Chapter 19: Skandal?

1.9K 314 16
                                    

Berjalan di koridor dengan tatapan aneh oleh beberapa siswa seakan sudah biasa bagi Altana semenjak ia berpacaran dengan Alvan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan di koridor dengan tatapan aneh oleh beberapa siswa seakan sudah biasa bagi Altana semenjak ia berpacaran dengan Alvan. Mungkin ini karena matanya yang membengkak dan raut wajahnya yang lesu. Persis seperti zombie hidup.

Walaupun kemarin Altana dan Alvan resmi berpacaran, tetap saja ia tidak bisa menghindarkan wajah lesunya karena kurang tidur. Altana baru bisa tidur pukul tiga dini hari lalu terbangun lagi pukul lima subuh. Semalaman ia hanya berbaring dan tidak melakukan apa-apa.

Sampai di kelas, dirinya dikejutkan dengan sebuah benda berbentuk kotak yang berada di atas mejanya. Ia terduduk lalu membuka kotak itu.

Kacamata.

Altana menengok ke meja Alvan dan lelaki itu sedang tertidur sembari mendengarkan musik menggunakan earphone. Suatu kebiasaan yang dilakukan Alvan di pagi hari.

Kebiasaan tidur larut malam membuat mereka pantas disebut anak kalong. Bukan Altana saja yang memiliki masalah dalam pola tidur, Alvan juga.

Menatap kacamata itu, Altana mengambilnya lalu menghampiri meja Alvan. Ia menggoyang-goyangkan bahu Alvan, membuatnya terbangun dengan menyipitkan mata. "Ini punya lo?"

Alvan cemberut. "Masih pake gue-lo?"

"Lidah gue nggak terbiasa."

"Kalo gitu biasain," timpal Alvan, kemudian ia melihat kacamata yang dipegang Altana. "Iya, itu punya aku. Kamu pake aja, mata kamu kemarin bengkak gara-gara aku."

Menatap kacamata yang dipegangnya, Altana menghela napas lalu kembali ke mejanya. Jarinya tak henti-henti memainkan kacamata itu sesekali matanya melirik ke arah Alvan yang kebetulan sedang menatapnya.

Setelah berdebat dengan diri sendiri, untuk memutuskan apa ia harus memakai kacamata milik Alvan, akhirnya ia menyerah. Kacamata itu bertengger pada pangkal hidungnya.

Alvan yang meletakkan wajahnya di atas meja karena masih mengantuk lantas langsung tersenyum. Ia mengambil ponsel miliknya dan mengirim sesuatu pada ponsel Altana.

Alvan :
Cantik!

Lelaki itu melihat respons Altana saat perempuan itu membuka ponselnya.

Altana menengok ke arah Alvan dan memutar bola mata. Membuat Alvan terkekeh.

Suara bel tanda masuk berbunyi seiring dengan guru mata pelajaran bahasa Jepang masuk ke kelas mereka. Alvan bersemangat sekali saat guru kesayangannya masuk ke kelasnya, maklum saja bahasa Jepang adalah mata pelajaran favoritnya. Ia tidak pernah mengantuk di pelajaran itu, dan justru nilai terbagusnya berada di mata pelajaran ini.

ILLEGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang