Part 32 | Pasar malam dan Bianglala #1

1K 73 6
                                    

Ini THR dari aku buat kalian:)

Happy reading..

"Hidup diantara pilihan ibaratkan bertahan diambang kebimbangan"
-Marshmallow-

***

  Gara menyempatkan diri untuk mengantar Alena pulang. Rapat osis yang diadakan seharian ini membuat Gara merasa bosan. Hatinya tidak tenang memikirkan soal Alena, ia khawatir pada gadis itu. Makanya cowok itu sengaja menjeput gadis itu ke kelasnya tadi—sebelum bel pulang berbunyi.

  Hari ini juga ia sengaja tidak membawa motor besar-nya. Dia takut Alena merasa tidak nyaman, jika dia membawa motor.  Jadi ia memilih untuk menggunakan mobil. Gara sudah menebak jika berita itu akan menyebar dengan cepat, dan ia tidak ingin Alena kenapa-kenapa karena gosip itu.

“Alena?” Gara memanggil gadis yang sibuk dengan pikirannya itu sedari tadi.
Alena tersenyum pada Gara. Sangat tipis. Gara malah ragu jika tadi adalah sebuah senyuman untuknya.

“Iya?”

“Kamu kenapa?” tanya Gara, lembut.
Alena menggeleng pelan, dan kembali tersenyum.

  Gara semakin khawatir pada pacarnya. Alena selalu saja memakai topeng jika bersamanya. Gadis itu selalu bersandiwara jika dirinya memang selalu baik-baik saja. Dan Gara mengakui-nya, Alena memang hebat untuk berpura-pura seolah ‘ia baik-baik saja’. Seakan kalimat itu seperti perlipur lara baginya.

“Lepaskan aja!”

Alena menatap Gara bingung, “Melepaskan apa?”

“Beban dihati kamu. Jangan disimpan terlalu lama. Itu malah membuat hati-mu semakin sakit,” jawab Gara.

“Gimana caranya?” Alena menundukkan kepala-nya, berucap lirih.

Gara menggenggam tangan mungil Alena, menyalurkan kekuatan untuk gadis itu. “Pelan-pelan aja, aku bakal bantuin kamu.”

“Gara kenapa sakit sekali? Rasanya seperti ditikam pisau beribu kali. Sangat dalam.” Alena memegang dada-nya seolah memang ada sebilah pisau yang menancap disana.

“Kamu pernah merasa selalu sendiri ditengah keramaian? Pernah merasa selalu kesepian ditengah kebisingan? Pernah merasa kalau kamu satu-satunya orang paling menyedihkan?” Alena menatap jalinan tangan-nya dengan Gara, “Aku merasakannya.”

    Gara hanya diam, membiarkan gadis itu mengeluarkan segala keluh kesah-nya. ia ingin Alena berbagi ‘kesakitan itu’ padanya. Gadis yang selalu ia anggap kuat sekarang terlihat begitu rapuh dan mudah retak. Demi Tuhan, ia bisa merasakan kerapuhan itu dari pancaran mata gadis itu.

“Aku selalu berpikir bahwa semua orang menyayangiku. Tapi sekarang aku benci mengatakannya! Aku yang selalu rindu pelukkan papah, aku yang sok pemberani didepan teman-temanku, semua perkataanku yang meyakinkan kalau semua akan indah pada akhirnya. Itu membuatku sadar akan sesuatu. Aku hanya takut kalau kehilangan semua itu suatu saat nanti.”

  Gara melepaskan genggaman-nya. Ia melepas seabelt-nya dan membuka pintu mobil. Alena hanya diam melihat respon Gara, cowok itu lalu membukakan pintu mobil-nya juga. Alena terkejut saat Gara berjongkok dihadapannya.

PRESAGE [Completed]√حيث تعيش القصص. اكتشف الآن