Part 2

598 35 2
                                    

Kim Seub memberitahu ada epidemi menyebar di luar ibukota jadi harus cepat memberikan obat-obatan Tapi ibukota telah kehabisan obat. Anak buah tuan Park pikir mereka punya banyak hal penting dibahas, tapi Kim Seub malah buang waktu hanya karena petani.

“Itu benar.... Baekje dan Goryeo terlalu kuat. Apa Anda duduk dan menonton?” ucap anak buah Tuan Park.

“Kita tak tahu kapan epidemimemasuki Ibukota. Apakah Anda tidak takut?Jika kita tak bisa kumpulkan lebih banyak pajak maka kita semua harus menyumbang untuk mereka.” Kata Kim Seub.

“Kita hanya bisa bukagudang penyimpanan istana. Jika Anda berikan makanan di gudang penyimpanan maka Anda bisa menyelamatkan petani.” Ucap anak buah Tuan Park yang lainya.

“Bagaimana jika epidemi menyerang di Ibukota? Istana seperti benteng Ibukota. Bagaimana kita bisa hilangkan epidemi tanpa obat?” kata Kim Seub dengan nada tinggi.

Tuan Park mulai berkomentar Setiap orang dalam posisi yang sama. Menurutnya Jika peduli tentang para petani maka Tuan Kim Seub saja memberikan yang dimilikinya. Kim Seub kaget mendengarnya, Tuan park pikir bahkan jika Cheol-in menghilang sepenuhnya maka tak akan mempengaruhi mereka.

“Mereka tahu petani memasuki Ibukota dibunuh maka mereka tak akan masuk Ibukota.” Tegas Tuan Park.

Ratu sedari tadi hanya diam saja mendengar adu mulut para menteri, lalu tiba-tiba seperti melihat Tuan Park dengan nada sinis bertanya “Kapan Anda akan mundur? Bukankah kau mengatakan padaku bahwa Hwarang adalah keberadaan Sam Mek Jong?”

Semua menteri menyuruhnya agar mundur dan turun dari tahta, bahkan Kim Seob juga ikut berteriak agar Ratu Ji So segera turun dari tahta. Ratu Ji So terlihat gelisah dirinya seperti berhalusinasi dan terlihat panik, Kim Seub menyadarkan ratu dengan menanyakan keadaanya.

“Kami bertanya apa harus mengirim utusan ke Goryeo.” Tanya Kim Seub, Ratu Ji So berusaha untuk tetap tenang diatas singasana.

“Seperti yang ku katakan sebelumnya jika mereka minta ampun atas kesalahan mereka dan bersumpah tak melakukannya lagi, tidak ada tawar-menawar.” Tegas Ratu, Semua menteri pun hanya diam.

***

Moo Myung duduk berjauhan dengan Maek Jong, lalu melirik mengingat ucapan sebelumnya “Ini perjuangan berharap Silla lebih baik. Perjuangan berharap rakyat Silla tak akan mati lagi karena aturan Silla. Perjuangan melindungi rakyat sehingga mereka tak menjadi pencuri lagi.”

Maek Jong sempat melirik sinis, Yeo Wool masuk memanggil Sun Woo dan Ji Dwi
Kalau Wi Hwa memanggilnya. Keduanya menatap binggung, Yeo Wool pikir jangan tanyakan alasan padanya, karena ia juga tidak tahu.

Keduanya akhirnya datang menghadap ketua Hwarang, Wi Hwa mengatakan kalau ia meminta mereka datang untuk mengajukan pertanyaan. Saat itu terdengar pintu diketuk, Ah Ro masuk dikagetkan dengan melihat Maek Jong dan Moo Myung sudah ada didalam.

Maek Jong seperti teringat saat melihat Ah Ro dan Maek Jong yang berciuman, lalu meminta Ah Ro agar datang padanya dan berjanji akan hidup sebagai rakyat biasa bukan Raja siapa pun. Ah Ro pikir Maek Jong mengunakan dirinya sebagai alasan untuk lari.

“Jika Anda melihat dalam mata seseorang yang menyerah. Anda tahu Yang Mulia kau pasti tahu tak pernah menyerah.” Kata Ah Ro.

Akhirnya Ah Ro berdiri disamping Moo Myung, Wi Hwa memberitahu kalau Ah Ro yang minta bantuan sebagai tabib di Rumah Hwarang. Tapi melakukan pekerjaan lain di luar. Lalu menyuruh Ah Ro untuk menceritakan sesuatu penting.

“Masalahnya obat sulit didapat. Wabah penyakit epidemi akan melanda Ibukota dan semua Silla. Epidemi telah melanda desa Makmang dan semua orang sekarat, tapi tak bisa berbuat apa-apa.” Cerita Ah Ro, Moo Myung yang mendengarnya menahan penuh amarah.

Hwarang : The Beginning (TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें