Chapter.21

162K 10.1K 167
                                    


"Arga" sebuah panggilan seorang wanita membuat seorang pria bernama Arga menghentikan langkahnya. Pria itu membalikkan badannya lalu menatap wanita yang tadi memanggilnya.

"Apa Ma?" Tanya Agrah pada mamanya

"Apa kau sudah menemukannya?" Tanya mama Arga membuat Arga tersenyum sinis

"Peduli apa mama sama dengannya?" tanya Arga balik pada mamanya "Bukankah mama membencinya?"

"Mama mau bertemu dengannya Arga, katakan kalau kau sudah menemukan keberadaannya" pinta mamanya membuat arga tersenyum sinis lagi

"Ya aku sudah menemukannya dan sempat menemuinya" jawab arga

"Benarkah?" Tanya mama Arga antusias

"Kenapa tidak membawanya kemari? menemui mama"

"Membawanya kemari?, jangankan membawanya kemari bertemu denganku saja. dia enggan." Lirih Arga.

Arga menggelengkan kepalanya "Apa kata mama menemui mama? mama lupa dengan apa yang mama lakukan padanya dulu?"

"Mama lupa, apa perlu aku ingatkan apa yang mama lakukan dulu?"

Ucapan serta pertanyaan Arga membuat Mama Arga terdiam menatap nanar pada putranya

"Mama tahu mama salah Argah, biarkan mama menemuinya, mama mau minta maaf padanya Arga, biarkan mama menemuinya" ucap mama Arga.

"Sudahlah Ma."

"Jangan ganggu kebahagiaannya, Ma. dia sudah bahagia dengan orang lain"

"Jika mama menemuinya, mama akan membuat dukanya dan kesedihannya kembali" Arga berjalan menjauh meninggalkan Mamanya yang terdiam di tempat menatap punggung putranya yang sudah menghilang

"Mama tau ini salah mama, maaf membuatmu berpisah dengannya, maafkan mama." Lirihnya

***

CLEK

Suara pintu terbuka tidak membuat seorang wanita yang tertidur dikursi dengan kepalanya berada di pinggir ranjang, terbangun.

Seorang pria masuk dengan pelannya ke dalam ruangan, pria itu terdiam menatap wanita yang masih tertidur dengan posisinya terlihat jelas wajah lelah di wanita itu membuat pria yang menatapnya merasa bersalah.

"Maaf." Hanya itu yang ucapkan Azka, prianyang masuk ke dalam ruangan rawat milik ke dua anaknya.

Azka mengusap pelan rambut Nafiza lalu, dengan pelan ia menggendong Nafiza, memindahnya di sofa.

"Maafkan aku. Seharusnya aku tidak pergi waktu itu..." lirih Azka.

"Ayah..." terdengar suara lirihan dari Alvira membuat Azka yang menatap Nafiza kini berahli menatap putrinya.

"Ayah, ayah sudah pulang?" Tanya Alvira senang.

"Iya, Ayah sudah pulang." Jawab Azka dengan berjalan mendekati ranjang Alvira.

"Putri Ayah sakit apa?" Tanya Azka.

"Vila sakit lindu Ayah." Ucapan Alvira membuat Azkan tersenyum.

"Ayah sudah ada di sini, jadi sakit rindunya sudah hilangkan?" Tanya Azka yang di angguki kepala oleh Alvira.

"Ayah jangan pelgi lagi ya, nanti Vila lindu.. kak Valo juga lindu telus Abang juga." Celoteh Alvira.

"Iya, Ayah tidak akan pergi." ucap Azka.

Azka memeluk Alvira lalu mendaratkan kecupan di kepala Alvira membuat gadis kecumil tersenyum dengan manisnya.

"Hoamm... Vila masih ngantuk, Vila mau bobo lagi Ayah, tapi ayah jangan pelgi ya?" Ucap Alvira membuat Azka mengangguk.

"Iya, putri Ayah bobo aja, Ayah nggak akan pergi kok."

Azka kembali tersenyum kecil ketika melihat putrinya yang sudah kembali terlelap, perlahan tangan Azka terulur mengatur selimut Alvira dengan baik, setelah melakukan hal tersebut, Azka membalikkan badannya dan langsung berhadapan dengan ranjang yang lainnya, ranjang di mana Alvaro terlelap. "Maafkan Ayah, Ayah membuat kalian sakit." Gumamnya.

"Mas," panggil Nafiza membuat Azka tersentak lalu menatapnya Azka berdiri dari duduknya, lalu berjalan mendekati Nafiza.

"Kau sudah bangun?" Tanya Azka berjongkok di depan Nafiza yang sudah mengubah posisinya yang tadinya berbaring kini duduk di atas sofa.

"Mas..., Aku ingin menjelaskan soal pria itu." Ucap Nafiza langsung.

"Sudahlah, Nanti saja menjelaskannya." Ucap Azka.

"Tapi Mas, aku harus menjelaskannnya, pria itu Arga. Dia...." Nafiza menghembuskan napasnya.

"Sudahlah, nanti saja menjelskannya." Ucap Azka yang belum mau mendengar kebenaran antara hubungan Nafiza dan pria yang memeluknya, Azka terlali takut menerima kenyataan seandainya pria itu, pria yang spesial di hati Nafiza.

Azka menghembuskan napasnya pelan, "Maaf aku membentakmu waktu itu, Maaf meninggalkanmu tanpa mau mendengar penjelasanmu, dan maaf. Aku membuat mereka sakit karenaku." ucap memeluk Nafiza erat.

"Maukan kau memaafkanku?" Tanya Azka membuat Nafiza mengangguk.

"Aku mencintaimu." Lirih Azka membuat Nafiza terdiam.

"Aku juga. Mencintaimu Mas." Balas Nafiza.

***

Bersambung...

Byebye 👋👋👋

Rabu : 21.03.2018

Dear Nafiza (Proses Revisi/terbit)Where stories live. Discover now