Chapter 15: Pengakuan

2.3K 389 53
                                    

Meliburkan diri bagi sebagian orang mungkin sangat menyenangkan, seperti yang Altana lakukan saat ini

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Meliburkan diri bagi sebagian orang mungkin sangat menyenangkan, seperti yang Altana lakukan saat ini. Ia bahagia bukan kepalang. Bukan berarti ia senang diajak Alvan, tapi terhindar dari mata pelajaran merupakan satu anugerah baginya.

Liana tentu saja penasaran akan perubahan sikap anaknya. Ia bertanya-tanya, mengapa tumben sekali anaknya meliburkan diri? Setelah diberi tahu Altana mengenai bahwa anak itu akan membantu Alvan, Liana pun akhirnya setuju dan memberi tahukan wali kelas kalau anaknya tidak bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar hari ini karena ada urusan keluarga.

Sungguh, Altana sangat cinta dengan mamanya.

"Tadi Zach kesini lho, Ta," ucap Liana singkat.

Altana mengangkat alis. "Tumben, ada apa?"

"Mau berangkat bareng. Terus Mama bilang kalau kamu hari ini nggak sekolah."

Senyum mengembang di wajah perempuan itu. Ternyata ada untungnya juga Altana meliburkan diri, itu artinya ia tidak bertemu dengan Zach dan ia bisa melanjutkan proses move on-nya.

"Makasih, Ma. Alta juga nggak mau ketemu dia."

"Kalian musuhan?"

Ah, haruskah Altana jujur di hadapan mamanya? Sepertinya tidak ada salahnya juga, mengingat Liana adalah wanita yang berpengalaman dalam berhubungan. Maklum saja, saat muda dulu, Liana memiliki sepuluh mantan! Tentu tidak bisa dibayangkan betapa setianya kini pada Noval—ayah Altana sekarang.

Mungkin bagi sebagian orang yang mengetahui masa lalu Liana akan mengatakan kalau wanita itu bersikap murahan karena memiliki banyak mantan. Tapi dari situlah, Altana bisa menangkap sisi positifnya. Seperti, menjadi lebih kebal saat seseorang melukai hati kita.

Liana merasakan yang namanya jatuh bangun dalam berhubungan, hingga ia bertemu dengan Noval dan mampu menempuh jenjang pernikahan.

Membasahi bibirnya, Altana membuka suara. "Alta suka sama Zach yang notabenenya udah punya pacar."

"Mama udah tahu, dan sekarang kamu mau move on karena nggak mau jadi orang ketiga."

Lihat? Liana pandai dalam menebak ekspresi dan tingkah laku anaknya. Walaupun Liana sudah tahu dari dulu, ia memilih untuk diam. Menunggu Altana untuk berani bercerita mengenai masalah asmara padanya.

Perempuan berumur tujuh belas itu mencoba untuk mengelak perkataan orangtuanya. Sebelum ia mengeluarkan sepatah kata, Liana memotongnya dengan cepat. "Bagus kalau kamu mau move on. Zach itu suka sama kamu bukan sebagai pasangan hidup. Melainkan bagaikan kakak-adik. Jangan terlalu berharap sama orang yang nggak pasti untuk dicapai, karena ketika kamu udah bereskpetasi tinggi, dan hal itu nggak terjadi, jatuhnya sakit."

Altana membatu saat mendengar peringatan Liana.

"Peka terhadap orang-orang di sekitar kamu, Alta. Seseorang mengalami hal serupa kayak kamu. Mungkin kamu bisa belajar dari seseorang itu."

ILLEGIRLOù les histoires vivent. Découvrez maintenant