Dunia Prilly - 4

4.1K 276 7
                                    

Happy Reading...

__________

Semua karyawan yang ada di area lobby menatap iba kepada Prilly yang berdiri mematung dihadapan Direktur Utama.

"KAMU BISA JALAN TIDAK SIH?" Suara menggelegar Atasan mereka kembali membuat semuanya tersentak.

Prilly berusaha menahan gejolak dalam dirinya agar tidak tepancing emosinya. Andai pria ini tau bahwa dialah Pria pertama dalam hidup Prilly yang sudah membentaknya dan mempermalukannya di depan banyak orang.

"Maafkan saya pak." Ucap Prilly mencoba agar suaranya tidak bergetar karena amarah.

'Hanya karena masalah sepele marahnya sudah begini, mentang-mentang orang kaya'

"Apa kamu bisa mengganti jas saya yang terkena tumpahan kopi panas tadi?" Ali menatap tajam ke arah wanita itu.

"Sekali lagi--"ucapannya terpotong saat suara dingin sang Direktur terdengar.

"Siska." Panggil pria itu pada sekertarisnya tapi tetap memandang Prilly dengan tajam.

"I--iya pak?" Siska terlihat gugup karena suara Tuannya yang sangat dingin mampu membuat tubuhnya menggigil.

"Siapkan kemeja dan jas saya yang lain lalu bawa ke ruangan saya." Titahnya. Tatapannya tidak pernah lepas dari wanita yang ada di depannya, sedang menunduk walaupun Ali tau wanita itu sedang menahan emosinya. Hanya wanita itu yang bertahan jika berhadapan dengannya tanpa menggunakan embel-embel tangisan.

"Baik pak." Siska pergi menjauh untuk melaksanakan perintah sang Atasan.

"Dan kamu ke ruangan saya, se-ka-rang". Ali menekankan kata di akhir kalimatnya lalu berlalu dari hadapan Prilly memasuki lift khusus petinggi perusahaan.

Semua karwayan yang tadi melihat adegan drama tumpahan kopi mulai bubar dan kembali ke ruangan dan kubikelnya masing-masing.

Prilly mengangkat kepalanya menatap lift yang yang ditempati Ali dengan tajam, wanita itu menghembuskan napasnya, dasar pria sombong, seenaknya saja, batin Prilly kesal.

"Prilly kamu tidak papa?" Mira datang menghampiri Prilly, sahabatnya itu tidak berani mendekat apalagi membela Prilly dari kemarahan Atasannya.

"Nggak papa cuma shock aja masa begitu aja marah, dasar Pria sombong mentang-mentang dia kaya jadi seenaknya sendiri." Ucap Prilly menggebu-gebu sambil melangkahkan kakinya menuju Pantry untuk mengambil pel membersihkan kekacauan yang dibuatnya.

Mira berdecak saat mendengar perkataan Prilly, "Aku kira tadi kamu nangis." Ucapnya sambil terus mengikuti sahabatnya itu.

Prilly menghentikan langkahnya saat mendengar perkataan Mira, "Nangis? Masa cuma dimarahin gitu nangis? Enggaklah bukan aku banget." Jawab Prilly santai lalu kembali menyiapkan alat-alat kebersihan yang akan dipakainya bekerja.

Mira terus menatap Prilly yang berjalan kesana-kesini mengambil semua keperluannya mulai dari sapu, pel, kain lap dan sebagainya. "Siapa bilang kamu nggak nangis kalau begitu? Dulu aja pas kamu dimarahin sama bos pertama kamu terus dipecat kamu nangis kejer sampai ingusnya keluar-keluar." Ucap Mira tanpa mempedulikan pelototan sahabatnya itu.

"Kamu mau buka aib aku ya? Pakai bilang ingus-ingus lagi, jorok tau." Ucap Prilly lalu mengangkat peralatan kerjanya yang sudah disatukan dalam tempat biasanya.

"Eh kamu mau kemana?" Tanya Mira membuat Prilly memutar bola matanya. "Kerjalah, memang mau ngapain lagi?" Tanya Prilly.

Mbak Iis muncul dibalik pintu pantry dengan membawa sebuah cangkir membuat Prilly dan Mira melihat kearahnya. "Prilly kamu dipanggil sama Pak Ali ke ruangannya."

DUNIA PRILLY | [ Completed ]Where stories live. Discover now