Chapter. 14

199K 13.7K 447
                                    

Selamat membaca...

Kevin tersenyum bangga ketika melihat Nafiza dan Azka yang sedang berbicara serius di taman dekat rumah serta sekolah ponakannya tadi. Kevin dan Azkaa memutuskan menemui Nafiza di rumahnya, namun belum sempat mereka ke rumah Nafiza mereka mendapati wanita tersebut berada di jalan menuju sekolah anak-anak.

"Rencana kedua berhasil." Batin kevin ia segera beranjak dari tempatnya menuju sekolah ponakannya ia sudah minta izin menjemput ketiga ponakannya pada Nafiza

"Mas Azka..." panggil Nafiza memecah keheninggan di antara keduanya

"Nafi pertemukan aku dan anak-anak, aku tau kamu masih kecewa padaku, tapi jangan menghukumku dengan cara tidak mempertemukan aku dengan mereka Nafi. Biarkan aku bertemu dengan mereka," pinta Azka membuat Nafiza terdiam

"Nafi tidak berniat begitu, Nafi juga ingin mereka bertemu dengan Mas Azka, Tapi Nafi tidak tau caranya bagaimana? dan harus menjelaskannya pada mereka."

"Soal itu biarkan aku yang memikirkannya, yang terpenting sekarang ini. Kamu mengizinkan aku bertemu mereka," ucap Azka senang.

Saking senangnya Azka. ia langsung memeluk Nafiza dengan erat setelah itu ia mengecup dahinya lama perlakuan Azka membuat Nafiza terdiam, tapi di hatinya merasa senang sama seperti Azka.

"Mas Azka." panggil Nafiza lagi

"Soal ka Alletha____"

"Alettha kenapa dia?" Tanya Azka memotong ucapan Nafiza

"Bagaimana Ka Alettha? maksudnya soal hubungan ka Azka dan ka Alletha" tanya Nafiza membuat Azka menyerit bingung

"Maksud kamu? Hubungan? Hubungan apa?" Tanya Azka bingung dengan ucapan Nafiza

"Soal perasaan mas Azka pada Ka Alettha. Bukannya mas sudab menyatakan keinginan bersamanya" tanya Nafiza dengan mantap ia teringat akan ucapan Azka waktu lima tahun lalu. Azka terdiam mendengar ucapan Nafiza

"jadi kau mendengar ucapanku dulu?" tanya Azka dingin

"Dan itu membuat kau pergi dari rumah?" Nafiza mengangguk.

"Aku tahu aku salah waktu itu Nafi. tapi, aku dan Alletha tidak mempunyai hubungan apa apa karna Alletha sudah bertunangan."

"Dan waktu itu, aku hanya memastikan perasaanku saja. Apa perasaanku masih untuknya atau tidak. Ternyata sudah tidak ada karena sudah terganti dengan wanita lain..."

Azka mengusap air mata Nafiza yang terjatuh "Dan wanita itu, adalah kamu. Ibu dari anak-anakku."

Air mata Nafiza terjatuh dengan derasnya, hatinya sunggu bahagia tapi, apakah itu benar? Apakah dia tempat pelampias Azka karena tidak bisa memiliki Alettha?

"Jangan pernah berfikir kalau aku kembali hanya karena dia telah di miliki orang lain, aku mencintaimu. Mencintai istriku, ibu dari anak-anakku." Azka mengecup dahi Nafiza membuat Nafiza memejamkan matanya.

Perlahan Azka mengangkat tanganya memegang dagu Nafiza membuat Nafiza mendonggak menatapnya. Azka menunduk dan

Cup

Azka mengecup bibir Nafiza membuat Nafiza terdiam dengan wajah memerah

"Jangan ragukan perasaanku Nafi," lirih Azka.

Drrrrrtt drrrrtt

Suara getaran ponsel Nafiza terdengar membuat Azka melepaskan pelukannya dan membiarkan Nafiza mengangkat panggilan telvonnya

"Hallo?"

"......"

"Iya saya sendiri."

"....."

Dear Nafiza (Proses Revisi/terbit)Where stories live. Discover now