Part 18 | Dating First

2.1K 139 7
                                    

Back to my story💕

Sebelum baca tekan 🌠
Setelah baca tekan 💬

***

Pacaran sama kamu itu sekedar sayang,
Tapi tidak memiliki
Merasakan kecemburuan,
Namun tidak memiliki status.

-Anonim-

🍁🍁🍁

"Alena! Kamu harus nurut sama tante Reyna, dia ibu baru kamu. Mulai besok panggil dia Mamah!" perintah Ayahnya.

Alena tersenyum kecut, "Terus Bunda gimana? Papah udah lupa sama Bunda?"

Satya terdiam sesaat, otaknya seperti memutar balikan kenangan-kenangan saat enam belas tahun lalu. Dimana untuk pertama kalinya ia menjadi ayah, saat ia menggendong seorang bayi perempuan yang mungil, disaat Dila istrinya selalu mengucapkan selamat pagi kepada mereka. Kenangan itu begitu terasa nyata dan membekas di otaknya.

Alena dan Dila sudah begitu banyak memberinya kebahagiaan yang tak terhingga. Namun kenyataan pahit itu kembali mendorongnya terjun ke jurang.
Sekarang sudah tak lagi sama, sudah tak ada lagi Dila di sisinya, sudah tak ada lagi Satya yang setia pada janjinya dan sudah tak ada lagi Alena yang ceria dengan senyuman indahnya.

"Mas Satya kenapa?" Suara lembut Reyna kembali menyadarkan Satya dari lamunannya.

Satya tersenyum lembut sambil menggeleng kepada Reyna dan beralih menatap putri semata wayangnya itu. "Alena bagaimanapun kamu butuh kasih sayang seorang ibu, dan ingat! Papah nggak pernah lupa dengan Bundamu."

Alena benar-benar tak habis pikir dengan ayahnya, bagaimana bisa sosok Bunda bisa tergantikan? Bukan ini yang Alena inginkan, gadis itu tidak butuh ibu baru. Ia hanya butuh sesosok ayah yang selalu ada menemaninya di setiap waktu.

Satya menatap jauh kedalam mata coklat anak gadisnya itu, begitu ada harapan besar yang tak tersampaikan yang selalu ia kubur. Sepersekian detiknya Alena balas menatap mata teduh milik Ayahnya.

Alena mengangkat bahunya, "Whatever."

Gadis itu meninggalkan kedua pasangan baru itu tanpa menatapnya, dan mengunci dirinya di kamar.

Alena membanting tubuhnya di kasur, menikmati kesunyian kamarnya. Ia melihat ke arah meja rias yang masih rapih oleh alat make up-nya. Semenit kemudian sebuah pesan masuk dari ponselnya, ia merasakannya dari saku rok-nya yang bergetar.

Alena mengerutkan dahinya, "Unknow Number?"

Alena membuka isi pesan itu.

Unknow Number : Jam tujuh malam gue jemput, dandan yang cantik! Jangan pakai pakaianyang minim! Dari lo yang ganteng.

Read.

Alena terkekeh setelah membaca pesan itu, siapa lagi kalau bukan Gara si manusia pasir dingin dengan sejuta kepedeannya itu. Gadis beriris mata coklat itu menggelengkan kepalanya saat membayangkan wajah datar Gara yang mengirimi pesan kepadanya.

Bagaimana bisa si most wanted dingin itu punya tingkat kepedean yang sangat akut? Apa maksudnya pacar? Dan lagi sikapnya yang tiba-tiba perhatian. Alena menggelengkan kepalanya, ia melempar ponselnya ke kasur.

PRESAGE [Completed]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang