Chapter. 36 (New)

116K 6.9K 362
                                    

Nafiza menatap Azka yang terbaring lemag di atas ranjang di rumah sakit. Tadi setelah mendapat anggukkan dari Nafiza pria itu tiba-tiba saja tak sadarkan diri dan itu membuat semua orang panik tak terkecuali Nafiza sendiri. Ia begitu panik dengan Azka yang pingsan secara tiba-tiba.

"Bunda..." Suara Alvira membuat Nafiza menatap putri kecilnya itu. Wanita itu tersenyum kecil melihat wajah khawatir bercampur takut milik Alvira.

Gadis kecil itu khawatir dengan ayahnya yang tiba-tiba pingsan dan takut karena tadi sempat melihat ayahnya yang berkelahi dengan omnya untuk kedua kalinya. Berbicara soal omnya. Nafiza teringat akan Kakanya yang juga di bawa ke rumah sakit bersama dengan Azka namun berbeda kamar rawat karena tidak mungkin keduanya di rawat dalam satu kamar.

Kakak Nafiza itu sedang terluka parah karena pukulan dari Azka.

"Bunda... Ayah masih sakit?" Tanya Alvira membuat Nafiza sedkit tersentak.

"Kenapa ayah tidak bangun-bangun, Bunda?" tanya Gadis itu lagi.

"Ayah lagi kecapean sayang, jadi belum bangun." Jawab Nafiza kembali menatap wajah Azka. Pria itu pingsan karena kecapean mungkin cape karena perjalanannya dari kota besar kemari?

Nafiza menarik lalu menghembuskan napasnya, ia menggendong Alvira lalu mendudukkan Alvira di pangkuannya.

"Kenapa lama sekali, Bunda? Om Kiki saja sudah bangun." Ucap Alvira dengan tangan kecilnya memegang tangan besar Ayahnya.

"Sabar ya... Ayah kamu kecapean. jadi butuh istirahat."

Alvira mengangguk mendnegar jawaban Bundanya itu.

"Vira sudah makan?" tanya Nafiza.

"Sudah, Bund tapi, Bang Alka nggak makan. katanya sudah telambat ke sekolahnya." Jawab Alvira.

"Ya ampun, Kasihan pasti abang kalian kelaparan di jam pertama pelajaran." Gumam Nafiza. Ia tadi tidak sempat melanjutkan masaknya larena Azka yang datang dan membuat masalah.

"Bunda... Bunda... Kenapa Ayah belantem telus sama Om Kiki? Apa meleka nggak temenan ya?

Sebuah pertanyaan sederhana dari Alvira tidak dapat di jawab oleh Nafiza. Wanita itu tidak tahu harus menjawab apa dengan pertanyaan itu.

"Bunda... Kenapa nggak jawab? Om Kiki sama Ayah nggak temenan ya, Bunda?" Tanya Alvira lagi dan masih sama. Nafiza tidak tahu harus menjawab apa.

"Vila nggak suka." Ucap Alvira dengan mata yang menatap ayahnya yang sedang tak sadarkan diri itu.

"Ayah, Om Kiki telus belantem. Vila sedih, Vila takut liat meleka belantem. Bunda."

Air mata Alvira menetes membuat Nafiza menghapusnya "Sayang... Om Kiki sama Ayah itu..." Entah apa yang harus Nafiza katakan sekarang ini.

"Mbak, Nafi." Sebuah suara membuat Nafiza menatap ke asal suara tersebt dan terlihatlah Kevin. Adik Azka.

"Mbak... Apa yang terjadi?" Tanya Kevin. "Apa Abang baik-baik saja?"

Nafiza mengangguk menjawab pertanyaan Kevin, "Dia baik-baik saja." Jawabnya. Tidak menyebut kata Mas, Azka ataupun Azka. Wanita itu menyebut suaminya dengan kata 'Dia'

Kevin menatap Nafiza ia merasa aneh saat Nafiza mengucapkan kata 'Dia' pada Abangnya itu tapi ia mencoba menepis perasaan anehnya itu.

"Mungkin masih kecewa?" Batin Kevin bertanya-tanya. Pria itu meski berada di luar negeri beberapa minggu ini tapi ia tahu apa yang terjadi pada rumah tangga Kakaknya itu.

Kecewa? yah. Bukan hanya hati Nafiza yang kecewa dengan kelakuan Azka, Kevinpun sama. Sama kecewa. Saking kecewanya ia ingin sekali menghajar dan memaki Kebodohan Kakaknya itu.

Dear Nafiza (Proses Revisi/terbit)Where stories live. Discover now