Part 20 | Dia Yang Tersakiti

2K 140 9
                                    

Back to my story!!
Makasih yang udah nungguin Marshmallow,,
Sebelum baca tekan 🌟
Setelah baca tekan 💬

--------------------------------------------------

Tidak ada yang namanya datang lalu pergi, yang ada hanya meninggalkan karena dilupakan dan ditinggalkan karena terlupakan...
-Marshmallow-

***

   Gara menepikan motornya di depan rumah Alena. Ia sedikit mengerang saat melihat Alena sudah dihadapannya. Malam ini adalah malam yang sangat berat bagi-nya. Ia berharap setelah kejadian malam ini, mahkluk bernama Alena cepat di musnahkan.

  Harus ia akui, bahwa Alena adalah cewek pertama yang membuatnya malu sampai ke saraf-saraf sendi. Tidak tahu malu sekali ia meminjam uang dengan janitor itu!! Untung saja Gara membawa uang receh, dan sebelum ia di permalukan lagi dengan tingkah gadis itu. Lebih baik ia membawanya pulang.

Sementara Alena, hanya memasang wajah tanpa dosanya dan bicara seenaknya.

"Mana gue tahu, kalau tuh Janitor bakalan inget sama muka gue." sanggah Alena, membela diri.

Gara berdecak sebal, "Dimana-mana wajah orang ngutang itu, pasti terdektesi."

"Gue terpaksa, soalnya tadi kan keadaannya genting banget."

"Ya kenapa nggak panggil gue?" tanya Gara yang mulai geregetan.

"Masa gue manggil lu ke toilet wanita sih?! Entar gue dikira cewek mesum."

Gara melongo sebentar, lalu mengacak-acak rambutnya seperti orang depresi berat.

"Selain nggak tahu malu, ternyata lu bego ya!"

Alena mendengus kesal, ingin rasanya gadis itu menyumpal mulut Gara dengan sempak Kai EXO. Setiap kali Gara melontarkan kalimat menohok padanya pasti tidak pernah di filter dulu, asal ngejeplak aja. Pasti saat Gara masih dalam kandungan, ibunya ngidam cabe setan.

"Gue bego? Enak banget lo ngomong," protes Alena.

Gara menyerngit, "Terkadang kejujuran lebih menyakitkan Na."

"Gue nggak denger!" cibir Alena kesal.

Gara tertawa, lebih tepatnya menyeringai. Entah apa yang ada di pikiran cowok itu. Alena begitu bisa membuat jantungnya berdebar kencang dan gadis itu juga bisa membuatnya lupa cara bernapas saat berada dekat bersamanya. Bahkan sekarang Gara lupa, ia sedang kesal dengan cewek ini.

"Gue iri sama lo," tutur Gara.

Alena mengerutkan alisnya, "Iri sama gue? Kenapa?"

Gara mengangkat bahunya, "Gue juga nggak tahu kenapa gue bisa iri sama lo. Tapi anehnya gue bisa iri sama lo, karena lo bisa tersenyum di saat lo banyak masalah."

"Terkadang semua orang punya cara tersendiri untuk menyembunyikan masalahnya," jawab Alena tersenyum.

"Dan mungkin salah satu cara gue, adalah dengan tersenyum," tambahnya.

PRESAGE [Completed]√Where stories live. Discover now