Chapter 33 : Pertemuan dan Perpisahan

218 43 23
                                    

Playlist for this chapter:
Eric Nam - Lose You
(Note: RECOMMENDED BANGET, SILAKAN DENGARKAN DENGAN MENEKAN PLAY DI MULTIMEDIA ATAU CARI DI SPOTIFY KESAYANGANMU HIHI, ENJOY.)

━━━━━━━━━

"Ned, gue nggak abis pikir sama sekolah. Terlepas dari masalah yang lo lakukan kemarin, seharusnya mereka bisa mempertimbangkan lo. Apalagi lo sering nyumbang piala buat mereka," ucap Zach memulai pembicaraannya.

Melvin memutar setir mobil ke arah kanan. Menyusuri jalanan yang cukup ramai oleh banyak kendaraan. "Nggak apa-apa. Gue bakal home schooling aja abis ini."

Helaan napas terdengar dari mulut Zach. Lelaki itu menengokkan kepalanya ke arah sahabatnya yang fokus menyetir. Ia bergeming sebelum membuka suaranya kembali. "Ngomong-ngomong, apa wanita itu sering masuk ke dalam pikiran lo akhir-akhir ini?"

Lelaki itu mengencangkan setirnya. "Gue mohon jangan bahas dia, perlakuan wanita jalang itu saat gue masih kecil ditambah dengan pengakuan Alvan tadi di BK, membuat gue trauma setengah mati."

"Maaf."

Suara radio yang berisi berita lalu lintas mengisi perjalanan mereka. Zach merasa bersalah pada Melvin karena tidak seharusnya ia membuka luka lama lelaki itu. Ia mengerti perasaan Melvin saat Alvan mengutarakan pengalaman serupa yang dialami sahabatnya dulu.

Tak lama, mobil berhenti di parkiran sebuah gedung nan tinggi. Nama gedung itu terpampang jelas di atasnya.

Pusat Rehabilitasi Anak.

Melvin mencabut kunci mobil hasil curiannya dari Pak Salman dan beranjak keluar. "Kita coba masuk dulu buat tanya."

"Tunggu-tunggu!" sergah Zach dengan merentangkan tangan, "Ini gedung rehabilitasi dan pengamanannya cukup ketat. Kita bakal ngelewatin alat X-Ray sebelum masuk. Lo nggak bawa barang aneh-aneh kan? Suntikan? Gunting? Pisau?"

Melvin mendecak. "Kagak elah."

Lelaki itu bernapas lega. Mereka memasuki gedung dengan melewati alat X-Ray. Suasana tampak ramai karena antrian masuk yang cukup panjang. Melvin yang mendapat giliran antrian, lantas maju dan memberikan tasnya pada pria berseragam dinas. Setelah melewati alat X-Ray, tasnya kembali dibuka sebagai antisipasi jika membawa barang-barang berbahaya.

Pria berseragam dinas itu memegang sebuah botol obat dan memberi tatapan bertanya pada Melvin.

"Antidepresan, Pak. Saya orang yang mudah cemas," jawab Melvin jujur.  

Pria itu kembali memasukkan semua barang Melvin ke dalam tas. Zach yang memang tidak membawa barang apapun melenggang begitu saja dan melangkah menuju tempat penjagaan untuk bertanya. Seorang wanita yang tengah fokus menatap komputer lantas tersenyum saat Zach mendatanginya. "Ada yang bisa saya bantu, Dik?" 

"Dik?" tanya Zach kebingungan.

"Mba apa benar di sini ada pasien bernama Salva Anastasia?" timpal Melvin tiba-tiba di belakangnya.

Zach menengok dan baru tersadar mengapa wanita itu memanggilnya dengan sebutan 'dik', karena kini mereka berdua masih memakai seragam sekolah.

"Sebelumnya ada keperluan apa kemari?" tanya wanita penjaga itu sembari menatap layar komputernya untuk mencari data pasien.

"Saya dikasih tahu kalau Salva direhab di sini dan niat kami mau jenguk. Jadi, apa benar ada pasien yang bernama Salva?" jelas Melvin.

Wanita penjaga itu mengangguk. "Benar, tapi mohon maaf sekali. Penjenguk yang diperbolehkan hanya untuk keluarga pasien saja."

ILLEGIRLWhere stories live. Discover now