PART 22 | Tragedi (2)

1.8K 129 19
                                    

Back to my story...
Yey selamat tujuh belas agustusan🎉 nggak sabar mau ikut lomba masukin Pelakor ke dalam peti mati. Kalau nggak lomba panjat sosial bareng yonglek dkk.

Happy reading:)

----------------------------------------------------------

Setelah hujan akan datang  pelangi, begitupun dengan kepergian yang akan tergantikan dengan kehadiran orang baru.
-Marshmallow-

🍁🍁🍁

Flashback on

   Gadis dengan mata coklat itu mengelap ujung sepatu converse yang kotor dengan tisu. Lalu, pandangannya tertuju pada orang di sebrang sana.

   Ia melambaikan tangannya pada sosok lelaki tinggi berkulit pucat. Lelaki itu sedang memakai headshet hitam yang sangat kontras dengan warna kulit putihnya.

   Sebagai anggota osis paling berpengaruh, Gio memang sangat tertutup. Tak pernah ada yang tahu seluk beluk keluarganya, bahkan tentang perempuan yang sudah setahun terakhir ini bersamanya. Lelaki yang bernama Gio itu tersenyum mendapati pacarnya sudah berdiri di hadapannya.

Alena mendekati Gio dengan langkah kecil, "Hai!" sapanya.

"Hai itu untuk orang yang baru kenal, kita ini udah pacaran hampir setahun." balas Gio dengan senyum kotaknya.

Alena mengangguk dan tersenyum canggung.

"Mau apa?" tanya Gio tenang.

"Maksudnya?" kening Alena berkerut.

"Butuh bantuan? Tumben nyamperin saya," jawab Gio lembut.

"Alena mau ngomong sesuatu sama Gio." lirih gadis itu.

   Gio mengangkat sebelah alis tebalnya, ia mempertahankan perubahan raut wajah Alena yang mendadak muram. Terlihat jelas dari pupil coklat itu, seperti ada satu hal yang mengganggu pikirannya saat ini.

"Kenapa?" tanya Gio. Nada suaranya menjadi serak namun tersirat kekhawatiran disana.

   Sedetik kemudian iris mata Alena terpaku pada tatapan hangat Gio yang begitu menenangkan hati.

"Alena mau ngomong apa sama saya?" tanya Gio lagi.

"Nggak disini, Alena mau ngomong sesuatu yang penting sama Gio. Malam ini temuin Alena di taman!" Alena berharap Gio tak bertanya lebih jauh lagi.

   Gio masih tidak mengerti, namun ia segera mengangguk mengiyakan. "Iya,  nanti saya datang, mau saya jemput?"

Alena menggeleng pelan, "Nggak usah.  Gio cukup datang aja." serunya.

Gio kembali mengangguk.

***

   Taman kota di malam hari memang selalu ramai, tapi kali ini tampaknya taman mulai sepi. Mungkin karena saat ini sedang musim dingin jadi tidak banyak orang yang berjalan-jalan dan menikmati semilir angin disana.

PRESAGE [Completed]√Donde viven las historias. Descúbrelo ahora