"Lawan aku. Dengan tangan kosong! Itu pun jika kau bisa," tantang Ruby meremehkan, seperti biasa.

Sam melangkah ke depan hendak mencekal kedua tangan Ruby, tapi telat. Wanita itu buru-buru merunduk dan menarik kedua kaki Sam hingga terjatuh. Sam hanya bisa melotot terkejut atas kekuatan wanita itu yang bisa menjatuhkan dirinya.

Sementara Ruby mendekat ke arah jendela dan membuka high hills miliknya.

Sam berdiri menatap Ruby bengis. Kali ini cukup main-mainnya, ia akan menghajar wanita itu sebelum wanita itu yang akan membunuhnya. Tangannya mengepal seiring kakinya yang melangkah mendekat. Rahang kokohnya bergemeletuk dengan tatapan menajam. Bulir keringat pada dahi yang sedikit berurat itu terus menyeruak di antara pori.

Bug!

Kepalan tangannya tepat mengenai tembok saat wajah Ruby menghindar, yang dimanfaatkan oleh Ruby untuk menangkis tangan Sam dan memelintirnya ke belakang tubuh. Lalu dengan tenaga keras ia menendangnya membuat Sam terjerembab ke arah jendela. Kacanya pecah berhamburan membuat Ruby mundur perlahan.

Tapi Sam masih belum puas. Ia bangkit dan menghampiri Ruby lagi. Menangkis tangan wanita itu saat ingin memukulnya dengan high hill, Sam balik mencekal kedua tangan Ruby cepat dengan satu tangan dan tangan satunya lagi ia gunakan untuk mencekik Ruby. Ia mendudukkan Ruby di ranjang sembari tangannya terus mengeratkan cekikkan pada leher jenjang Ruby.

Ruby yang tak kalah akal langsung menendang selangkangan Sam dengan susah payah, membuat pria itu mengerang dan mundur perlahan. "Mati saja kau ke neraka!" umpat Ruby dan maju menghampiri Sam.

Sam kembali berusaha menggapai kaki Ruby hendak menariknya, tapi dengan cekatan Ruby memukul kepala Sam dengan high hill yang masih dalam genggaman. Kakinya tak tinggal diam, ia arahkan ke ranjang dan menggeser cepat pistol milik Sam membuat benda itu melayang ke udara. Lalu dengan mahirnya ia tangkap pistol itu dan menodongkan ke arah Sam.

Sam yang menyadari itu cepat menangkas tangan Ruby sehingga pistol itu terjatuh. Pria itu mengambil pistol miliknya dan berdiri hendak menarik pelatuk dan menodongkan ke arah wanita itu lagi.

Ruby hanya bisa mencoba mengambil senjata api itu dari tangan Sam dengan sisa tenaga yang ia miliki. Mereka beradu, memperebutkan pistol yang pelatuknya sudah tertarik. Saling mengarahkan ke tubuh lawan sampai akhirnya suara tembakan memekik nyaring membuat keduanya terdiam.

Darah segar menetes ke bawah mencemari lantai. Ruby mundur beberapa langkah, membiarkan tubuh Sam linglung karena senjatanya sendiri.

Kali ini ia berbalik mengambil senjata miliknya dan menggunakan high hill untuk segera pergi dari ruangan tersebut. Sapu tangan kulit yang ia gunakan dilepas, tak lupa rambut palsu berwarna pirang juga ia lepas dan memasukkannya ke dalam tas selempang. Sebelum pergi wanita itu menoleh, menatap Sam kasihan.

With Your BodyWhere stories live. Discover now