16 || Lari

4K 172 1
                                    

===

BYUR!

Ruby terjatuh ke dalam kolam. Kakinya tersangkut selang yang berada di pinggiran kolam membuat wanita itu terpeleset. Berulangkali Ruby mencoba melepaskan kakinya dari selang di dalam air, bergerak-gerak menghindari selang itu sampai terlepas. Tapi saat wanita itu ingin naik ke permukaan kakinya mendadak keram.

Sampai Safir menceburkan dirinya ke dalam kolam dan meraih pinggang Ruby dengan tangan kekarnya ke atas permukaan, menggangkat tubuh Wanita itu ke pinggir kolam sembari mengumpat. "Kau ini sekali saja tidak membuat masalah bisa, tidak?"

Ruby diam. Ia mengulum dua bibirnya melihat Safir yang akan marah. Sedikit ngeri bila sudah melihat pria itu marah-marah, pasti akan panjang urusannya.

"Bajuku jadi basah!" sentak Safir dan bangkit mengambil kain yang tersampir di kursi dekat kolam. Ia mengambil kain itu kasar dan melemparnya tepat ke arah wajah Ruby.

Ruby mengambil kain itu dari wajahnya tak kalah kasar dan menatap Safir kesal. "Bisa tidak sehari saja kau tidak usah marah-marah? Lagipula aku tidak menyuruhmu untuk menolongku, bukan?!"

"Jadi kau ingin aku meninggalkanmu di sini mati mengapung dan Polisi akan mengejar-ngejarku karena aku adalah orang yang terakhir kali menemuimu?"

Bisa tidak Safir tidak mendumal panjang lebar seperti itu? Karena wibawanya seketika lenyap! Ruby memutar bola matanya kesal. Telinganya panas. Jika saja Safir bisa semanis saat bersama Intan, mungkin Ruby akan menyukainya. Atau mungkin sudah?

Ruby melempar handuk yang ia kenakan ke arah Safir. Dengan wajah kesal wanita itu bangkit berjalan mendekati Safir setelah merasa kakinya sudah baikan.

Safir yang menangkap handuk kembali melemparkannya ke arah Ruby. "Tutupi badanmu karena aku takut kau akan menggodaku!"

Ruby mengerutkan dahinya dengan senyuman kecil. "Kau ini terlalu percaya diri."

Safir diam sebentar. Tidak mungkin dalam situasi seperti ini Wanita seperti Ruby tidak menggoda, Safir yakin Wanita itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini. Tapi mengapa rasanya Safir sangat menginginkan Ruby terus menggodanya? Ia menyipitkan matanya sebal. "Jika saja ini bukan di luar Restoran aku akan langsung memecatmu karena tidak sopan dengan Bos. Sepertinya kau lupa kau siapa."

Ruby tertawa kecil dan mengibaskan tangan di antara wajahnya dan Safir. "Aku sudah sering menggodamu di Restoran dan kau tidak ada masalah. Kau senang, bukan?"

"Senang? Dengan dadamu yang rata?" Pria itu sempat menatap dada Ruby sekilas, lantas Safir tertawa dibuat-buat. "Seperti tidak ada wanita lain saja."

"Tidak ada bahasan lain dari ini, huh--

Safir menutup mulut Ruby dengan telapak tangannya yang besar membuat perkataan Wanita itu terputus. Matanya melirik was-was ke arah pintu masuk dan mendesis pelan saat Ruby malah menggumam tidak jelas.

"Hey, diamlah!" Safir menatap lekat ke arah luar.

"Apa?" tanya Ruby yang tidak paham.

"Kita pergi," kata Safir dan menarik tangan Ruby membuat wanita itu tersenyum miring tanpa disadarinya. Baru saja Safir dan Ruby keluar dari area kolam renang tiba-tiba seorang petugas berpakaian security menatap mereka dengan mata melotot dan alis beradu karena bingung.

Sedetik. Dua detik. "Apa yang kalian lakukan di sana?" tanya orang itu berteriak.

"Lari!" Safir berseru. Menautkan jari pada tangan Ruby dan menariknya lembut. Mereka berlari bersamaan melewati koridor-koridor. Lift tepat beberapa meter di depan keduanya terbuka dan orang di dalamnya berhamburan keluar yang membuat Safir dan Ruby memasuki lift dan menekan tombol loby.

With Your BodyWhere stories live. Discover now