Part 36 : Dukungan (ending)

2.1K 100 13
                                    

Udah siap dengan endingnya?

Mana tim #ayamgeprek? Mana tim #bebekrica-rica? Mana tim #Gara-Author?

Happy reading sayangku;)

"Ketika hati yang berpaling kini berpulang dan kembali"
-Marshmallow-

***

   Speaker sekolah sedang on air ... Entah siapa yang sedang ingin siaran pagi buta seperti ini. Semua siswa-siswi tampak keheranan hari ini tak ada satu pun guru yang datang ke sekolah.

  Bahkan tampak membingungkan lagi, saat voice recorder seseorang diputar. Yang jelas tidak ada satu pun yang tidak penasaran untuk mendengar isi rekaman tersebut.

Pertama kali yang terdengar adalah alunan musik piano klasik bergenre mellow yang samar-samar. Seseorang disana--maksudnya yang sedang memutar rekaman itu membuka suara.

"Namaku Alena Eanza, kelas XII Ipa 2--" suara itu berhenti sejenak.

Tampak terdengar suara kertas beradu.


“Suatu hari aku mencoba berlari, namun aku terjatuh—entah sudah berapa kali. Sebenarnya … Aku tak bisa berlari, walau aku sangat ingin. Aku ingin membawa kekosongan ini jauh dari hidupku. Kalian harus tahu bagaimana rasa sakit yang sudah menyebabkan luka dalam direlung hatiku.”

  Semua orang yang berada disana, yang mendengar secara tidak langsung mengalihkan fokus mereka pada satu titik--dimana suara lembut itu tersiar menggema di seluruh SMA 36 Angkasa.

Mereka perlahan duduk tenang di tempat masing-masing dan tidak membuka suara barang sekalipun.

Suasana mendadak hening kembali.

“Aku memang takut. Aku selalu ketakutan. Tapi aku tidak bisa menagis seperti kalian, walau aku menginginkannya. Hari-hari yang suram mulai sirna perlahan, membuatku berharap banyak—aku pun merasa jauh lebih hidup dari biasanya. (suara tertawa) Bagaimanapun aku suka hari-hari yang kujalani. Hari dimana ada kalian bersamaku—dan kita saling tersenyum.”

Suara itu menyihir mereka semua--para remaja yang mengenakan seragam putih abu-abu. Mereka tersenyum seolah ikut terbawa perasaan dia yang bersuara.

Alena Eanza berhasil mengubah keadaan menjadi sedikit lebih tenang.

Dari sebelumnya.

“Teruntuk kalian … yang selalu ada disisiku, akankah ada hari seperti itu lagi? (suara helaan napas) Maaf untuk semua kebohongan dari mulutku ini, maaf atas segala kesalahan yang tidak pernah kuakui, maaf karena aku tidak pernah bercerita  dan terbuka dengan kalian. Kuharap kita bisa memulai lembaran baru jauh lebih baik dari kemarin. Jauh lebih indah dan juga jauh lebih bahagia.”

   Seluruh populasi kelas XII Ipa 2 tercengang--terutama untuk Aurel dan Rendy. Rasa rindu yang meletup di dada begitu tidak terbendung lagi pada sosok yang tidak pernah mereka lihat hampir satu bulan penuh itu.

Masa-masa ujian yang seharusnya tidak pernah dilewatkan sosok tersebut.

Si pintar Alena Eanza!

PRESAGE [Completed]√Where stories live. Discover now