Part 31 | Gempar

1.5K 92 0
                                    

Langsung double update! selama bulan Ramadhan ini aku bakal rajin update, tergantung jadwal-nya...

Happy reading!

"Bukan seberapa besar rasa peduli, tetapi seberapa besarnya percaya tumbuh dihati"
-Marshmallow-

***

Berakhirnya kegiatan perkemahan kelas XI, membuat seangkatan itu kembali lesu. Hari belajar mengajar akan dilakukan seperti biasa, guru mata pelajaran akan masuk dan memberikan tugas yang membuat siswa harus terjaga hingga larut malam. Jikalau sekolah lain akan meliburkan siswanya sebagai bentuk perhatian, berbanding  terbalik dengan SMA 36 Angkasa yang lebih memilih tidak memanjakan siswanya.

   Hari ini agak sensasional. Setelah kepulangan kemah kelas XI, berita tentang tragedy malam terakhir di perkemahan beredar dari mulut ke mulut. Alena dan Anka menjadi buah bibir seantero sekolah. Tim Jurnalistik sengaja mengumpulkan beberapa siswa kelas XI yang ikut kemah dan mewanwancarai mereka untuk mendapatkan gosip terbaru. Berita itu menyebar dengan sangat cepat bahkan sampai ke sekolah lain.

   Kelas XII yang harusnya sudah fokus untuk ujian saja tak kalah uptodate dari adik-adik kelasnya. Mereka sibuk bergosip ria tentang Alena dan Anka, mereka semua benar-benar tidak percaya kalau Anka tega membunuh Alena. Bahkan para lambe turah sekolah pun gencar mencari tahu ada hubungan apa sebenarnya Alena dengan Anka?

     Jessy yang mendengar gosip itu menjadi pucat. Perasaan cemas dan takut merambat ke seluruh urat nadinya. Ia segera menjauhi kumpulan tukang rumpi itu dan memilih tempat sepi untuk menyendiri. Makin lama ia makin kepikiran, bagaimana jika sekolah tahu kalau ia sempat kompromi dengan Anka dan bahwa dialah yang punya niat buruk untuk merebut Gara dari Alena? Dan apa yang akan dipikirkan Gara nanti?

   Langkah besarnya membawa gadis berambut ombak itu ke toilet perempuan di lantai tiga. Dengan cepat, ia masuk ke salah satu bilik toilet dan menguncinya, berpikir bahwa tidak akan ada siswa yang mampir ke toilet di jam-jam seperti ini.

   Namun sepertinya dugaannya salah, ia mendengar suara pintu yang dibuka bersamaan dengan suara beberapa cewek.

“Gue rada nggak percaya kalau Anka bisa berbuat hal sekeji itu,” salah satu dari kacung pemandu sorak tim cheers, membuka percakapan.

Aneth tersenyum culas, “Kita semua tahu Anka itu siswa yang bermasalah, mungkin aja memang dia pelakunya.”
Jessy mengintip pembicaraan itu dari celah pintu.

“Zaman sekarang manusia bisa menggila Dey, bahkan bisa lebih jahat dari iblis!” timpal cewek disamping Aneth.

“Gue mau lihat berapa banyak orang yang akan percaya dan memihak Alena, secara hampir separuh populasi wanita di sekolah ini nggak suka sama dia, karena dia berhasil ngerebut Gara.” Tantang Dey.

Aneth memoles bibirnya dengan lip tint. Sejenak ia tatap wajah cantiknya di cermin, kemudian Ia beralih memandang Dey.

“Gue emang suka sama Gara, dan gue nggak suka ada cewek yang bisa ngalahin gue soal cowok, tapi gue nggak akan tutup mata dan ngambil kesempatan untuk ngehancurin cewek itu kalau memang dia nggak bersalah. Gue bukan tipe cewek licik yang punya bisa setiap kali bicara,” Aneth menatap cermin kembali, “kalau ada orang kayak gitu dia nggak beda jauh dari sampah!”

PRESAGE [Completed]√Onde histórias criam vida. Descubra agora