PART 3 | Pacaran?

3.1K 257 46
                                    

Yo!!!
Back to story...

Aku akan menghargai orang yang menghargaiku juga •_+.....

Sebelum baca beri 🌠
Setelah baca beri 💬....

***


Adakalanya untuk mengungkapkan kebenaran, seseorang butuh keberanian.
Namun apa yang ada dalam isi hatimu kadang tak sesuai dengan pikiranmu,
Kamu tahu kenapa? Karena hidupmu sudah digarisi takdir tuhan.

🍁🍁🍁

Tanda bel pelajaran pertama sudah berbunyi. Sepertinya seluruh siswa sudah masuk ke kelasnya masing-masing, begitupum dengan kelas XI Ipa-2 yang sibuk mencari bahan contekan.

Untung hari ini bukan hari senin. Tidak ada upacara, tidak ada pemeriksaan, tidak ada piket pagi. Hal yang membahagiakan lagi adalah ketika guru pelajaran pertama datang ngaret dan bahkan tidak masuk. Aurel tersenyum bangga karena tebakannnya kali ini benar.

Ia melirik-lirik Alena yang asik memandangi luar jendela di pojok kelas. Lalu ia menghampiri Alena sambil senyum mesem.

"Alena gua liat pr matematika dong?!" Aurel memasang wajah memelasnya.

"Malem ngapain aja?" Alena memutar bola matanya malas.

"Kan teleponan sama lo...." Aurel nyengir kuda.

"Kan nggak nyampe se-jam, Palingan lo mah ngestalk cogan."

"Hehehe itu kan kewajiban Na. Dari situ kita belajar agar kedepannya bisa nyari suami yang tampan plus tajir." elak Aurel

Alena memutar bola matanya, "Serah lo. Ambil aja tuh di tas gue!"

"Lo emang yang terbaik len." sahut Aurel kegirangan, tak lupa dengan dua jempolnya untuk Alena.

Alena yang melihat tingkah laku Aurel hanya menggelengkan kepalanya. Alena memperhatikkan Aurel yang sedang menyalin tugasnya. Ia sedikit menyerngit melihat Aurel yang begitu fokus pada bukunya. Merasa ada yang memperhatikannya, Aurel segera menolehkan kepalanya kearah Alena.

"Apaan lo liat-liat gue!! Naksir ya?"

Alena memutar bola matanya, ia kembali berwajah datar.

"Menurut lo gue terima nggak si Gara?"

Aurel menghentikan aktivitasnya itu dan menatap balik Alena.

"Itu kan keputusan lo,"

"Gue bingung rel. Sangat bingung."

"Jangan bingung itu berat biar aku saja," Aurel menirukan gaya Dilan dan menggoda Alena yang dari tadi cemberut tidak jelas.

"Apaan sih! Dasar nggak waras," timpalnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang merangkul Aurel dari arah belakang.

"HALOO EPRIBADEHH ...." teriak seseorang tepat di telinga Aurel. Aurel pun refleks menutup kupingnya dan mendelik kearah orang yang meneriakinya.

"RENDYYYYY ...." teriak Aurel kesal, karena kejailan teman lelakinya itu.

Yang sedang ditatap garang itu hanya nyengir sambil mengangkat kedua jarinya membentuk 'peace'.

PRESAGE [Completed]√Where stories live. Discover now