Chapter 24: Salah Sasaran

390 52 28
                                    

Deru napasnya tidak karuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deru napasnya tidak karuan. Emosinya sudah sampai ke ubun-ubun. Alvan meninggalkan barang-barangnya di kursi penonton dan langsung mencari seseorang yang ia duga sebagai pengirim pesan berantai.

Batas kesabarannya telah habis. Nomor yang tidak dikenalnya ini juga sempat meneleponnya tengah malam. Namun, saat Alvan menjawab, suara di telepon itu hanya mengeluarkan suara musik klasik yang tidak diketahuinya.

Tak sengaja matanya menangkap seseorang yang sedang mendengarkan musik menggunakan earphone. Dari balik punggungnya, Alvan tahu siapa dia.

Segera ia menyusulnya, dan langsung menarik kerah lelaki itu. Zach yang tidak tahu apa-apa mencoba untuk melepas jeratan Alvan, tapi Alvan terlalu kuat dan malah mendorongnya ke tembok hingga ia meringis.

"Itu lo kan? Lo yang ngirim pesan berantai itu, berusaha untuk menghancurkan kehidupan dan hubungan gue dengan Altana," ucap Alvan menahan keras untuk tidak menanggalkan gigi Zach saat itu juga.

Namun, yang Alvan dapatkan jauh dari harapannya. Zach menyeringai dan tertawa meremehkan. Ia mendorong Alvan hingga terjatuh dan merapihkan kerah bajunya.

"Nggak jelas lo."

"Brengsek!" seru Alvan dan langsung meninju wajah lelaki itu.

Zach yang tidak terima lantas membalas pukulan Alvan. Terjadilah adu jotos satu sama lain. Siswa-siswi yang berada di kelas, menghambur keluar, menyaksikan adegan perkelahian Alvan dan Zach. Kara yang kebetulan sehabis dari ruang guru langsung berlari saat matanya memandang sekerumunan siswa. Ia menerobos dan terkejut saat kekasihnya sedang bertengkar.

Kara menarik Zach, mencoba untuk memisahkan mereka. Namun, sepertinya mata mereka telah dibutai oleh ego sehingga makin menjadi-jadi. Perempuan itu, mencoba meminta pertolongan dari siswa lain. "Bantuin gue misahin mereka astaga! Kenapa kalian diam aja?!"

Mendengar berangan Kara, salah satu siswa dari kelas sebelas mencoba menarik Alvan. Seorang guru yang melihat keributan pun langsung turun tangan.

"Bubar kalian semua! Bubar!" seru guru kesiswaan diikuti dengan suara peluit yang nyaring. Membuat seluruh siswa langsung bubar karena suara dari alat itu cukup memekakan telinga. Alvan masih berusaha untuk melepaskan pegangan orang yang menahannya. Ia belum puas untuk memukul Zach.

Dari respons lelaki itu, Alvan benar-benar yakin kalau selama ini Zach-lah pengirim pesan-pesan itu. Entah untuk alasan apa ia melakukannya, Alvan sendiri tidak tahu motifnya.

Pak Dani selaku guru kesiswaan-- memisahkan dengan mengalungkan tangannya di leher mereka. "Kara, kamu juga ikut saya ke ruang BK," ucapnya.

Alvan dan Zach merasa tercekik saat Pak Dani mengalungkan lengannya dengan cukup kuat. Keduanya meminta untuk dilepaskan, tapi guru kesiswaannya itu malah mengencangkan kalungannya. "Berisik."

"Pak saya ng-gak--bisa napas!" seru Zach sembari memukul tangan Pak Dani.

"Saya lepasin, tapi jangan berantem."

ILLEGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang