Chapter. 02

276K 18.2K 1K
                                    

Nafizah

"
"
"

IG; Nuryunus_99

☆☆☆

Alvira. Anak bungsu Nafiza terlihat sibuk menatap sekeliling taman yang ada di sekolah TK-nya. Ada banyak teman-teman seusianya sedang bermain di sekitarnya, ada yang bermain di temani ibu mereka ada juga yang bermain sendiri tidak di temani ibunya tak terkecuali kakak kembarnya--Alvaro.

"Vila tidak punya ayah." Ejek seorang gadis kecil padanya. Senyum manis Alvira seketika luntur saat mendengar ucapan teman seusianya itu.

"Vila punya ayah! Vila punya ayah!" Bantah Alvira tak suka dengan ucapan temannya.

"Mana? Angel tidak pelnah liat ayah Vila," ejek gadis bernama Angel.

"Vila tidak punya ayah, Vila tidak punya ayah." Lagi Angel mengejek Alvira hingga rasa kesal muncul di dalam diri gadis berkuncir dua itu.

Alvira berdiri dari duduknya dan menutup dua telinganya dengan dua tangannya, kepala gadis itu menggeleng keras ketika suara ejekkan teman- temannya semakin menjadi.

Merasa kekeksalannya semakin bertambah tanpa sadar Alvira mendorong temannya hingga jatuh dan berteriak menangis.

Para ibu-ibu yang tak jauh di sekitar mereka langsung menghampiri mereka termasuk ibu Angel.

"Hei kamu!" Bentak Ibu Angel.

Alvira tersentak, ia yang tak biasa mendengar suara bentakan atau teriakkan dari orang lain itu seketika merasa takut.

"Vira..." panggil Alvaro kembaran Alvira.

"Kakak..." Lirih Alvira memeluk kembaranya.

"Maaf ini ada apa?" tanya seorang guru yang baru datang.

"Anak nakal ini mendorong anak Saya," lapor ibunya Angel sambil menunjuk Alvira yang berada di pelukkan Alvaro.

"Vila tidak nakal! Angel yang nakal," bantah Alvira.

"Jelas-jelas kamu yang nakal, kamu mendorong putriku!" Ibu itu tidak terima anaknya di katakan nakal.

"Lihat! kaki putriku berdarah!" lanjutnya memperlihatkan lutut anaknya yang hanya tergores kecil dengan luka kecil juga

"Tapi Angel yang nakal, Angel bilang Vila tidak punya ayah."

Semua terdiam.mendnegar ucapan Alvira. Ada bebeerapa ibu-ibu berbisik seraya melirik Ibunya Angel.

"Oh, itu ... Itukan benar, Kamu memang tidak punya ayah. kenapa kamu marah?"

Alvaro hanya bisa diam sambil menenangkan Alvira dengan tangan yang mulai terkepal.

"Sudah, sudah" ucap Guru yang tadi.

Guru itu menatap Ibu Angel lalu berkata, "Maaf Bu, tolong ucapannya jangan begitu."

Nasihat Guru itu. Ia takut perkataan Ibunya Angel menyakiti perasaan Alvira dan Alvaro. Biar bagaimana pun mereka masih kecil dan tidak pantas mendengar ejekan wanita itu.

"Loh.., kenapa Anda membela mereka? jelas-jelas ucapanku benar, ibu kedua anak ini seorang j*l*ng makanya mereka tidak punya ayah. Mereka anak h*r*m," tambah ibunya Angel.

"Jangan membelanya, ya! Saya adalah donatur di sekolah ini. Saya bisa membuat anda di pecat dan tidak dapat pekerjaan. Saya mau anak-anak ini tidak lagi di sekolah ini atau ... Saya akan memberhentikan dana untuk sekolah ini." Suara penuh keangkuhan itu membuat semua mengelus dada mereka.

Dear Nafiza (Proses Revisi/terbit)Where stories live. Discover now