Chapter.06

238K 15.1K 185
                                    

Selamat membaca...

Siang berganti sudah berganti malam dan Nafiza tidak bisa tidur saat ini. Alvira putrinya saat ini rewel karna demam. Perlahan tangan Nafiza membelai rambut Alvira setelah itu beralih ke dahi untuk memastikan demam Alvira kalau sudah turun.

"Huuff...."

Nafiza menghembuskan nafas lega saat merasa demam Alvira sudah turun.

"Tetap sehat putriku," gumamnya seraya berbaring di samping Alvira.

Sementara itu di luar rumah, sebuah mobil mewah berwarna merah terparkir tepat di bahu jalan yang ada di depan rumah Nafiza. Mobil itu milik Azka yang sudah hampir tiga jam berada di sana.

Suara embusan napas terdengar dari Azka yang dari tadi hanya diam di dalam mobilnya. Ia hanya bisa duduk diam seraya menatap rumah sederhana milik Nafiza.

Miris. Itulah yang di rasakannya ketika melihat rumah sederhana tersebut. Azka hidup di rumah yang begitu mewah dan megah Sedangkan Istri serta anak anaknya hanya tinggal di rumah yang mungkin lebih besar dari kamar tidurnya? mungkin.

Meskipun ada keluarga Wirawan yang mau mencukupi kehidupan mereka namun Azka tau tabiat Nafiza yang tak ingin merepotkan orang lain.

"Aku baru bisa menemukan rumah Nafi, gara-gara si idiot itu!" geram Azka mencengkram stir mobilnya dengan kuat. Ia geram karna Fikri, sahabatnya itu tidak memberikan alamat rumah Nafiza. Ia juga bodoh, bodoh karna harus kehilangan jejak Nafiza saat menyusulnya tadi dan bodoh tidak meminta Fikri mengirimkan alamat tersebt melalui chatt atau lainnya.

Azka kembali menghembuskan napasnya matanya tidak pernah lepas dari salah satu ruangan rumah Nafiza yang lampunya masih menyala. Tanda kalau belum semua orang di rumah itu tertidur.

"Aku ingin sekali bertemu denganmu," gumamnya.

"Memelukmu dan anak-anak." Ingin sekali Azka mengetuk pintu Rumah Nafiza agar bisa bertemu dan memeluk  Nafiza serta anak anaknya.

Azka menyalakan mesin mobilnya saat lampu di salah satu ruangan ia perhatikan dari tadi mati. "Aku akan kembali besok." Perlahan mobilnya menjauh dari rumah Nafiza.

***

Suasana rumah Nafiza tidak seperti biasanya, kalau biasanya di pagi hari akan ada suara teriakkan si bungsu. Untuk pagi ini tidak ada, hanya ada ketenangan yang di rasakan saat ini.


"Bun, keadaan Vira gimana?" tanya Arka dengan nada khawatirnya

"Udah nggak apa-apa bang, demamnya juga sudah turun. Nanti kalau istirahat pasti sembuh," Jawab Nafiza seraya memperbaiki posisi Alvira yang ada di gendongannya.

"Oh Iya. Abang sama Varo berangkat sendiri, nggak papa kan?"

"Nggak papa, Bun." Jawab Arka. Anak itu cukup memahami kondisi bundanya saat ini. Adiknya sedang sakit dan tentu saja Bundanya tidak bisa mengantarnya dan Alvaro ke sekolah. Arka merasa itu bukan apa-apa, Bundanya tidak perlu khawatir. Ia dan Alvaro bisa berangkat ke sekolah sendiri mereka sudah hafal arah ke sekolah juga. Mereka juga tahu harus memperhatikan jalan dengan baik.

Setelah Sarapan dan pamit sambil mencium tanggan Nafiza mereka langsung keluar rumah menuju ke sekolah yang memang dekat dari rumah mereka

***

Bersambung...

Kalau ada typo di coment pada tempat typonya yah. 😄 biar langsung tahu diana letak typonya.

Rabu : 07.03.2018

Dear Nafiza (Proses Revisi/terbit)Where stories live. Discover now