Chapter.27

136K 8.1K 66
                                    

Selamat membaca...

Azka mengumpat serta menggerutu tidak jelas di depan berkas berkas penting yang harus ia periksa. Bukannya berkurang tapi berkas berkas itu malah bertambah banyak. Padahal ia sudah memeriksa serta mendatangani beberapa berkas yang lainnya selama seminggu tanpa henti.

"Huuu..., berkas sialan! tidak tahu apa? kalau aku merindukan istri serta anak anakku" ucap Azka sambil membanting sebua map yang berada di tangannya.

Azka menghembuskan napasnya secara keras untuk mengurangi rasa kesalnya.

"Untunglah perusahaan di london sudah di selesaikan masalanya oleh ayah" gumam Azka penuh syukur.

"Azka" sebuah panggilan membuat Azka menatap pintu masuk ruang kerjanya. Dengan seketika azka mendengus ketika tau siapa yang Azka masuk kedalam ruangannya tanpa mengetuk pintu lebih dulu

"Ada apa mbak?" Tanya Azka pada wanita tersebut. Wanita itu menatap Azka, ia duduk di depan meja kerja Azka.

Wanita itu tersenyum menatap Azka "Apa kamu benar sudah menemukan istrimu?" Tanya wanita itu membuat azka mengangguk.

"Ya" jawab Azka singkat. "Aku menemukannya bersama anak anakku" lanjut azka membuat wanita itu menyeritkan dahinya

"Anak anak?" Tanya wanita itu.

"Ya anak anak, sewaktu istriku pergi dia tengah hamil anakku, dan kehamilan keduanya anak kembar" ucap Azka dengan senyumnya ketika ia teringat anak anaknya apalgi si kembar.

"Benarkah?" Tanya wanita itu antusias membuat Azka mengangguk dan tersenyum ia menatap wanita di depannya.

"Yah... kembar yang satu laki laki bernama Alvaro, sifatnya sama seperti Kevin sangat suka menjahili orang orang terutama adiknya. Wajah Alvaro perpaduan antara aku serta Nafiza. dan yang satunya perempuan Alvira. Gadis itu sangat manja. Wajahnya mirip denganku hanya saja dia perempuan" ucap Azka

"Wah sepertinya kamu sangat senang bisa bertemu dengan anak anakmu, lalu bagaimana si jagoan kecil Arka?"

"Dia sudah tumbuh besar mbak, ia persis seperti ku waktu kecil, ia juga memiliki sifat sepertiku" jelas azka

"Papa sama mama pasti senang kalau bertemu dengan Arka dan si kembar apalagi Alvira, merekakan sudah samgat lama menunggu cucu perempuan" ucap wanita itu membuat Azka mengangguk

"Lalu sedang apa kamu disini? kenapa tidak membawa mereka kemari? Tanya wanita itu lagi.

"Aku harus menyelesaikan masalah kantor mbak, lagi pula Nafi belum bisa kemari karna Fikri akan menikah" jawab azka membuat wanita itu menyeritkan dahinya

"Perasaan tidak ada. hubungannya Nafi sama pernikahan Fikri?"

"Ada mbak, Fikri itu kakaknya Nafi mbak" ucap Azka membuat wanita itu terkejut.

"Fikri menikah dengan sahabat nafi mbak, keluarga sahabat Nafi itu yang merawat serta membantu Nafiza ketika masa kehamilan serta kelahiran si kembar

"Mereka juga sangat menyanyangi anak anak jadi aku tidak bisa begitu saja membawa mereka mbak" jelas Azka membuat wanita itu mengangguk.

"Kenapa kamu tidak di sana menunggu sampai pernikahan Fikri selesai.?" Tanya wanita itu.

"Maunya begitu mbak. Tapi lihat" Azka menunjuk berkas yang ada di atas mejanya, "berkas berkas yang menempuk di atas mejaku ini"

"Mbak masih tidak percaya kalau ternyata Fikri itu punya adik dan adiknya itu Nafiza." ujar wanita itu

"Jangankan mbak, Azka juga belum percaya. Azka cuman tahu kalau fikri itu anak tunggal nggak tahunya punya dua adik perempuan" ucap azka.

"Dua?" Tanya wanita itu membuat Azka lagi lagi mengangguk

"Yah dua Mbak, tapi yang satu sudah meninggal karna kecelakaan bersama kedua orangtua mereka. Sebenarnya Nafi juga korban kecelakaan itu tapi ia selamat." Jawab azka.

Wanita itu ber 'oh' ria lalu menatap Azka

"Yah sudah Az mbak pulang dulu."

"Iya hati hati mbak." jawab Azka wanita itupun beranjak pergi

Baru saja wanita itu pergi beberapa menit datang seorang pria berpenampilan berantakan.

"Az, mbak kamu kemari tadi?" Tanya pria itu membuat Azka mengangguk

"Iya, baru saja pulang Rey." jawab Azka membuat pria bernama Rey itu menghembuskan nafas lelah.

Azka hanya terkekeh melihat nasib kakak iparnya yang selalu di kerjain oleh istrinya.

"Huu... mbak kamu itu aku sudah kesana kemari mencarinya, dari rumah papa mamanya, rumah orangtua kamu dan terakhir kemari" ucap Rey.

Reyhan Suami dari sepupunya yang baru sajah berbincang serta keluar dari ruangan azka.

"Aku pergi"

***

Nafiza menatap kearah si kembar yang kini hanya terdiam.

Mereka sedang merasakan kecewa karna ayah mereka tidak memberi kabar padahal mereka sudah merindukan ayah mereka.

"Bunda" panggil alvaro

"Ya Varo?" Sahut Nafiza alvaro menatap bundanya dengan mata yang sudah mulai berkaca kaca

"Apa ayah tidak akan pulang bunda? Besokkan ulang tahun Varo sama Vira, Bun." ucap Alvaro membuat Nafiza terdiam.

Nafiza tidak tahu harus berkata apa ia takut jika salah menjawab. Jika ia berkata 'ya' namun Azka tidak ada besok pasti akan membuat mereka sedih dan jika ia mengatakan 'tidak' itu yang akan membuat mereka kecewa

"Kita tunggu kabar ayah saja ya". Ucap Nafiza membuat keduanya mengangguk

Kedua Anak Nafiza betanjak pergi dari hadapan Nafiza meninggalkan Bunda mereka yang terdiam menatap ponsel di tangannya yang sedari tadi ia pegang.

"Mas Azka kemana? Aku sudah menelvon dan mengirim pesan tapi tak ada jawaban dan balasan." Batin Nafiza.

Nafiza menghembuskan nafasnya ia lalu beranjak menutupi pintu rumahnya karna hari sudah malam. Setelah memastikan semuanya aman. Nafiza berjalan kearah kamar Arka yang sedari tadi tidak keluar dari kamarnya.

***

Bersambung....

Byebye👋👋👋

Senin : 26.03.2018

Dear Nafiza (Proses Revisi/terbit)Where stories live. Discover now