Part 2

1.9K 82 2
                                    

Sehari semalam, An Ji menjahit dan merawat luka Moo Myung. Keesokan harinya, ia juga menyuapi obat sendiri untuk Moo Myung yang masih tidak sadarkan diri. Ia berdoa dalam hati supaya Moo Myung tetap hidup.

Setelah lima hari pingsan, Moo Myung pun akhirnya sadar. Ia mencoba bangun walaupun lukanya masih terasa perih.

Di luar, ia melihat An Ji. An Ji lega melihat Moo Myung akhirnya sadar. Ia meminta Moo Myung tidak khawatir karena Moo Myung ada di rumahnya.

Yang ditanyakan pertama kali oleh Moo Myung adalah dimana Mak Moon. Dengan jujur, An Ji mengakui kalau ia sudah mengubur Sun Woo. Sun Woo adalah nama Mak Moon.

Moo Myung mencengkeram baju An Ji. Air matanya menetes. Ia menyalahkan An Ji karena tidak menyelamatkan Mak Moon. Seandainya saja An Ji tidak meninggalkan Mak Moon, Mak Moon pasti masih hidup. Ia juga menuduh An Ji sudah membunuh Mak Moon.

Dengan lembut, An Ji hanya meminta supaya Moo Myung tidak menyalahkan dirinya sendiri.

"Dia sangat merindukanmu... Dia mencarimu kemana-mana...", ucap Moo Myung lagi sambil menangis. An Ji mengakui kalau ia juga sudah mencari Mak Moon. mengelilingi Silla berkali-kali.

"Ini semua salahku... Aku tidak melakukan apa-apa setelah dipisahkan dari anakku. Ini karena aku yang tidak buruk dan tidak berdaya...". An JI berusaha keras menahan kesedihannya. Mendengar itu, Moo Myung sekarang benar-benar menangis.

An Ji menemui Moo Myung yang duduk sendirian di ruang pasien. Ia mengomentari cara hidup Moo Myung yang seperti itu dan yakin Moo Myung pasti sering sekali pingsan.

Moo Myung yang masih marah pada An Ji, menyuruh An Ji tidak mengurusi hidupnya. Ia hidup atau mati bukan urusan An Ji.
An Ji memberikan pada Moo Myung, pakaian dan izin masuk yang rencananya akan diberikan pada Mak Moon setelah ia menemukan Mak Moon. Ia menyuruh Moo Myung memakai izin itu karena dengan begitu Moo Myung akan bisa keluar masuk kota dengan mudah.

Moo Myung merasa marah karena perlakukan tidak adil yang ia rasakan di ibukota. Di ibukota, bukan suatu kejahatan jika membunuh orang desa. Orang desa dibunuh begitu saja seperti binatang.

"Apakah melewati gerbang ibukota benar-benar kejahatan yang keji? Apa kami begitu tidak berguna?".

Dengan marah, An Ji mengatakan, begitulah hukum Silla yang menyedihkan itu. Dan hukuman itu juga tidak terjadi dengan begitu mudah.

Moo Myung tidak percaya karena ia sudah melihat sendiri orang yang membunuh Mak Moon dan ia akan membalasnya.

***

Malam itu, Moo Myung sama sekali tidak tidur. Ia hanya duduk merenung hingga pagi hari.

Karena melihat Moo Myung sama sekali tidak mengambil makanan yang sudah diantarkan ke depan pintu ruangan, A Ro pun berinisiatif mengantarkan makanan itu ke dalam. Sebelum masuk, ia sempat meminta izin dan memperkenalkan dirinya sebagai putrinya An Ji.

Mendengar itu, gadis itu adalah putrinya An Ji yang artinya adalah adiknya Mak Moon, Moo Myung sempat beraksi tapi ia tetap diam dan bahkan tidak menoleh sama sekali. A Ro meminta Moo Myung makan supaya Moo Myung lekas sembuh.

Moo Myung jadi teringat Mak Moon yang menceritakan adiknya yang cantikn, baik hati, dan mirip seperti dirinya, Mak Moon sendiri ingin menikah dengan adiknya itu. Lalu Mak Moon mengatakan, jika mereka sampai di ibukota nanti, ia akan mengizinkan Moo Myung menikah dengan adiknya itu. Saat itu ia menolak karena Mak Moon bilang adiknya itu mirip dengannya. Dan itu membuat Mak Moon marah karena kat-kata Moo Myung itu sama saja artinya dengan mengatainya jelek. AKhirnya, ia dan Mak Moon jadi bertengkar...

Hwarang : The Beginning (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang